PEKANBARU - Wanita muda berinisial MS (33) mengungkap sumber dana pembelian tas-sepatu branded yang disita polisi di kasus SPPD fiktif Sekretariat DPRD Riau. Rupanya tas dan sepatu itu dibeli dari gaji sebagai tenaga harian lepas (THL) selama bekerja.

Pengakuan tersebut disampaikan MS lewat kuasa hukumnya. Dedek Gunawan. Kepada detikSumut, Dedek menyampaikan sumber dana itu telah disampaikan dalam BAP saat diperiksa penyidik Ditreskrimsus Polda Riau beberapa waktu lalu.

"Iya (saya ikut mendampingi). Jadi setelah dapat sah dapat jawaban berita bersumber dari kabid humas, sebagai aparat penegak hukum tentu aku bersurat resmi," katanya, Kamis (10/10/2024).

Terkait hal itu, Dedek mengaku sudah kirim surat ke Polda Riau untuk klarifikasi. Dedek ingin meluruskan soal asal usul barang dari MS yang telah diserahkan ke Polda Riau.

"Kami minta diklarifikasi karena tak sesuai di dalam pemeriksaan. Kandungannya kan menyatakan barang itu diberikan oleh Uun kan," katanya.

Namun dalam pemeriksaan BAP, barang itu didapat dari gaji sebagai THL pada periode 2020-2021. Uang gaji itulah yang dipakai untuk membeli barang-barang berupa tas hingga sepatu.

"Saya berdasarkan BAP karena BAP kan jadi bukti autentik. Dalam BAP disebutkan uang yang diterima itu dalam kapasitas sebagai THL pada saat itu, terlepas ada SK atau tidak. Tapi kapasitasnya adalah THL di Sekwan, THL ini kan terima honor. Honor itulah yang dibelanja-belanjakan berbentuk barang, itu dia tepatnya," kata Dedek tegas.

Dedek mengungkap keterangan soal barang milik MS itu sudah sejak pemeriksaan saat kasus masih tahap penyelidikan. Namun saat kasus naik tahap penyidikan, penyidik Dotreskrimsus Polda Riau kembali periksa MS sebagai saksi.

"Keterangan ini sudah lama, pemeriksaan terdahulu. Cerita yang hangat hari ini tentang barang itu kan atas inisiatif dari dia. Karena kan ditanya kalau memang dibelikan barang-barang itu kembalikanlah. Sampai berita itu sama saya 'saya bilang bagus. Sebagai warga yang taat hukum kembalikan saja', yang bawa barangnya saya," katanya.

Selanjutnya, barang diserahkan ke penyidik Polda Riau saat MS diperiksa pada Selasa (8/10). Dedek juga memastikan MS kini tak lagi bekerja sebagai THL Sekretariat DPRD Riau.

"Hari Selasa itu eksekusi pengembaliannya. Kalau BAP yang menyatakan uang diterima itu sudah pemeriksaan terdahulu, bukan pemeriksaan hari Selasa (8/10). THL sesuai masa anggaran yang diperiksa itu, setelah itu tidak lagi," katanya.

Terkait kasus yang tengah ditangani Polda Riau, Dedek juga telah mengirimkan surat klarifikasi. Ada 6 poin yang disampaikan ke Polda Riau dan salah satunya adalah terkait pernyataan asal usul barang branded yang diserahkan ke polisi karena dikhawatirkan merugikan MS dan pihak lain.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Riau Kombes Anom mengungkap ada 15 item barang branded berupa tas hingga sepatu disita polisi. Barang-barang itu disita saat MS diperiksa penyidik terkait kasus SPPD fiktif.

"(Hasil pemeriksaan terbaru) barang-barang itu dibeli sendiri. Tapi uangnya diduga kuat hasil korupsi dikasih sama M," tegas Anom, Rabu (9/10) kemarin.

Barang-barang branded itu dibawa MS ke Polda Riau dan telah disita. Seluruhnya, diakui MS berasal dari uang pemberian M.

"Barang-barang itu dibawa sama dia untuk diserahkan. Dia bilang beli sendiri, dalam pemeriksaan mengakui uang dikasih oleh M," tegas Anom lagi, seperti yang dilansir dari detik.

Berikut daftar barang dan perkiraan harga yang disita polisi dari MS:

- Tas Louis Vuitton Rp 86.000.000
- Tas LV Rp 30.000.000
- Tas LV Rp 26.000.000
- Tas Lady Dior Rp 87.200.000
- Tas Balenciaga Rp 28.000.000
- Tas Balenciaga Rp 15.000.000
- Tas Saint Laurent Rp 23.000.000
- Sendal Louis Vuitton Rp 21.000.000
- Sepatu Louis Vuitton Rp 13.000.000
- Sendal Hermes Rp 13.000.000
- Sendal Gucci Rp 11.000.000
- Sepatu Roger Vivier 11.000.000
- Sepatu Valentino 9.800.000
- Sendal Prada Rp 8.500.000
- Sepatu Cristian Dior Rp 13.000.000

(*)