Home / Indragiri Hilir | |||||||||
139 Warga Positif Malaria, Satgas Intensifkan Langkah Pencegahan Sabtu, 19/10/2024 | 21:48 | |||||||||
Ilustrasi KLB malaria di Indragiri Hilir, Satgas masih lakukan pemeriksaan intensif (foto/int) INHIL – Kasus Luar Biasa (KLB) Malaria yang terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) memicu perhatian serius pemerintah daerah. Berbagai langkah strategis telah diambil oleh Tim Satuan Tugas (Satgas) untuk mengendalikan penyebaran malaria, terutama di Desa Simbar yang menjadi episentrum kasus. Penjabat (Pj) Bupati Inhil, Erisman Yahya, menjelaskan bahwa Tim Satgas telah melakukan penyelidikan epidemiologi di pondok pesantren yang terletak di desa tersebut, setelah sejumlah kasus positif malaria ditemukan. "Dari hasil penyelidikan, Tim menemukan genangan air di sekitar rumah warga yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk Anopheles berkembang biak. Kami sudah melakukan penaburan larvasida untuk membasmi jentik-jentik nyamuk tersebut," ujar Erisman, Sabtu (19/10/2024). Selain itu, langkah koordinasi dengan kepala desa dan petugas Pustu (Puskesmas Pembantu) terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya malaria dan pentingnya mengenali gejala awal. "Kami ingin masyarakat memahami tanda-tanda malaria dan segera melaporkan jika mengalami gejala seperti demam, menggigil, dan keringat berlebih," tambahnya. Memasuki musim penghujan, Erisman menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran malaria. "Kebersihan lingkungan sangat krusial, terutama untuk menghilangkan genangan air yang menjadi sarang nyamuk. Kami mengajak masyarakat untuk aktif membersihkan lingkungan, baik di rumah maupun di sekitar desa," tegasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil, Rahmi Indrasuri, mengungkapkan data terkini mengenai perkembangan kasus malaria. Hingga 16 Oktober 2024, sebanyak 1.621 orang telah menjalani pemeriksaan, dan 139 orang di antaranya terkonfirmasi positif malaria. Namun, kabar baiknya, dalam pemeriksaan terakhir yang melibatkan 131 orang, tidak ditemukan kasus baru. "Kami terus melakukan tindak lanjut pengobatan terhadap pasien yang sudah terdeteksi. Monitoring secara rutin dan pengobatan yang tepat menjadi prioritas kami agar kasus ini segera dapat dikendalikan," jelas Rahmi. Selain pengobatan, berbagai upaya pencegahan telah dilaksanakan. Kegiatan seperti penyemprotan Indoor Residual Spraying (IRS) dan Monitoring serta Pemberantasan Sarang Nyamuk (MBS) gencar dilakukan di area terdampak. Upaya ini melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, BPBD, Laboratorium Kesehatan Masyarakat Batam, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten, Puskesmas, aparat desa, dan relawan lokal. Erisman Yahya juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika mengalami gejala yang mirip malaria. “Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam memerangi malaria dan menjaga kesehatan bersama. Dengan kesadaran kolektif, kita bisa mencegah penyebaran lebih luas," tutupnya dikutip dari Antarariau. (*) |
|||||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |