Home / Otonomi | |||||||||
Tinjau Sekat Kanal di Pelalawan Pangdam: Kita harus Contoh RAPP Selasa, 23/02/2016 | 20:54 | |||||||||
Pangdam I/ BB, Mayjen TNI Lodewyk Pusung bersama Danrem 031/ WB, Brigjen TNI Nurendi didampingi Direktur PT. RAPP, Rudi Fajar meninjau dan membuat sekat kanal PELALAWAN- Pembangunan sekat kanal atau Canal Blocking di lahan gambut menjadi salah satu upaya utama untuk mencegah terjadinya kembali kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di propinsi Riau. Demikian terungkap dalam kunjungan Pangdam I/ Bukit Barisan, Mayjen TNI Lodewyk Pusung saat meninjau pembuatan sekat kanal di area PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Selasa (23/2/2016), di Pangkalan Kerinci, Pelalawan. Pangdam Lodewyk mengatakan pihaknya telah bekerjasama dengan RAPP dengan mengirimkan personil TNI dalam pelatihan pemadaman dan pencegahan karlahut bersama Fire Fighter RAPP. "Saya sangat tertarik dengan apa yang dilakukan RAPP, yang telah mulai membuat sekat kanal ini sejak tahun 2000. Untuk itu, saya perintahkan semua Kodim di Riau ini agar melaksanakan latihan bersama tim pemadam RAPP bagaimana agar kebakaran tidak terjadi lagi dan dapat dicegah," ujar Pangdam. Dikatakan Pangdam Lodewyk, selain sekat kanal pembuatan embung juga harus dikembangkan di berbagai tempat. Sebab, keberadaan embung air, selain sumber air pemadaman juga dapat dimanfaatkan untuk peternakan ikan dan cadangan air. "Embung ini sangat menarik, semakin banyak semakin bagus, RAPP punya 158 embung, ini luar biasa, saya berharap TNI dan masyarakat perlu mencontoh RAPP termasuk perusahaan-perusahaan lain yang beroperasi di Riau," imbuhnya. Direktur RAPP Rudi Fajar mengatakan pencegahan dilakukan sesuai ketentuan dan aturan yang diterapkan oleh pemerintah, seperti pembangunan sekat kanal. Pembangunan sekat kanal menggunakan metode bypass sisir dimana metode ini telah diteliti selama 10 tahun. "RAPP telah membangun 938 sekat kanal, khususnya di wilayah pesisir Riau, yaitu kabupaten yaitu Pelalawan, Kepulauan Riau dan Siak," ungkapnya. Selain pembangunan sekat kanal, pihak RAPP juga rutin melakukan patroli melalui darat dan udara. RAPP juga memfungsikan drone (helicopter cam) untuk berpatroli dan menemukan titik api. Tim pemadam RAPP bersama dengan TNI telah disiagakan untuk melakukan pemadaman, jika ditemukan titik api. Tim pemadam dilengkapi peralatan pemadaman yang lengkap, sesuai dengan aturan pemerintah. RAPP juga memberikan reward kepada desa yang nihil kebakaran hutan dan lahan. Hal ini juga merupakan salah satu langkah pencegahan. Tahun ini, RAPP memberikan penghargaan "Desa Bebas Api" untuk 20 desa di Riau, dengan rincian 12 desa Kabupaten Pelalawan, 3 desa Siak, 3 desa Kepulauan Meranti dan 2 desa pilihan. Subsidiari APRIL Group itu juga memberikan Rp100 juta kepada desa yang nihil kebakaran. Khusus untuk desa yang mengalami karhutla seluas 1 hektare, RAPP akan memberikan reward senilai Rp50 juta. Sementara itu, Pelasana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengataka Kondisi iklim di wilayah timur atau di pesisir Riau sudah memasuki musim kemarau, semenjak awal Februari silam. Akhir pekan lalu, dua titik kebakaran hutan dan lahan muncul di Kota Dumai. Namun, kebakaran itu dengan cepat di atasi. "Kebakaran hutan harus cepat di atasi. Tidak ada yang menginginkan bencana kabut asap seperti tahun lalu," katanya. Penulis: Andy Indrayanto Editor : Yusni Fatimah |
|||||||||
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |