Home / Internasional | |||||||||
Arab Saudi Kecam Rencana Zionis Israel Bangun 3.500 Rumah Pemukiman Yahudi di Tepi Barat Kamis, 07/03/2024 | 20:43 | |||||||||
Pemukiman Zionis Israel.(ilustrasi/int) TEL AVIV - Keputusan Israel untuk membangun 3.500 rumah pemukiman di Tepi Barat menciptakan kontroversi internasional dan menuai kecaman keras dari Arab Saudi. Menteri Keuangan Zionis Israel, Bezalel Smotrich mengumumkan rencana tersebut bersama Menteri Permukiman dan Misi Nasional Zionis Israel, Orit Strock menyatakan, otoritas perencanaan permukiman Israel telah mendapatkan persetujuan untuk konstruksi tersebut. Rumah-rumah ini diperkirakan akan dibangun di wilayah permukiman Maale Adumim, Kedar dan Efrat, dekat Yerusalem, meningkatkan total rumah pemukiman Yahudi yang disetujui di Tepi Barat menjadi 18.515 unit. "Musuh berusaha menyakiti dan melemahkan kita, tapi kita akan terus membangun di negeri ini," ucap Smotrich dilansir detik.com. Tepi Barat, yang diduduki Zionis Israel sejak perang Timur Tengah tahun 1967, merupakan wilayah yang berusaha dipertahankan Palestina untuk mendapatkan status kenegaraan, dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Meskipun sebagian besar pemimpin dunia menganggap permukiman Yahudi di Tepi Barat ilegal, Zionis Israel tetap bersikeras dengan klaim sejarah dan menggambarkannya sebagai benteng keamanan. Arab Saudi mengecam dan mengutuk keras keputusan Zionis Israel, menyebutnya sebagai upaya yahudisasi Tepi Barat. Kementerian Luar Negeri Saudi menyatakan, kerajaan dengan tegas mengutuk persetujuan pendudukan Zionis Israel untuk membangun sekitar 3.500 unit permukiman baru di Tepi Barat. Pemerintah Saudi menekankan, tindakan Zionis Israel bertentangan dengan resolusi internasional, hukum hak asasi manusia internasional, dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. "Pelanggaran semacam itu menghalangi terwujudnya perdamaian dan stabilitas di kawasan," tambah Kementerian Luar Negeri Saudi, Kamis (7/3/2024). Sementara itu, Zionis Israel menghadapi tekanan global menyusul penjajahan di Gaza yang mereka klaim sebagai respons terhadap serangan Hamas yang menewaskan 1.200 orang warga Zionis Israel pada 7 Oktober 2023 silam. Penjajahan Zionis Israel ke Gaza telah menyebabkan kerusakan luas dan jumlah kematian melebihi 30.000, dengan mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.(*) |
|||||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |