IRAN - Pemilihan Presiden (Pilpres) Iran semakin memanas setelah mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan mantan ketua parlemen Ali Larijani didiskualifikasi dari daftar kandidat. Otoritas Iran mengumumkan enam kandidat yang disetujui untuk bertarung dalam Pilpres yang dijadwalkan pada 28 Juni mendatang.

Pemilu awalnya dijadwalkan pada tahun 2025, namun dipercepat setelah kematian mendadak Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter bulan lalu.

Dewan Wali, sebuah badan ulama dan ahli hukum yang berada di bawah pengawasan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, menyetujui enam kandidat calon Presiden Iran:

1. Ketua Parlemen saat ini, Mohammad-Bagher Ghalibaf.

2. Mantan perunding nuklir, Saeed Jalili.

3. Anggota parlemen, Masoud Pezeshkian (dari kubu politik "reformis").

4. Wali Kota Teheran, Alireza Zakani.

5. Mantan Menteri Dalam Negeri, Mostafa Pourmohammadi.

6. Wakil Presiden petahana, Amirhossein Ghazizadeh-Hashemi.

Dari keenam kandidat tersebut, kecuali Pezeshkian yang berafiliasi dengan kubu politik "reformis" Iran, lima lainnya dianggap "konservatif" atau "ultrakonservatif."

Dikutip dari detiknews, sebelumnya 80 warga Iran mendaftarkan pencalonan mereka untuk pemilu 28 Juni. Salah satu kandidat paling terkenal adalah mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad, yang kali ini dicoret dari daftar kandidat setelah didiskualifikasi.

Ahmadinejad, yang ingin kembali memimpin negara pada usia 67 tahun, sebelumnya telah dua kali menjabat sebagai Presiden Iran dari tahun 2005 hingga 2013.

Ini merupakan kali ketiga Ahmadinejad didiskualifikasi, setelah kegagalannya dalam pencalonan pada tahun 2017 dan pemilihan presiden 2021.

Dulu sekutu favorit Pemimpin Tertinggi Khamenei, kini Ahmadinejad telah dikesampingkan oleh pemimpin tersebut sejak masa jabatannya yang kedua. (*)