Home / Pekanbaru | ||||||
Kabar Sepekan Amburadulnya Angkutan Sampah Halte Bus TMP Disulap jadi TPS Hingga Indikasi 'Main Kotor' Lelang Sampah di Pekanbaru Minggu, 05/01/2025 | 11:29 | ||||||
Tumpukan sampah meluber hingga ke badan jalan di Jalan Singgalang Pekanbaru karena sudah berhari-hari tak diangkut operator sampah pemenang lelang.(foto: dok/halloriau.com) PEKANBARU - Penangan sampah di Kota Pekanbaru beberapa hari terakhir menjadi sorotan seluruh masyarakat, terlebih lagi pihak swasta pemenang tender angkutan sampah tahun 2025 ini memiliki track record cukup buruk. PT Ella Pratama Perkasa (EPP) merupakan pemain lama dalam pengangkutan sampah di Kota Pekanbaru. Mereka sempat menjadi operator angkutan sampah pada tahun 2022 dan 2023. Kinerja operator tersebut juga sempat mendapat catatan pada tahun 2023 silam. Ada tumpukan sampah di sejumlah lokasi pada Oktober 2023 silam. Mirisnya, dalam lelang yang dibuka DLHK Pekanbaru untuk tahun 2025 ini, perusahan itu kembali memenangkan tender angkutan sampah di Kota Pekanbaru. Hal ini pun memunculkan indikasi adanya permainan 'kotor' dalam proses lelang angkutan sampah yang dibuka DLHK Pekanbaru ini. Sejak awal kontrak kerja ditandatangani pada 1 Januari 2025 hingga saat ini, pengangkutan sampah kembali amburadul di seluruh wilayah Pekanbaru, baik itu Tempat Penampungan Sementara (TPS) legal maupun ilegal dipenuhi sampah yang menggunung. Tak hanya itu, akibat buruknya proses pengangkutan, salah sau halte bus TMP Tobek Godang di Jalan HR Soebrantas berubah menjadi tempah penampungan sampah. Berikut halloriau.com rangkum, kabar sepekan terakhir seputar amburadulnya pengangkutan sampah Kota Pekanbaru di awal tahun 2025: 1. Komisi IV DPRD Panggil DLHK Terkait Pemenang Lelang Sampah Pekanbaru 2025 Kabar PT Ela Pratama Prakasa (EPP) dikabarkan menjadi pemenang lelang angkutan sampah Kota Pekanbaru tahun 2025 menjadi sorotan Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru. Komisi yang bermitra dengan DLHK Kota Pekanbaru ini mempertanyakan terkait informasi dan kebenaran yang beredar beberapa hari ini, terkait perusahaan yang ditunjuk untuk mengelola sampah tahun 2025 mendatang. Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru Roni Amriel mempertanyakan mekanisme penunjukan itu yang dinilainya terkesan dipaksakan. "Sampai sekarang kami Komisi IV belum tahu tentang pemenang tender pengangkutan sampah ini, zona mana saja yang dikontrakkan. Apakah sudah melalui mekanisme Perpres pengadaan barang dan jasa atau tidak," ungkap Roni Amriel, Senin (30/12/2024). 2. Warga Keluhkan Sampah Numpuk di Sepanjang Jalan Nangka Pekanbaru Sepanjang ruas Jalan tuanku Tambusai/Nangka saat ini dipenuhi tumpukan sampah yang semakin menggunung. Warga setempat mengeluhkan truk pengangkut sampah yang tak kunjung datang. Tumpukan sampah yang mulanya hanya satu dua kantong sampah selang beberapa hari menjadi TPS ilegal pengendara di depan ruko-ruko di Jalan Nangka. "Sudah beberapa hari ini sampah menumpuk di lingkungan kami. Kami sangat berharap ada pengangkutan segera, ini saja sudah menimbulkan bau dan semakin banyak," keluh Riska, seorang Karyawan toko ritel, Selasa (31/12/2024). Pantauan halloriau menunjukkan hampir seluruh Pekanbaru menjadi TPS dadakan masyarakat. Terlihat dari trotoar Jalan Jenderal Sudirman hingga jalan nangka dipenuhi sampah yang melimpah. Sementara tong-tong sampah yang tersedia tidak mampu menampung limbah tersebut. Halte bus TMP di Tobek Godang berubah jadi TPS sampah ilegal. 