Home / Meranti | ||||||
Pemkab dan DPRD Kepulauan Meranti Gelar RDP dengan PT EMP Imbang Tata Alam Bahas CSR dan PI 10 Persen Senin, 12/08/2024 | 23:02 | ||||||
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti bersama Komisi II DPRD Kepulauan Meranti mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT EMP Imbang Tata Alam BATAM - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti bersama Komisi II DPRD Kepulauan Meranti mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT EMP Imbang Tata Alam untuk membahas program Corporate Social Responsibility (CSR), Participating Interest (PI) 10 persen, dan berbagai program lainnya yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut. Rapat berlangsung di salah satu hotel di Kota Batam, Kepulauan Riau, pada Senin (12/8/2024) siang. Acara tersebut dihadiri oleh Plt Bupati Kepulauan Meranti, H. Asmar, bersama Ketua DPRD Kepulauan Meranti, H. Fauzi Hasan, Wakil Ketua DPRD Khalid Ali, serta anggota Komisi II dan delapan Ketua Fraksi. Selain itu, turut hadir Sekretaris Daerah Bambang Suprianto, Kepala BPKAD, Irmansyah, dan sejumlah kepala bagian Sekretariat Daerah, camat Merbau, serta camat Tebingtinggi Barat. Dari pihak PT EMP Imbang Tata Alam, hadir sejumlah perwakilan penting, termasuk Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagut, Yanin Kholison, Act Communication and CSR Manager EMP, Iman Soerjasantosa, Advisor EMP Group, Amru Mahalli, Senior Public Relations EMP, Wilya Retno Sari, dan Field Sr. CSR Officer PT ITA, Arip Hidayatuloh. Dalam sambutannya, Plt Bupati Asmar menekankan pentingnya dialog yang produktif dan berorientasi pada kemajuan Kabupaten Kepulauan Meranti. Ia berharap agar pertemuan ini menghasilkan keputusan yang bermanfaat, terutama dalam memastikan kelanjutan pembangunan di wilayah tersebut. "Saya mohon kita bisa memberikan pendapat yang terbaik untuk Kepulauan Meranti, baik itu berupa CSR atau program lainnya, supaya pembangunan di Meranti ini bisa berlanjut terus. Ini yang kita harapkan," ujar Asmar. Ia juga mengingatkan agar diskusi dalam rapat tersebut dilakukan dengan pikiran yang jernih dan pendekatan yang santun, sehingga dapat mencapai kesepakatan yang membawa manfaat bagi semua pihak. "Pada pertemuan ini berilah yang terbaik, apa yang harus disampaikan PT ITA, jadi dibahas dengan baik dengan pikiran yang jernih, kita bisa mengusulkan apa yang harus kita usulkan dengan sopan santun. Semoga pertemuan ini bisa membawa berkah bagi kita semua," ujarnya lagi. Asmar sangat menyambut baik pertemuan tersebut. Menurutnya, hal itu dapat lebih memperkuat silaturahmi dan menjadi wadah untuk memaparkan program-program dari PT ITA. "Saya ucapkan terima kasih kepada PT ITA dan SKK Migas atas pertemuan hari ini. Tidak lupa apresiasi kami kepada jajaran DPRD Kepulauan Meranti," kata Asmar. Dia menilai pertemuan tersebut penting untuk dilaksanakan, mengingat saat ini sektor minyak dan gas (Migas) menjadi salah satu komoditas utama bagi Kepulauan Meranti. "Pemerintah kabupaten menaruh konsen yang tinggi pada sektor ini, karena menjadi penyumbang besar bagi keuangan daerah. Untuk itu kami sangat perlu informasi apapun, baik terkait jumlah produksi dan lifting," sebutnya. Meski memulai agenda, Plt Bupati Asmar tidak bisa mengikuti rapat hingga selesai karena harus segera terbang ke Ibu Kota Negara (IKN) untuk menghadiri undangan dari Kementerian Dalam Negeri. Sementara itu Ketua DPRD Kepulauan Meranti, H. Fauzi Hasan, menekankan pentingnya upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah dari sektor minyak dan gas (Migas). Fauzi Hasan menyampaikan bahwa analisis pihaknya menunjukkan adanya tren penurunan pendapatan dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kepulauan Meranti. Oleh karena itu, rapat ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan pendapatan daerah melalui pembagian hasil Migas yang lebih adil dan menguntungkan. "Kami menganalisis pendapatan terus menurun, dan rapat ini dilaksanakan dalam rangka mendongkrak pendapatan tersebut. Harapannya, Meranti bisa menambah pendapatan, jangan sampai Meranti merana. Sudah lama kita ini sebagai daerah penghasil minyak, tetapi pendapatan yang kita terima belum optimal," ujar Fauzi Hasan. Ia berharap bahwa pertemuan ini dapat menghasilkan kesepakatan yang konkret untuk memperbaiki kondisi ekonomi daerah, mengingat Kabupaten Kepulauan Meranti sudah lama menjadi daerah penghasil minyak, namun pendapatan yang diperoleh belum sebanding dengan potensi yang ada. Sementara itu anggota DPRD lainnya juga mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pandangan dan aspirasinya Anggota Komisi II DPRD Kepulauan Meranti, Muzamil Baharuddin, menyampaikan harapan agar kehadiran PT ITA di Kepulauan Meranti dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan daerah melalui Dana Bagi Hasil (DBH). Menurutnya, DBH sangat berkaitan erat dengan target lifting minyak, yang merupakan salah satu faktor kunci dalam menentukan pendapatan daerah dari sektor Migas. Muzamil menekankan pentingnya keterlibatan DPRD dalam upaya meningkatkan lifting minyak, termasuk dalam proses perizinan dan penambahan sumur. Ia mengingatkan bahwa lifting minyak memiliki dampak langsung terhadap DBH, yang merupakan sumber pendapatan utama bagi Kepulauan Meranti. "Kami harus dilibatkan dalam peningkatan lifting ini, terutama karena hal ini juga menyangkut perizinan, ganti rugi lahan, dan lainnya. Lifting minyak terkait dengan penambahan sumur, dan sebagai primadona pendapatan Kepulauan Meranti, tanpa DBH, kami bisa bangkrut," tegas Muzamil. Selain itu, Muzamil juga menyoroti pentingnya pemberdayaan tenaga kerja lokal. Ia mengusulkan agar PT ITA melibatkan lebih banyak tenaga kerja dari Kepulauan Meranti, dan jika perlu, melaksanakan pelatihan tenaga kerja menggunakan anggaran daerah melalui pokok-pokok pikiran (pokir) DPRD. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPRD, Khalid Ali, juga menyampaikan aspirasinya. Ia meminta agar perusahaan turut berkontribusi dalam penanganan infrastruktur yang rusak di Kepulauan Meranti. Menurutnya, kontribusi perusahaan dalam memperbaiki infrastruktur sangat penting untuk mendukung kesejahteraan masyarakat setempat dan kelancaran operasional perusahaan itu sendiri. Artinya seluruh anggota DPRD tersebut berharap pertemuan ini dapat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan bagi masyarakat Kepulauan Meranti, terutama dalam hal peningkatan pendapatan daerah dan pemberdayaan sumber daya manusia lokal. Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagut, Yanin Kholison, menekankan bahwa kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi (Migas) yang dilakukan oleh PT Imbang Tata Alam (PT ITA) di Kepulauan Meranti merupakan murni kegiatan negara. Berbeda dengan perusahaan swasta yang bergerak secara mandiri, kegiatan ini dilakukan atas nama negara dengan tujuan meningkatkan pendapatan nasional dan daerah. Yanin menjelaskan bahwa saat ini PT ITA tengah melakukan pengeboran eksploitasi pada 8 sumur minyak. Setiap sumur ditargetkan untuk memproduksi 200 barel minyak per hari, yang diharapkan dapat menambah produksi harian sebesar 6.404 barel dari yang saat ini hanya mencapai 5.400 barel per hari. Peningkatan ini penting untuk mendukung target pemerintah yang telah menetapkan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari dan 12 BCFD gas bumi pada tahun 2023. Dalam pertemuan yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dan DPRD itu, Yanin menyampaikan harapan akan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan DPRD dalam berbagai aspek, terutama perizinan dan negosiasi terkait tanam tumbuh masyarakat. Dukungan ini dinilai krusial untuk memastikan kelancaran kegiatan operasional, khususnya yang berlokasi di kawasan hutan. "Untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan, dukungan dari seluruh komponen di Kabupaten Kepulauan Meranti sangat diperlukan. Dengan kerja sama yang baik, kami optimis target ini bisa terpenuhi," ujar Yanin. Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memastikan bahwa kegiatan eksplorasi dan eksploitasi dapat berjalan lancar, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pihak, termasuk dalam hal peningkatan pendapatan daerah melalui Dana Bagi Hasil (DBH). Terkait dengan Participating Interest (PI) 10 persen, PT Imbang Tata Alam dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) setempat saat ini berada pada tahap akhir sebelum mendapatkan persetujuan. Ia menjelaskan bahwa pihak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan BUMD telah menyelesaikan semua persyaratan yang diperlukan dan tinggal menunggu pengajuan resmi ke SKK Migas. Setelah pengajuan tersebut, keputusan final akan berada di tangan SKK Migas dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Persetujuan ini penting untuk memastikan bahwa BUMD dapat menerima bagian keuntungan sebesar 10 persen dari operasi minyak dan gas yang dilakukan oleh PT ITA di wilayah Kepulauan Meranti. Ia menekankan bahwa persetujuan ini diharapkan dapat segera keluar, sehingga Kabupaten Kepulauan Meranti bisa memperoleh manfaat maksimal dari kegiatan eksplorasi dan produksi migas yang ada di wilayah mereka. Partisipasi ini tidak hanya akan memberikan pendapatan tambahan bagi daerah, tetapi juga mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat. PT ITA telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi di tahun 2025. Perusahaan menargetkan produksi sebesar 6.404 barrel minyak dan 2,53 MMSCFD gas bumi per hari. Untuk mencapai target ini, PT ITA akan kembali melakukan pengembangan dua sumur minyak baru di Lapangan Ringgit serta melakukan well service atau perbaikan pada 103 sumur minyak yang ada. Hal ini disampaikan oleh Act Communication & CSR Manager PT ITA, Iman Soerjasantosa, dalam rapat kerja bersama Pemerintah Kabupaten dan DPRD Kepulauan Meranti. Iman menjelaskan bahwa saat ini produksi harian perusahaan mencapai 5.346 barrel minyak dan 2,8 MMSFD gas. Dengan dukungan dari semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan DPRD, PT ITA optimis dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Selain membahas target produksi, Iman Soerjasantosa juga memaparkan berbagai program CSR yang telah dilaksanakan oleh PT ITA. Program CSR perusahaan mencakup berbagai bidang, seperti pendidikan, ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan infrastruktur. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan di antaranya pemberian beasiswa pendidikan, pemasangan internet di sekolah-sekolah terpencil, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak balita, program penanganan stunting, pengembangan koperasi jasa syariah, pengembangan desa wisata, serta pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan. "Dengan dukungan dari seluruh stakeholders, baik dari pemerintah daerah, DPRD, dan pihak-pihak terkait lainnya, insyaallah kami optimis mencapai target tersebut," kata Iman Soerjasantosa, mengakhiri pemaparannya. Lebih jauh Field Sr. CSR Officer PT Imbang Tata Alam (ITA), Arip Hidayatuloh, mengungkapkan target lifting minyak dan gas (Migas) perusahaan untuk tahun 2024 sebesar 7.000 BOEPD (Barrel of Oil Equivalent per Day). Target ini terdiri dari 5.364 BOPD (Barrel of Oil per Day) minyak dan 2,8 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day) gas. Sementara itu, target untuk tahun 2025 diproyeksikan sedikit lebih rendah yaitu sebesar 6.852 BOEPD, dengan rincian 6.404 BOPD minyak dan 2,53 MMSCFD gas. Pada tahun 2024, PT Imbang Tata Alam menghadapi sejumlah kendala operasional yang berdampak pada pencapaian produksi minyak dan gas yang belum sesuai target. Beberapa tantangan utama yang dihadapi adalah Izin PPKH (Penggunaan Kawasan Hutan) untuk sumur pengembangan, selanjutnya operasi perbaikan dan pemeliharaan sumur (workover) di Lapangan Ringgit menghadapi hambatan teknis yang mengakibatkan penundaan dan gangguan pada produksi yang diharapkan. Kemudian kenaikan Water Cut pada Sumur di South Area Lapangan TB seperti MSTB-10, 11, 16, 17, 21, 23, 27, 28, mengalami kenaikan signifikan dalam water cut (proporsi air yang diproduksi bersama minyak). Kenaikan ini mengurangi volume minyak yang bisa dihasilkan, sehingga menurunkan efektivitas operasi. Kendala lainnya, sumur TB-12 dan TB-08 memerlukan perbaikan casing, sementara pompa Electric Submersible Pump (ESP) di beberapa sumur tertimbun air, menyebabkan gangguan pada operasional sumur-sumur tersebut. Penurunan produksi di sumur-sumur workover di Lapangan Kurau terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. Decline rate yang tinggi ini berdampak negatif terhadap total output produksi, menjauhkan pencapaian dari target awal.. Terakhir masalah yang terjadi di sumur MSBKH1-01 juga berkontribusi pada distribusi produksi yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Kendala ini memperparah penurunan output secara keseluruhan di tahun 2024. Selanjutnya pada tahun 2025, PT Imbang Tata Alam telah merencanakan berbagai kegiatan utama dalam Work Program and Budget (WP&B) untuk mencapai target produksi dan meningkatkan efisiensi operasional. Adapun rincian dari rencana kerja tersebut antara lain pengeboran dua sumur pengembangan di OPL Ringgit l, selanjutnya penggantian pompa di 103 sumur. Selain itu PT ITA juga merencanakan untuk menghentikan kegiatan pengangkutan minyak melalui jetty TA menggunakan Oil Barge dan Tug Boat. Ini merupakan bagian dari upaya efisiensi dalam transportasi hasil produksi. Kemudian meningkatkan efisiensi produksi, empat fasilitas akan diintegrasikan untuk sumur MSTA-07, MSTA-09, MSDE-02, dan MSBKH-01. Terakhir, proses kompensasi untuk pohon sagu di sekitar sumur MSTB-19 dan MSTB-29 menjadi salah satu isu yang harus diselesaikan, mengingat dampaknya terhadap masyarakat lokal. Arip juga menyoroti bahwa untuk blok Malacca, tenaga kerja terampil di wilayah Kepulauan Meranti mendominasi dengan jumlah 206 orang, lebih banyak dibandingkan dengan tenaga kerja dari Siak dan Bengkalis. Hal ini menunjukkan bahwa PT ITA sangat berfokus pada pemberdayaan tenaga kerja lokal, yang tidak hanya mencakup peningkatan jumlah, tetapi juga kualitas tenaga kerja di wilayah tersebut. Dalam bidang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) atau Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM), Arip menjelaskan bahwa PT ITA telah menyalurkan berbagai program yang bertujuan untuk mendorong kemajuan masyarakat lokal. Program-program ini meliputi sektor pendidikan, pengembangan keterampilan, seni budaya, olahraga, kesehatan, ekonomi, pengembangan UMKM, pertanian, pariwisata, infrastruktur, serta pelestarian lingkungan. Arip menegaskan bahwa CSR yang telah disalurkan merupakan pemicu untuk memajukan masyarakat, dengan harapan masyarakat Kepulauan Meranti dapat terus berkembang dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik melalui berbagai program pemberdayaan yang disediakan oleh PT ITA. Penulis : Ali Imroen |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |