Home / Indragiri Hilir | |||||||||
100 Orang Terjangkit Kasus Malaria di Inhil Mengkhawatirkan, Ini Harapan Andrigo Minggu, 13/10/2024 | 18:35 | |||||||||
Penyanyi, Andrigo Kurniawan asal Mandah, prihatin dengan KLB malaria di Inhil (foto/int) INHIL – Wabah malaria di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) semakin mengkhawatirkan. Hingga Jumat (11/10/2024), jumlah penderita di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, melonjak drastis dengan total 92 kasus positif. Dari data yang dihimpun, sebaran kasus terbagi di beberapa dusun: 20 kasus di Dusun 1, 55 kasus di Dusun 2, dan 12 kasus di Dusun 3. Selain itu, kasus juga ditemukan di beberapa desa lain, seperti Desa Simbar, Desa Penjuru, Tanjung Simpang, serta Desa Bidari dan Bekawan di Kecamatan Mandah. Situasi ini memicu perhatian tokoh masyarakat setempat, Andrigo Kurniawan, yang turut menyerukan agar wabah ini segera dihentikan. Andrigo, seorang penyanyi dari label Nagaswara yang berasal dari Mandah, mengungkapkan keprihatinannya dan berharap adanya tindakan tegas dari pihak terkait. "Kita sangat berharap Dinas Kesehatan Inhil melakukan kontrol maraton ke masyarakat, termasuk sosialisasi bahaya malaria agar penyebaran bisa ditekan," ujar Andrigo, Minggu (13/10/2024). Ia juga mengimbau masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan demi mencegah perkembangan nyamuk penyebar malaria. "Hindari lingkungan yang kotor, buang sampah pada tempatnya, dan selalu waspada," tambahnya. Di sisi lain, Penjabat (Pj) Bupati Inhil, Erisman Yahya, bersama jajaran forkopimda telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria di wilayah tersebut. "Kami menetapkan KLB malaria agar seluruh elemen, mulai dari pemerintah kabupaten hingga kementerian, bergerak bersama menghentikan penyebaran wabah ini," ujar Erisman saat mengunjungi Desa Kuala Selat. Dalam kunjungan tersebut, Pj Bupati memberikan bantuan berupa kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk, serta bahan pangan bagi warga terdampak. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk waspada, terutama pada waktu aktif nyamuk malaria, yaitu menjelang malam hingga pagi hari. "Wabah ini sudah pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2004. Harapan kami, dengan gotong royong menjaga kebersihan lingkungan, mata rantai penyebaran malaria dapat segera diputus," pungkasnya. Dengan penetapan KLB dan langkah-langkah konkret yang diambil, diharapkan penanganan kasus malaria ini bisa segera menekan laju penyebarannya. Namun, kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat tetap menjadi kunci penting dalam mencegah wabah lebih meluas. (*) |
|||||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |