Home / Pekanbaru | |||||||||
14 Anak Magang di UPT Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Daksa Diduga Keracunan Makanan Sabtu, 22/02/2025 | 16:54 | |||||||||
![]() | |||||||||
Belasan anak magang di UPT Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Daksa diduga keracunan makanan (foto/int) PEKANBARU - Sebanyak 14 orang anak magang yang mengikuti pelatihan di UPT Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Daksa, Dinas Sosial Provinsi Riau, diduga mengalami keracunan makanan pada Jumat (21/2/2025) siang. Satu korban, Adinda Rossi (20), kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Petala Bumi, Pekanbaru. Peristiwa ini bermula ketika sejumlah penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan mulai mengeluhkan gejala seperti masuk angin dan muntah-muntah. Kejadian ini awalnya dianggap sebagai masalah kesehatan ringan. Namun, jumlah penyandang disabilitas yang merasakan gejala serupa terus meningkat, hingga mencapai 14 orang. Kejadian ini terjadi di kantor PT Disabilitas Nusantara, yang terletak di kawasan belakang Lancang Kuning, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru. Mono, salah satu orang tua korban, mengungkapkan bahwa gejala yang pertama kali muncul pada siang hari adalah muntah-muntah, yang awalnya dianggap sebagai gejala masuk angin. "Kami kira karena masuk angin," ujar Mono, Sabtu (22/2/2025). Namun, kondisi korban semakin memburuk pada malam hari, dan gejala muntah-muntah yang dialami meningkat hingga melibatkan 14 orang. "Kami curiga penyebabnya adalah makanan yang dikonsumsi," tambah Mono. Saat ini, pihak PT Disabilitas Nusantara sedang melakukan observasi terkait kejadian ini, sementara rumah sakit masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel muntah para pasien untuk memastikan penyebab pasti keracunan tersebut. Sementara itu, Kabag Tata Usaha RS Petala Bumi, Raja Jeihan Zhaputa, menjelaskan bahwa hanya satu orang korban yang masih dirawat inap di rumah sakit. "Satu orang masih dirawat inap, Adinda Rossi, yang berusia 19 tahun," kata Jeihan. Menurut Jeihan, pihak rumah sakit belum dapat memberikan kesimpulan pasti mengenai penyebab keracunan karena hasil tes laboratorium terhadap sampel muntah masih belum keluar. "Gejala yang dialami para pasien serupa, yaitu muntah-muntah pada waktu yang bersamaan, sehingga dugaan keracunan makanan masih menjadi kemungkinan utama," ujarnya. Sebagai informasi, 13 orang lainnya yang mengalami gejala serupa telah diperbolehkan untuk pulang setelah mendapatkan perawatan awal di rumah sakit. Hingga saat ini, pihak terkait masih mendalami lebih lanjut mengenai penyebab pasti kejadian tersebut, dan rumah sakit akan mengumumkan hasil laboratorium yang diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai kejadian keracunan ini. |
|||||||||
![]() ![]() |

HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2025. All Rights Reserved |