Home / Meranti | ||||||
Telaga Air Merah Disulap dari Waduk PDAM Menjadi Destinasi Wisata Favorit, Dikunjungi 7.000 Orang Saat Libur Nataru Kamis, 02/01/2025 | 21:06 | ||||||
Suasana di Telaga Air Merah yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal SELATPANJANG - Telaga Air Merah yang terletak di Dusun Tanah Merah, Desa Tanjung, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, menjadi magnet bagi wisatawan domestik saat libur Natal 2024 dan tahun baru 2025 (Nataru). Tempat ini ramai dikunjungi oleh masyarakat yang ingin menikmati suasana santai bersama keluarga maupun kerabat. Sebagai destinasi wisata baru, Telaga Air Merah menawarkan pesona alam yang asri dan udara segar yang cocok untuk melepas penat dari rutinitas harian. Dikelilingi oleh pepohonan rindang, telaga ini menjadi tempat yang sempurna untuk bersantai di bawah naungan alam. Bagi anak muda, Telaga Air Merah juga menjadi pilihan favorit untuk berburu foto menarik dengan latar belakang pemandangan danau yang indah yang akan memenuhi laman media sosial mereka. Tak hanya itu, telaga ini menawarkan beragam wahana rekreasi, seperti sepeda air dan sampan, yang memungkinkan pengunjung menikmati pengalaman seru mengelilingi danau. "Pemandangannya sangat indah, dan suasananya nyaman untuk menghabiskan waktu bersama keluarga," kata Tika, salah seorang pengunjung. Wisata Telaga Air Merah membuktikan bahwa Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata unggulan. Dengan fasilitas yang terus dikembangkan, tempat ini tidak hanya menjadi lokasi rekreasi, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi masyarakat setempat. Telaga Air Merah yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan ini berjarak sekitar 17 kilometer dari pusat Kota Selatpanjang, ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti, dengan waktu tempuh sekitar 45 menit menggunakan kendaraan bermotor. Uniknya, Telaga Air Merah awalnya bukanlah tempat wisata. Kawasan ini dulunya merupakan waduk sebagai sumber air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) saat Kepulauan Meranti masih menjadi bagian dari Kabupaten Bengkalis. Setelah tidak lagi dimanfaatkan untuk penyediaan air, lokasi tersebut mulai dialihfungsikan menjadi kawasan rekreasi dan disulap sebagai tempat wisata yang eksotik. Kini, Telaga Air Merah dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tanjung Mandiri melalui sistem pinjam pakai dari Pemerintah Daerah Kepulauan Meranti. Transformasi ini menjadikannya salah satu destinasi wisata favorit di kabupaten tersebut. Ketua BUMDes Tanjung Mandiri, Desa Tanjung, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Selamat Riyadi yang mengelola tempat tersebut mengungkapkan bahwa momentum libur akhir tahun dan tahun baru membawa lonjakan signifikan pada jumlah pengunjung destinasi wisata Telaga Air Merah. Dibandingkan hari biasa, jumlah pengunjung meningkat hingga 100 persen. "Pengunjung yang datang mencapai ribuan orang, bahkan arus lalu lintas sempat tersendat karena ramainya antusiasme wisatawan," ujar Selamat Riyadi. Dikatakan Selamat Riyadi, pada hari biasa pengelola hanya membuka tempat tersebut pada akhir pekan yakni hari Sabtu dan Minggu. Selama masa liburan, mulai 21 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025, destinasi ini dibuka setiap hari dari pagi hingga sore. Pengelola mencatat lebih dari 7.000 pengunjung dalam periode tersebut, berdasarkan akumulasi penjualan tiket masuk yang dihargai Rp 5.000. Selain tiket masuk, pengelola juga menyediakan wahana seperti sepeda air seharga Rp 15.000 dan sampan seharga Rp 10.000 untuk 10 menit permainan. Meski menyediakan wahana berbayar, fasilitas