Home / Ekonomi | ||||||
Ancaman Ketidakpastian Global: Gubernur BI Peringatkan Tantangan Ekonomi Indonesia Sabtu, 30/11/2024 | 00:45 | ||||||
Gubernur BI, Perry Warjiyo.(foto: mcr) JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan sejumlah ancaman ketidakpastian global yang berpotensi memengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Dalam Pertemuan Bank Indonesia 2024 bertema Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional, Perry meminta semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan guna menjaga ketahanan ekonomi nasional. “(Ancaman ekonomi) perlu kita antisipasi, kita waspadai, dengan respons kebijakan yang tepat untuk ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional yang telah susah payah kita bangun,” ujar Perry dilansir mcr. Perry menggarisbawahi, ketidakpastian global semakin meningkat. Salah satu faktor utama adalah kebijakan 'America First' yang berpotensi memicu ketegangan geopolitik, tarif tinggi, dan perang dagang. “Ketegangan geopolitik, gangguan rantai pasok dagang, fragmentasi ekonomi dan keuangan, akibatnya prospek ekonomi global akan meredup pada 2025 dan 2026,” kata Perry. Perry menyebutkan, pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan menurun pada 2025 dan 2026. Meski ekonomi Amerika Serikat menunjukkan perbaikan, perekonomian Tiongkok dan Eropa diperkirakan melambat, sementara India dan Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang cukup baik. “Setelah penurunan inflasi dalam beberapa tahun terakhir, tekanan inflasi diperkirakan muncul kembali pada 2026 akibat gangguan rantai pasok dan ketegangan perdagangan. Penurunan inflasi global akan melambat dan bahkan berisiko naik,” jelasnya. Perry memperkirakan suku bunga Amerika Serikat terus meningkat, dengan imbal hasil U.S. Treasury mencapai 4,7 persen pada 2025 dan 5 persen pada 2026. Hal ini dipicu oleh defisit fiskal yang terus melebar. Nilai dolar AS diperkirakan menguat dari 101 ke 107, yang dapat memicu depresiasi mata uang di seluruh dunia, termasuk rupiah. Preferensi investor global terhadap aset Amerika akibat penguatan dolar akan memicu arus modal keluar dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Perry menekankan pentingnya respons kebijakan yang cepat dan tepat untuk menghadapi tantangan ini. Sinergi antara pemerintah, Bank Indonesia, dan pelaku ekonomi nasional menjadi kunci untuk menjaga stabilitas dan memperkuat fondasi ekonomi. “Saat ini, dunia terus bergejolak. Namun, dengan langkah antisipasi yang kuat, kita dapat menjaga ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional,” tutup Perry.(*) |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |