Home / Politik | ||||||
Golkar Riau dalam Sorotan: Serangan terhadap Syamsuar Pasca Pilkada 2024 Sabtu, 30/11/2024 | 01:16 | ||||||
Syamsuar.(foto: int) PEKANBARU - Ketua DPD Partai Golkar Riau, Syamsuar, menghadapi desakan kuat untuk mundur setelah rangkaian kegagalan partai dalam Pilkada Serentak di Riau pada 2024 yang memunculkan isu serius mengenai soliditas internal partai. Kader senior Partai Golkar, Suparman secara terbuka mengkritik kepemimpinan Syamsuar. Ia menilai struktur pengurus Golkar Riau sudah 'rusak' akibat kegagalan berturut-turut di Pilkada. Ketidakkompakan Partai Golkar Riau terlihat jelas selama Pilkada Serentak 2024. Beberapa Paslon bupati dan walikota yang diusung Golkar, tidak mendukung Paslon gubernur yang disepakati di tingkat provinsi. Contohnya, Ida Yulita Susanti, kader Golkar yang mencalonkan diri sebagai Walikota Pekanbaru, justru mendukung pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto. Hal serupa terjadi pada pasangan Adam-Sutoyo yang juga merupakan kader Golkar tetapi merapat ke kubu lain. Di beberapa daerah, konflik internal Golkar semakin memperkeruh situasi, seperti di Kabupaten Kampar, Syamsuar disebut tidak mendukung pasangan Repol-Ardo yang diusung Golkar, karena mendapatkan dukungan dari Ustaz Abdul Somad (UAS). Di Kabupaten Inhil, Muhammad Wardan maju bersama Nasir di Pilkada Gubernur, sementara kader Golkar lainnya, Feriyandi, mencalonkan diri dengan dukungan partai lain. Untuk Kabupaten Rohul, dua kader Golkar bersaing, yakni Murnis yang diusung partai dan Tengku Rusli yang maju dengan dukungan partai lain. Sedangkan dalam Pilkada Rohil, petahana Afrizal Sintong melawan kader senior Golkar, Bistamam. Meyikapi hal itu, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Bappilu Golkar Riau, Ikhsan membantah adanya perpecahan serius dalam tubuh partai berlambang pohon beringin itu. “Kami tetap solid untuk memenangkan Pak Syamsuar-Mawardi di Pilkada,” ujarnya meansir tribunpekanbaru.com. Namun, ia menambahkan, kader yang membelot akan dikenakan sanksi. Tantangan yang dihadapi Golkar Riau pasca-Pilkada 2024 bukan hanya soal perpecahan internal, tetapi juga pemulihan kepercayaan publik.(*) |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |