Home / Indragiri Hilir | ||||||
Warga Kuala Sebatu Tagih Komitmen PT SAGM dalam Penanganan Banjir Senin, 17/03/2025 | 14:59 ![]() ![]() ![]() ![]() | ||||||
![]() | ||||||
Kondisi lahan akibat luapan dari PT SAGM. (Foto: Ayendra) BATANG TUAKA – Masyarakat Desa Kuala Sebatu, Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), menagih komitmen PT Setia Agrindo Mandiri (SAGM) dalam penyelesaian masalah banjir yang merendam lahan dan kebun mereka. Banjir besar yang kembali melanda Desa Kuala Sebatu meresahkan para petani, karena luapan air diduga berasal dari kanal milik PT SAGM. Akibatnya, masyarakat kesulitan bercocok tanam dan mengalami kerugian. Masalah ini telah berlarut-larut, meskipun masyarakat dan pihak perusahaan telah menyepakati sejumlah langkah penanggulangan banjir dalam pertemuan yang dimediasi oleh Pemerintah Kabupaten Inhil pada 2022 lalu. Dalam kesepakatan tersebut, PT SAGM berkomitmen untuk berkontribusi dalam penanganan banjir, termasuk membangun kanal gajah guna mengendalikan luapan air. Namun, hingga kini, banjir masih terus terjadi di Desa Kuala Sebatu. Dalam kesepakatan tersebut, PT SAGM berkomitmen untuk berkontribusi dalam penanganan banjir, termasuk membangun kanal gajah guna mengendalikan luapan air. Namun, hingga kini, banjir masih terus terjadi di Desa Kuala Sebatu. Sebagai respons atas kondisi tersebut, Pemerintah Desa Kuala Sebatu menggelar musyawarah bersama masyarakat pada Jumat (14/3/2025) di Aula Kantor Desa. Dalam musyawarah ini, masyarakat menyepakati agar PT SAGM memberikan bantuan bibit kepada petani sebagai bentuk kompensasi atas kerugian yang dialami. Selain itu, warga juga mendesak DPRD Inhil untuk mempertanyakan kembali komitmen perusahaan dalam penanganan banjir. Mereka juga berinisiatif melakukan gotong royong massal dengan melibatkan RT, RW, dan dusun untuk membersihkan anak parit serta batas wilayah. Kepala Desa Kuala Sebatu, Ns. Budi Wibowo menyatakan bahwa musyawarah ini bertujuan mencari solusi jangka pendek dan panjang guna menangani banjir yang berulang kali merugikan petani. "Perwakilan desa-desa tetangga yang diundang tidak hadir. Mungkin mereka merasa hanya Desa Kuala Sebatu yang terdampak, tetapi kami tetap akan berkoordinasi dengan mereka serta Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir," ujar Budi Wibowo. Menurutnya, selain curah hujan tinggi dan sungai yang semakin dangkal, aliran air dari kanal PT SAGM menjadi penyebab utama banjir yang mengancam sekitar 1.200 hektare lahan pertanian. "Hasil pertanian masyarakat tidak bisa dijual ke pasar maupun pabrik karena jalanan tergenang air. Semoga hasil musyawarah ini dapat segera direalisasikan agar masyarakat tidak terus-menerus mengalami kerugian akibat banjir," pungkasnya. Penulis : Ayendra |
||||||
![]() ![]() |

HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2025. All Rights Reserved |