Home / Ekonomi | ||||||
Pertumbuhan Ekonomi Riau Melambat 0,22 persen Jumat, 26/02/2016 | 19:32 | ||||||
Ekonomi. PEKANBARU - Periode triwulan IV 2015 perekonomian Riau menunjukkan tren melambat sebesar 0,22 persen. Pada 2014 perekonomian Riau mencapai 2,62 persen sementara Triwulan IV-2015 mencapai mencapai 4,45 persen. Meski mengalami perlambatan namun pertumbuhan perekonomian Riau masih positif. Hal ini didorong dengan sektor unggulan Riau seperti Migas, industri pengolahan dan pertanian yang bergerak dengan porsi sebesar 76,84 persen bagi pembentukan PDRB Riau Tahun 2015. Ini juga ditopang dengan melandainya kontraksi sektor migas di triwulan IV 2015. "Perlambatan pertumbuhan ekonomi Riau berdampak pula pada tingkat kesejahteraan dan ketenagakerjaan masyarakat Riau. Hal ini terlihat tingkat pengangguran terbuka Riau yang tercatat sebesar 7,83 persen pada 2015 dan menunjukkan trend meningkat," terang Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau Ismet Inono, pada ekspos Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV 2015 di Kantor BI Provinsi Riau, Kamis (25/2/2016). Lanjutnya, angka pengangguran tersebut lebih tinggi dibandingkan jumlah nasional yang hanya mencapai 6,18 persen. Dengan demikian Riau menjadi daerah kedua setelah Aceh untuk regional sumatera. Menurutnya, data tersebut juga akan lebih tampak dengan meningkatnya jumlah penduduk miskin yang mencapai 563 ribu jiwa atau 8,82 persen penduduk Riau. "Banyaknya masyarakat yang berdomisili di pedesaan khususnya di sektor perkebunan kelapa sawit menyebabkan dampak perlambatan ekonomi relatif lebih dirasakan oleh masyarakat di perdesaan," katanya. Ismet juga mengungkapkan pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2015 belum menunjukkan perbaikan signifikan, meski telah dilakukan stimulus fiskal dan relaksasi kebijakan makroprudensial. "Pertumbuhan ekspor saat masih tertahan akibat permintaan global yang masih lemah dan terus menurunnya harga komoditas andalan Riau. Ekspor pertambangan mengalami kontraksi, terutama akibat kontraksi ekspor bijih tembaga terkait dengan permasalahan penggunaan L/C dan izin perpanjangan ekspor," jelasnya. Meski begitu konsumsi swasta masih relatif stabil, di tengah indikasi adanya penurunan tabungan dan pendapatan yang dapat dibelanjakan. Perbaikan ekonomi domestik tercatat pada konsumsi pemerintah dan investasi bangunan, didorong oleh realisasi belanja pemerintah dan meningkatnya implementasi proyek infrastruktur pemerintah. "Untuk Ekspor manufaktur dan Ekspor pertanian juga melambat. Namun demikian, perlambatan ekspor pertanian masih dapat ditopang oleh ekspor rempah, kopi dan ikan," jelasnya. Penulis : Syahrul Editor : Yusni Fatimah
|
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |