Home / Huashan | |||||||||
Mengintip Kisah Cai Lun sang Penemu Kertas Jumat, 05/01/2018 | 13:40 | |||||||||
JAKARTA - Cai Lun (atau Ts’ai Lun) lahir dari keluarga kurang mampu, di Guiyang, Tiongkok, selama dinasti Han Timur pada 50 Masehi. Ia merupakan sosok yang cerdas dan ambisius. Ia dipercaya oleh kaisar He dari Han, dan menjabat sebagai klerus di istana saat usianya masih muda. Lun dikenal dengan kepribadiannya yang tenang, tidak mau mengambil risiko, tidak begitu ramah, dan sedikit aneh. Perjalanannya menemukan kertas mulai pada suatu hari, ketika kaisar memberinya setumpuk dokumen untuk ia proses di rumah, sejak ia menjabat sebagai kasim pengadilan. Dokumen-dokumen tersebut diukir dengan potongan bambu, yang diberikan kepada beberapa orang untuk dibawa dengan gerobak yang ditarik oleh kerbau. Dalam perjalanan, kerbau itu tergelincir dan jatuh di bawah roda, potongan-potongan bambu tersebut juga jatuh ke tanah. Sambil berusaha mendapatkan kerbau yang lain untuk membawa bambu, Lun berpikir bahwa potongan bambu itu terlalu berat dan sulit untuk digunakan. Selama berpikir, di perjalanan ia menemukan tangkai rami. Ia kemudian menatap serabut rami itu dan mendapat ide bahwa benda tersebut bisa berguna. Ia dengan hati-hati melepaskan satu demi satu serabutnya dan bertanya-tanya apakah benda tersebut bisa ditulis. Rami itu terlalu kasar dan longgar, lalu ia teringat dengan wol dari sisa-sisa kepompong sutra yang mungkin berguna. Lun kemudian mencari bantuan untuk eksperimennya. Para pelayan mengumpulkan kulit kayu, rami, kepompong sutra tua, jaring ikan, dan kain. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan halus lalu dimasak. Hasilnya, ditumbuk dengan campuran tepung dan dilarutkan dalam air sebelum ditambahkan jenis tepung lainnya. Ketika adonan itu diangkat dari air, ia terpisah menjadi beberapa lapisan kain. Setelah kering, mereka akhirnya menjadi lembaran kertas. Lun kemudian memperkenalkan potongan kertas yang telah ia buat ke kaisar. Sang kaisar sangat gembira dan mengeluarkan surat keputusan agar seluruh negara menggunakan bahan penulisan baru tersebut. Pada 105 Masehi, Cai Lun menemukan komposisi kertas beserta proses pembuatannya. Meskipun kini alat dan mesin pembuatannya telah berubah, mereka masih menggunakan teknik kuno lembaran serat yang tersuspensi dalam air yang dikeringkan hingga menjadi kertas tipis. Pada masanya, hingga saat ini, Cai Lun diakui oleh dunia sebagai seorang penemu kertas. Para ilmuwan merasa senang dan sangat menghargai penemuannya. Dalam buku The 100 – a Ranking of the Most Influential Persons in History oleh Michael H. Hart, Cai Lun menduduki peringkat ke tujuh sebagai tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah berkat penemuannya. Peringkatnya berada di atas Gutenberg, Einstein, Pasteur, Galileo, dan Aristoteles. Terlepas dari prestasinya, dilansir okezone, Cai Lun terlibat dalam persekongkolan kerajaan, ia membantu permaisuri menghadapi saingan percintaannya untuk menarik perhatian sang kaisar. Saat pergantian kekuasaan pada 121 Masehi, ia dipanggil untuk dihakimi atas perannya. Alih-alih muncul untuk penghakiman, Cai Lun mandi dan mengenakan jubah terbaiknya, kemudian meminum racun, mengakhiri kehidupan sebagai salah satu penemu terpenting dalam peradaban dunia. (*) |
|||||||||
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |