Home / Pekanbaru | ||||||
IOM dan Pemko Sepakat Ratusan Pengungsi Rohingya Pindah ke Palas Pekanbaru, Hunian Dibuat Lebih Bagus Minggu, 12/01/2025 | 17:35 | ||||||
Saat ini pengungsi Rohingya di Pekanbaru hidup di bawah tenda terpal (foto/dini) PEKANBARU – Pemerintah Kota Pekanbaru bekerja sama dengan International Organization for Migration (IOM) memutuskan untuk memindahkan pengungsi Rohingya ke lokasi baru di wilayah Palas. Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru, Roni Rakhmat, menjelaskan bahwa pemindahan ini dilakukan untuk memberikan tempat yang lebih layak bagi para pengungsi. Sekaligus mengurangi dampak sosial di wilayah perkotaan. Dirinya mengungkapkan lokasi baru ini telah dipilih setelah melalui berbagai pertimbangan. "Kita diminta mencari lokasi yang cocok, di Pekanbaru, kami menemukan lokasi di daerah Palas yang memenuhi kriteria, di daerah situ ada Puskesmas, ada tempat warung-warung belanja juga, sehingga tidak terlalu jauh. Jadi sumber kehidupan juga ada, dan itu sangat luas tanahnya, sekitar empat hingga enam hektare," ujar Roni pada Minggu (12/1/2025). Ia juga menambahkan bahwa lokasi tersebut dipilih karena jauh dari pusat kota, sehingga tidak menimbulkan gangguan yang berarti bagi masyarakat setempat. "Lokasinya jauh dari kota, dan sudah kita tawari ke IOM, mereka setuju dan akan berunding dengan pemilik tanah. Jadi setelah terjadi pembayaran sewa-menyewa nantinya, itu akan dibuat pemukiman yang standar oleh IOM tadi," ungkapnya. Rencananya, lahan tersebut akan disewa dan dikembangkan oleh IOM menjadi pemukiman standar bagi para pengungsi. "Pemukiman itu nantinya tidak berupa tenda-tenda biru, tetapi akan dibuat standar seperti negara-negara lain. Akan ada fasilitas WC, tempat pembuangan sampah, dan lain-lain," tambahnya. Roni juga mengakui bahwa keberadaan pengungsi Rohingya di Pekanbaru telah menimbulkan beberapa keluhan dari masyarakat, terutama terkait kebersihan dan sanitasi. "Memang dampaknya cukup luas. Masyarakat terganggu, apalagi soal pembuangan kotoran yang selama ini belum terkelola dengan baik," jelasnya. Meski demikian, Roni menegaskan bahwa keputusan ini tetap mempertimbangkan aspek kemanusiaan. "Pekanbaru memang menjadi tempat pelarian pengungsi. Satu sisi kita harus memikirkan kemanusiaan, tetapi di sisi lain kita juga harus menjaga kenyamanan masyarakat," tutupnya. Penulis: Dini |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2025. All Rights Reserved |