seperti gazebo dan spot foto diberikan secara gratis, sehingga menarik lebih banyak pengunjung, termasuk keluarga dan kelompok besar. Keberadaan Telaga Air Merah juga memberikan manfaat ekonomi langsung kepada warga lokal. Banyak dari mereka memanfaatkan momen ini untuk berjualan makanan dan minuman, serta menyewakan tikar bagi pengunjung yang ingin bersantai di sekitar telaga. "Selain memberikan hiburan bagi pengunjung, wisata ini juga membantu ekonomi masyarakat sekitar. Ini menjadi semangat kami untuk terus mengembangkan destinasi ini," tambahnya. Sejak dibuka empat tahun lalu, Telaga Air Merah terus mengalami perkembangan signifikan. Respon positif dari pengunjung mendorong pengelola untuk berinovasi, baik melalui promosi maupun peningkatan layanan. Selamat Riyadi menyampaikan harapannya agar Telaga Air Merah dapat menjadi destinasi andalan di Kepulauan Meranti. Ia juga mengingatkan pengelola untuk tetap konsisten dan semangat meski sempat menghadapi tantangan besar, seperti pandemi COVID-19 pada masa awal pembukaan. "Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan fasilitas dan pelayanan, sehingga wisatawan merasa puas dan destinasi ini menjadi kebanggaan daerah," tukasnya. Ketua BUMDes Tanjung Mandiri itu berharap para pengunjung Telaga Air Merah tetap mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pengelola demi kenyamanan dan keselamatan bersama. "Pengunjung kami harapkan mengikuti aturan, seperti memakai life jacket saat naik sampan, tidak membawa muatan berlebih, dan menjaga kebersihan agar semua pengunjung merasa nyaman," ungkapnya. Selamat mengakui, meski Telaga Air Merah terus menarik ribuan wisatawan, fasilitas yang ada saat ini dirasa belum maksimal. Hal ini disebabkan keterbatasan anggaran pembangunan yang bersumber dari dana desa melalui penyertaan modal ke BUMDes. "Kedepannya kami berusaha menambah wahana permainan lain agar pengunjung tidak merasa bosan. Ini juga untuk menarik lebih banyak wisatawan dan memberikan dampak ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat," jelasnya. Telaga Air Merah merupakan aset Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti yang dikelola pihak desa melalui sistem pinjam pakai. Lokasi tersebut dulunya merupakan embung PDAM pada masa Kabupaten Bengkalis, namun tidak lagi digunakan dan kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat desa sebagai destinasi wisata. Selamat berharap agar pemerintah daerah mendorong pengembangan Telaga Air Merah sebagai ikon wisata Kabupaten Kepulauan Meranti. "Daripada lahan ini tidak dimanfaatkan, kami kelola sebagai destinasi wisata. Namun, kami meminta agar pemerintah daerah mendukung dan menjadikan lokasi ini sebagai ikon wisata Meranti, mengingat pengelolaannya semakin baik dari waktu ke waktu," ucapnya lagi. Melalui pengelolaan Telaga Air Merah, usaha transportasi, dan perdagangan lainnya, BUMDes Tanjung Mandiri mampu memberikan kontribusi signifikan bagi Pendapatan Asli Desa (PAD). Pada tahun 2023 lalu, BUMDes menyumbangkan Rp 21 juta untuk PAD dan Rp 10 juta untuk bantuan sosial kemasyarakatan. Tahun ini, Selamat optimis hasil yang diperoleh akan lebih besar. Dengan porsi pembagian keuntungan 50 persen untuk pengelola, 15 persen untuk operasional, dan 35 persen untuk PAD, diperkirakan BUMDes akan menyumbangkan keuntungan hingga Rp 50 juta pada tahun 2024. "Telaga Air Merah tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Kami berharap dengan dukungan pemerintah, destinasi ini bisa berkembang lebih baik dan menjadi kebanggaan Kepulauan Meranti,” pungkasnya. Penulis : Ali Imroen |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2025. All Rights Reserved |