3. Sampah Menumpuk di Pekanbaru, Kinerja EPP Pernah Jadi Sorotan Pascaperayaan malam tahun baru 2025, tumpukan sampak terlihat masih menumpuk di sejumlah lokasi. Tumpukan sampah itu terlihat karena belum kunjung terangkut. Kondisi sampah yang menumpuk tentu jadi catatan tersendiri. Padahal sudah ada operator angkutan sampah yang jadi rekanan pemerintah kota tahun ini yaitu PT EPP. Mereka sempat menjadi operator angkutan sampah pada tahun 2022 dan 2023. Kinerja operator tersebut juga sempat mendapat catatan pada tahun 2023 silam. Ada tumpukan sampah di sejumlah lokasi pada Oktober 2023 silam. Kondisi ini karena PT EPP memiliki keterbatasan armada sehingga banyak sampah tidak terangkut sesuai jadwal. Catatan kinerja ini yang membuat PT EPP tidak terpilih lagi untuk mengangkut sampah pada 2024, digantikan PT Bina Riau Sejahtera (BRS). Kontraknya berakhir pada penhujung tahun kemarin. 4. Sampah Numpuk Awal Tahun, Kinerja PT EPP Disorot Komisi IV DPRD Pekanbaru Ketua Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru, Rois menyatakan, performa PT EPP di awal tahun dianggap tak maksimal. Buktinya bisa terlihat dari tumpukan sampah yang saat ini terjadi disejumlah titik di Pekanbaru, khususnya yang bukan jalan protokol. Padahal menurut Rois, PT EPP sudah bisa langsung tancap terhitung masa kontrak kerja yang sudah ditetapkan 1 Januari 2025 hingga 2 Juni 2025 mendatang (enam bulan kerja). "Kita sudah wanti-wanti dari awal soal sampah ini dan benar soal sampah diawal tahun ini banyak dikeluhkan masyarakat. Itu sebabnya kenapa dari awal kami dari komisi IV memang tidak setuju dilakukan swastanisasi sampah ini. Namun karena ada alasan tertentu dan sekarang sudah berjalan ya sudah tinggal bagaimana dimaksimalkan kerja mereka dilapangan," ungkap Rois, Kamis (2/1/2025). 5. Pekanbaru 'Kota Sampah', Halte Transmetro Jadi TPS Kota Pekanbaru menyambut awal tahun 2025 dengan pengelolaan angkutan sampah yang buruk. Meski pihak ketiga pemenang lelang sudah ditentukan, masih belum menunjukkan kinerja yang optimal. Pantauan halloriau.com, salah satu halte bus TMP di Jalan HR Soebrantas, Tabek Gadang, Kota Pekanbaru dipenuhi tumbukan sampah akibat tidak maksimalnya angkutan sampah. Tak hanya di sana, tumpukan sampah juga terlihat di Jalan Singgalang, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, sampai meluber ke badan jalan dan aroma tak sedap membuat masyarakat sekitar tak nyaman. Sampah menumpuk di Jalan Tuanku Tambusai (Nangka) Pekanbaru. 6. DPRD Soroti Indikasi 'Main Kotor' dalam Lelang Sampah Pemko Pekanbaru Buruknya pengangkutan sampah mendapat respon keras dari Sekretaris Komisi IV DPRD Pekanbaru, Ronie Amriel MH. "Ini akibat penanganan di masa transisi yang tidak tepat. Seharusnya tidak ada sampah yang menumpuk jika jauh-jauh hari sudah menjadi atensi khusus bagaimana penanganan sampah agar lebih maksimal di awal masa kerja," ungkap Roni Amriel. Legislatif juga sudah menyarankan agar pengangkutan sampah ini diperpanjang, namun tetap dipaksa untuk ditenderkan kepada pihak ketiga. Ini pun menimbulkan kecurigaan lantaran nilai kontrak tersebut cukup fantastis. "Kita sudah sarankan agar pengangkutan sampah diperpanjang aja dulu, kan ada ruang adendum tapi tetap dipaksakan juga ditender," ujarnya. Roni juga tidak menampik adanya indikasi permainan atas penunjukan PT EPP yang jelas-jelas selama ini tidak maksimal dalam penanganan sampah di Kota Pekanbaru selama ini. "Ya bisa jadi (indikasi permainan) dan terkesan dipaksakan," ujarnya lagi. 7. Sampah Masih Menumpuk di Pekanbaru, Pengamat: Proses Lelang Ada yang Tak Beres Pengamat Tata Kota, Mardianto Manan, turut memberikan pandangan kritis terkait kondisi ini. Ia menyoroti proses tender pengelolaan sampah yang dimenangkan PT EPP, perusahaan yang sebelumnya pernah gagal menangani persoalan sampah di Pekanbaru. "Diduga ada yang tidak beres dari proses lelangnya. Kok bisa menang? Perlu dicek kembali, karena aturan tender itu jelas. Yang terbaik dari beberapa sisi seharusnya menjadi pemenang," ujar Mardianto, Sabtu (4/1/2025).(*) |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2025. All Rights Reserved |