Home / Pendidikan | ||||||
Lulus 3,5 Tahun Mahasiswa UIR Berhasil Ciptakan Prototype Pemantau Kualitas Udara Secara Real Time Selasa, 08/10/2024 | 17:46 | ||||||
Tu Bagus Dwi Fikri, Mahasiswa UIR ciptakan prototype pemantau kualitas udara (foto/ist) PEKANBARU – Mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR), Tu Bagus Dwi Fikri, mencatatkan prestasi gemilang dengan menciptakan prototype alat pemantau kualitas udara berbasis Internet of Things (IoT) yang inovatif. Tidak hanya itu, mahasiswa angkatan 2020 dari Program Studi Teknik Informatika ini juga berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 3,5 tahun. Ini capaian yang luar biasa di tengah kesibukan pengembangan proyeknya. Alat yang diciptakan Tu Bagus menggabungkan berbagai sensor canggih seperti sensor MQ-135 untuk mendeteksi kualitas udara dan MQ-2 untuk mengukur emisi asap. Selain itu, sensor DHT22 turut disematkan untuk memantau suhu dan kelembaban. Keunikan lain dari prototype ini adalah adanya LED yang memberikan visualisasi tingkat polusi serta buzzer yang akan berbunyi jika kualitas udara mencapai level berbahaya. Tak hanya itu, alat ini juga dilengkapi dengan fitur GPS tracking, yang memberikan informasi lokasi alat secara akurat. “Fitur GPS ini sangat berguna, terutama di lokasi-lokasi publik seperti halte bus. Pengunjung, termasuk turis, dapat dengan mudah mengetahui nama lokasi dan jalan tempat mereka berada,” jelas Bagus. Motivasi di balik proyek ini datang dari kepeduliannya terhadap kualitas udara perkotaan yang semakin memburuk. Bagus melihat peluang untuk memanfaatkan teknologi guna memberikan solusi nyata dalam memantau kondisi udara dan emisi, demi kesejahteraan masyarakat serta keberlanjutan lingkungan. “Pengalaman saya di ekskul robotik sangat membantu, terutama dalam mengintegrasikan sensor dengan sistem otomatisasi. Saya belajar banyak tentang pemrograman mikrokontroler yang menjadi fondasi kuat dalam pembuatan prototype ini,” ungkapnya. Tu Bagus juga menekankan bahwa proyek ini berbeda dengan skripsi yang lebih bersifat teoritis. Pembuatan prototype menuntut pemahaman mendalam mengenai perangkat keras serta eksperimen langsung di lapangan. Tu Bagus berharap, alat ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas udara. “Dengan alat ini, masyarakat bisa mengetahui kondisi udara di sekitarnya secara real-time. Industri, terutama transportasi publik, juga dapat memanfaatkan alat ini untuk memonitor emisi dan mengambil langkah-langkah dalam mengurangi dampak lingkungan,” ujarnya penuh optimisme. Keberhasilan ini tidak hanya membuktikan kemampuan Tu Bagus dalam dunia akademik, tetapi juga komitmennya dalam memanfaatkan teknologi demi kebaikan bersama. (rilis) |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |