Home / Otonomi | ||||||
Rimba Satwa Foundation Taja Pelatihan Pengelolaan Konservasi Multispesies di Wilayah Kerja PHR Senin, 08/07/2024 | 17:26 | ||||||
Rimba Satwa Foundation (RSF) taja pelatihan Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART) Mobile dan Distance Sampling untuk memantau populasi dan sebaran satwa-satwa liar. PEKANBARU - Rimba Satwa Foundation (RSF) dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bekerja sama dalam menggelar pelatihan Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART) Mobile dan Distance Sampling. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dalam pengelolaan konservasi multispesies dan pemberdayaan masyarakat di wilayah operasi PHR WK Rokan di Provinsi Riau. Pelatihan berlangsung selama tiga hari secara hybrid, menggabungkan sesi online dan offline di Dekotoz Villa Desa Binamang, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, pada 2-4 Juli 2024. Pelatihan ini diikuti oleh 15 peserta, terdiri dari seluruh anggota tim RSF, serta dua Kelompok Pecinta Alam yaitu Hipam, Duri Hijau, serta Founder dan staff lembaga Ibu Bumi Orangutan. Seluruh peserta dipandu oleh Beno Fariza Syahri dari praktisi SMART for Conservation dan Wishnu Sukmantoro selaku praktisi gajah sekaligus Manager Program dari RSF. Beno menjelaskan, SMART merupakan sistem pemantauan berbasis spasial yang dikembangkan untuk mendukung berbagai kebutuhan dalam perlindungan biodiversitas dan kawasan konservasi melalui perencanaan, penyimpanan, analisis, dan laporan data. "Dengan menggunakan SMART, data mengenai aktivitas pemantauan kawasan atau patroli hutan, baik data potensial, ancaman, maupun pengamatan biodiversitas dapat dikelola dengan baik, dan diakses lebih cepat untuk mendapatkan pengetahuan atau informasi terkini dari suatu kejadian di dalam Kawasan," kata dia, Senin (8/7/2024). Penggunaan SMART,lanjut Beno, memungkinkan data patroli hutan menjadi terhimpun, baik yang berhubungan dengan potensi, penemuan satwa, maupun ancaman, menjadi terukur dan terstandarisasi sehingga evaluasi dan perencanaan dapat dilakukan dengan baik. Sedangkan, tujuan dari kegiatan ini diantaranya untuk meningkatkan pemahaman mengenai metode SMART Mobile System, sebuah fitur baru dari pengembangan sistem SMART yang telah ada, dimana sebelumnya tim patroli RSF telah menggunakan SMART berbasis dekstop dengan menginputan data secara manual. Sementara menurut Wishnu, Distance Sampling sederhananya adalah cara untuk membangun desain pengambilan sampling dengan menggunankan transek perpendicular dengan grid dan segmen yang dibantu software distance 7.2 untuk menghitung perjumpaan satwa atau tumbuhan, atau melalui pemantauan tidak langsung yaitu kotoran mamalia besar yang tujuannya untuk menentukan estimasi populasi dan sebaran. “"Korelasinya antara Distance Sampling dengan sistem SMART Mobile adalah strategi patroli dengan SMART Mobile itu sendiri. Tim akan diarahkan pada kegiatan pemantauan biodiversitas di transek perpendicular yang telah ditentukan sebagai jalur patrolinya, dengan panduan grid dan segmen. Tim dapat melakukan pemantauan satwa baik secara langsung atau melalui kotoran, dan data tersebut dikumpulkan melalui SMART Mobile," jelas Wishnu. Tahapan pelatihan ini tidak hanya berupa materi namun peserta juga melakukan simulasi patroli menggunakan SMART Mobile di sekitar lokasi pelatihan. Selama pelatihan tim patroli diberikan pemahaman tentang konsep dasar SMART, cara menggunakan fitur SMART Mobile, pengambilan data lapangan, input data, pengolahan data patroli, penulisan query, dan teknis lainnya dalam praktek patroli rutin dengan baik dan benar. Dalam kerja sama RSF dan PHR yang didukung oleh Balai Besar KSDA Riau, pada periode Juli hingga Desember 2023, RSF telah melakukan berbagai kegiatan untuk isu konservasi multispesies terutama Gajah Sumatra, Harimau Sumatra dan Lutung Kokah. Beberapa dampak dari intervensi yang dilakukan selama 2023, terutama 6 bulan terakhir, dari pemantauan tim patroli di lapangan tidak ditemukan kematian gajah di Balai Raja dan Giam Siak Kecil. Serta, terpantau terdapat 8 kelahiran anak gajah baru sejak tahun 2021. Lalu beberapa perkembangan dari inisiatif ini adalah penambahan area agroforestri seluas 20,5 hektar, sehingga total keseluruhan area agroforestri menjadi 225 di daerah Pinggir, Balai Raja, Pematang Pudu dan Buluh Manis. Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto mengatakan, bahwa program konservasi multispesies yang bekerja sama dengan RSF dan didukung BBKSDA Riau merupakan upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan dengan berlandaskan kemitraan multi pihak. Kegiatan pelatihan SMART Mobile dan Distance Sampling tersebut merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR untuk peningkatan kapasitas masyarakat di sekitar wilayah operasi. "PHR memiliki komitmen yang kuat untuk merawat konservasi dan melestarikan alam bagi generasi penerus bangsa lewat program TJSL. Kami berharap program tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih luas, bagi masyarakat dan lingkungan di Provinsi Riau," pungkasnya.(rls) |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |