Home / Traveling | ||||||
Candi Muara Takus, Jejak Peradaban Agama Buddha yang ada di Kabupaten Kampar, Riau Minggu, 09/02/2025 | 14:03 | ||||||
![]() | ||||||
Candi Muara Takus yang terletak di Kabupaten Kampar, Riau. (Foto: Sri Wahyuni) PEKANBARU - Kabupaten Kampar, dengan luas wilayah 11.289,28 km² atau 12,26% dari luas Provinsi Riau, menyimpan kekayaan alam dan budaya yang unik Salah satu bukti sejarah yang menarik untuk dikunjungi adalah Candi Muara Takus, yang terletak sekitar 135 kilometer dari Kota Pekanbaru. Candi Muara Takus menjadi saksi bisu perkembangan agama Buddha di wilayah ini pada abad ke-4 hingga abad ke-11, pada masa keemasan Kerajaan Sriwijaya. Situs budaya ini dikelilingi oleh tembok berukuran 74 x 74 meter yang terbuat dari batu putih dengan tinggi sekitar 80 cm. Di luar areal tembok batu putih terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer, mengelilingi kompleks ini sampai ke pinggir Sungai Kampar Kanan. Pada tahun 2009, Candi Muara Takus bahkan dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Di dalam kompleks candi ini terdapat beberapa bangunan, yaitu Candi Sulung/Tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa, dan Palangka. Candi Mahligai menghadap ke selatan dengan 28 sisi di sekitar bangunan utamanya. Bangunan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu atap, badan, dan kaki. Candi Tua berbentuk lingkaran dan dibangun menggunakan batu pasir dan batu bata cetakan. Candi Bungsu terletak di sisi timur Candi Mahligai. Bangunan ini terbuat dari batu bata merah dan memiliki bentuk yang mirip dengan Candi Tua, namun bagian atasnya berbentuk persegi. Di bagian timur candi terdapat beberapa stupa berukuran kecil. Candi Palangka seluruhnya terbuat dari batu bata dan menghadap ke arah utara. Banyak informasi yang menyebutkan bahwa bagian ini dulunya diperkirakan digunakan sebagai altar atau tempat spiritual umat Buddha. Keberadaan Candi Muara Takus sebagai situs peninggalan sejarah memiliki nilai yang sangat penting bagi masyarakat Riau. Candi ini juga menjadi simbol kebinekaan budaya yang pernah ada di Nusantara. Kawasan Candi Muara Takus sangat cocok bagi wisatawan yang ingin belajar tentang sejarah dan jejak peradaban agama Buddha di Sumatera. Selain menikmati keindahan bangunan candi, pengunjung juga dapat menikmati pemandangan alam yang asri dengan pepohonan rimbun di sekitarnya. Harga tiket masuk ke Candi Muara Takus cukup terjangkau, yaitu antara Rp5 ribu hingga Rp15 ribu per orang, sudah termasuk biaya parkir. Jam operasionalnya adalah setiap hari dari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB. "Kami menilai tempat ini menawarkan banyak daya tarik, terutama hal-hal yang terkait sejarah. Saya bisa mengenalkan anak saya bagaimana tentang peradaban zaman dulu. Selain itu, candi tersebut juga dapat menjadi spot-spot foto menarik yang bisa kita upload ke media sosial," katanya. Penulis: Sri Wahyuni |
||||||
![]() ![]() |
![](https://halloriau.com/iklan/telkomsel05012025.gif)
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2025. All Rights Reserved |