Home / Meranti | ||||||
Isak Tangis Warnai Pemakaman Korban Pembunuhan di Selatpanjang, Ayah dan Suami Hadir dengan Tangan Terborgol Selasa, 10/12/2024 | 22:25 | ||||||
Tangis suaminya pecah di hadapan jenazah
sang pujaan hatinya untuk terakhir kalinya, membuat suasana semakin pilu SELATPANJANG - Setelah dilakukan Otopsi, jenazah Wiji Imelda (20) korban pembunuhan di Selatpanjang dimakamkan, pemakaman itu berlangsung penuh haru pada Selasa (10/12/2024) sore. Jenazah wanita muda yang ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka di leher di kos-kosan Asrama SKKK, Jalan Kartini, Gang Buntu, Kelurahan Selatpanjang Selatan, dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sri Bijuangsa II di Jalan Utama, Kelurahan Selatpanjang Kota, Senin (9/12/2024) pagi. Prosesi pemakaman itu dihadiri banyak pelayat yang tidak mampu menahan isak tangis. Mereka berkumpul di pemakaman untuk melepas korban ke peristirahatannya yang terakhir. Matahari sore seolah menjadi saksi bisu ketika peti jenazah Wiji perlahan-lahan dimasukkan ke liang lahat. Isak tangis keluarga kerabat menggema dan wajah muram para pelayat menggambarkan duka mendalam atas kepergian korban yang begitu tragis. Pemakaman itu juga menyuguhkan pemandangan yang menyentuh hati. Suasana semakin haru ketika suami korban, yang juga dalam tahanan dan ditahan di tempat yang sama dengan mertuanya, hadir di lokasi dengan pengawalan petugas. Mengenakan pakaian serba hitam dan tangan diborgol, ia tampak terpukul. Setelah borgol dilepaskan sementara, ia mendekati keranda istrinya untuk memberikan penghormatan terakhir. Tangisnya pecah di hadapan jenazah sang pujaan hatinya untuk terakhir kalinya, membuat suasana semakin pilu. Prosesi pemakaman dikawal ketat oleh pihak kepolisian yang bersenjata lengkap. Pengawalan ini dilakukan untuk memastikan keamanan selama acara berlangsung, mengingat adanya dua tahanan yang dihadirkan. Kehadiran ayah dan suami korban di pemakaman ini memberikan nuansa duka yang begitu mendalam. Mereka, meski tengah menjalani hukuman, diberi kesempatan untuk melepas kepergian orang yang mereka kasihi. Liang lahat yang sudah siap menampung peristirahatan terakhir Wiji Imelda kini mulai diuruk. Satu per satu tanah menutupi peti jenazahnya, diiringi lantunan doa yang memenuhi udara sore itu. Tangis para pelayat masih terdengar, terutama dari suami almarhumah yang terus menyeka air mata. Saat prosesi tabur bunga, ia tak mampu menahan diri, tangisannya kian pecah hingga membuat suasana semakin pilu. Namun, di balik duka mendalam sang suami, ada sosok kecil yang justru menjadi simbol kegetiran lain dari tragedi ini, anak balita mereka. Bocah mungil itu, yang belum memahami apa yang terjadi, hanya memandangi keramaian tanpa sadar bahwa ia telah kehilangan kedua orang tuanya. Bagi bocah tersebut, kepergian sang ibu dan absennya ayah karena masalah hukum adalah kehilangan yang terlalu dini. Ia kini harus menjalani hidup tanpa kasih sayang langsung dari kedua orang tuanya, sebuah nasib yang menyentuh hati siapa pun yang hadir di pemakaman. Prosesi pemakaman ini bukan hanya menjadi momen perpisahan untuk almarhumah, tetapi juga sebuah pengingat akan dampak yang begitu luas dari tragedi yang terjadi. Kehilangan ini bukan hanya dirasakan oleh keluarga, tetapi juga oleh masyarakat Selatpanjang yang menyaksikan kepedihan hidup sang balita. Tangis yang menggema di pemakaman seolah menjadi suara hati para pelayat, yang mendoakan agar bocah kecil ini tetap dikuatkan dan mendapatkan kasih sayang pengganti dari orang-orang di sekitarnya. Kasus pembunuhan Wiji Imelda telah menjadi sorotan besar di Selatpanjang dan sekitarnya. Peristiwa tewasnya wanita muda ini dengan luka gorok di leher ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat. Sebelumnya, pembunuhan terhadap Wiji Imelda berhasil diungkap polisi. Dimana pelaku yang diketahui sebagai petugas koperasi simpan pinjam keliling itu berhasil ditangkap aparat lepolisian gabungan Dari Polres Kepulauan Meranti dan Polsek Tebingtinggi. Penangkapan terhadap pelaku bernama Saat ditangkap, terduga pelaku Pembunuhan terhadap Wanita yang digorok lehernya itu tidak melawan. Namun saat ditangkap ia sempat tidak mengaku, namun saat dilakukan penggeledahan dia tidak bisa berkilah lagi, dimana handphone milik korban ada disimpan dalam kamarnya. Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Kurnia Setiyawan SIk MH melalui Kapolsek Tebingtinggi Iptu Daniel Bakara kepada wartawan membenarkan jika terduga pelaku sudah diamankan dan sudah dibawa ke Mapolres Kepulauan Meranti. "Iya benar sudah ditangkap, terduga pelaku pembunuhan ditangkap di tempat tinggal nya di sebuah rumah di jalan Manggis, Kelurahan Selatpanjang Kota," kata Bakara. "Ketika ditangkap terduga pelaku awalnya tidak melawan dan tidak mengaku perbuatan nya, dan kami melakukan penggeledahan dikamar terduga pelaku dan menemukan Handphone milik korban dan juga ada luka goresan di tubuh terduga pelaku," jelasnya . Bakara mengatakan, penganiayaan tersebut berawal dari pelaku yang melakukan booking terhadap korban melalui aplikasi hijau. Setelah berkomunikasi melalui aplikasi kencan itu sempat terjadi tawar menawar antara pelaku dan korban. Setelah ada kesepakatan harga diantara keduanya lewat pesan chat aplikasi tersebut, pelaku pun kemudian mengirimkan sejumlah uang kepada korban. Namun harapan pelaku yang ingin dilayani layaknya suami istri oleh wanita tersebut pupus, mengingat perempuan itu tidak datang di suatu tempat yang telah dijanjikan. Merasa dipermainkan, pelaku murka kemudian kembali memesan korban dengan aplikasi yang sama namun dengan nomor dan profil yang berbeda. Kali ini korban mendatangi pelaku di tempat yang telah dijanjikan. Sempat terjadi percekcokan diantara keduanya sebelum pelaku menghabisi nyawa korban. Penulis : Ali Imroen
|
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |