Home / Bengkalis | |||||||||
Kembangkan Budidaya Lebah Madu di Bengkalis, Wabup Datangkan Pakar dari Magelang Minggu, 04/04/2021 | 17:53 | |||||||||
Wakil Bupati Bengkalis, Bagus Santoso bersama pakar lebah dari Magelang Hadi Utomo saat panen madu di Desa Kembung Luar.
BENGKALIS - Pemkab Bengkalis berkomitmen mendorong usaha ternak lebah. Saat panen madu lebah di Desa Kembung Luar Kecamatan Bantan, Sabtu (3/4/2021) kemarin, Pemkab Bengkalis mendatangkan pakar madu lebah dari Magelang, Jawa Tengah. “Hari ini saya datangkan pakar madu lebah dari Magelang, Jawa Tengah, Mbah Hadi Utomo. Beliau ini terus berkeliling Indonesia mempelajari berbagai koloni lebah, dan saat ini rutin memberikan pelatihan, mentransfer ilmunya kepada para pembudidaya madu lebah di seluruh Indonesia,” ujar Wakil Bupati Bengkalis Bagus Santoso. Selain itu, Bagus juga mengundang Agus, pengusaha lebah sukses asal Pekanbaru. Pemkab berharap ada kerja sama yang bisa ditindaklanjuti dengan orang-orang ‘kuat’ seperti Agus ini. "Karena kita tidak bisa selamanya mengandalkan APBD kita,” ujar Bagus. Melihat potensi budidaya madu lebah yang sangat luar biasa di Kabupaten Bengkalis terutama di Kembung Luar, Bagus berharap budidaya lebah tetap dipertahankan dan dijaga kelestariannya. Termasuk menjaga keaslian kandungan madunya. Jangan dicampur dengan unsur lain karena berbahaya bagi kesehatan konsumen, juga akan menjejaskan nilai jual. Karena potensinya yang luar biasa, mantan wartawan yang juga membudidayakan lebah madu jenis mellifera di sejumlah lokasi di Provinsi Riau ini, bertekad menjadikan Bengkalis sebagai penghasil madu terbesar di Riau bahkan di Indonsia. "Di Jawa sana lebah madu baru bisa dibudidaya ketika musim tanam jagung, tebu dan lainnya, sementara di daerah kita bile-bile mase bisa budidaya dan panen madu, karena sumber makanan lebah yang melimpah. Mari jadikan Bengkalis sebagai produsen terbesar di Riau bahkan di Indonesia,” ujar Bagus. Diakui, nilai ekonomi madu saat ini sangat menjanjikan, bahkan menurut Subari, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKS) Provinsi Riau, keuntungan jual madu tiga kali lipat dari hasil karet. "Potensinya luar biasa, apalagi nanti kita kombinasikan dengan sentuhan-sentuhan teknologi atau cara modern, insyaallah hasilnya akan bertambah baik,” ungkap Bagus Santoso. Sependapat dengan Wakil Bupati, pakar lebah madu asal Magelang, Hadi Utomo mengakui potensi budidaya di Desa Kembung Luar cukup bagus dan harus tetap dipertahankan. Alasannya, kata Mbah Hadi, sumber daya alam sebagai sumber pakan bagi lebah melimpah. Selain itu madu yang dihasilkan juga cukup berkualitas. "Budidaya sesuai kearifan lokal yang dilakukan selama ini tetap kita pertahankan, jangan pernah diubah, kita sangat hormati itu dan tidak akan mengubah pola yang sudah ada. Saya hanya sharing dengan pengalaman dan ilmu yang ada,” ujar Hadi Utomo. Melalui beberapa teknik yang disampaikan, mulai dari pembuatan rumah lebah dan cara panen serta teknik mentiriskan madunya, Mbah Hadi yakin panen bisa dilakukan lebih sering dibanding dengan yang ada saat ini. Zaidir, salah seorang pemilik budidaya madu lebah di Desa Kembung Luar mengatakan, budidaya lebah madu yang dilakukan selama ini cukup sederhana dan tradisional, dengan masa panen setahun sekali, “Kami hanya menggunakan tong-tong kecil tanpa frem untuk sarang lebah. Memang kalau menggunakan frem bisa panen berkali-kali tapi kami tak punya modal,” ujar Zaidir. Kelompok budidaya madu di Kembung Luar berharap bantuan Pemkab Bengkalis terutama untuk pembuatan tong-tong lebah dengan frem serta alat untuk mentiriskan madu.
Kembangkan Lebah Jenis Mellifera Usai panen madu lebah di Kembung Luar, Wabup Bagus Santoso bersama rombongan langsung nyeberang ke Desa Api-api, Kecamatan Bandar Laksamana. Masih di misi yang sama, kali ini rombongan wabup menjajaki potensi budidaya lebah madu jenis Mellifera di lokasi perusahaan akasia milik PT Sakato Pratama Makmur (PT SPM). Didampingi pejabat PT SPM, Wabup bersama Mbah Hadi dan rombongan berkeliling di areal perusahaan mencari lokasi yang pas untuk budidaya lebah madu. ”Potensi di areal perkebunan ini juga luar biasa, ada mangium (akasia) dan pohon sawit sebagai sumber utama makanan lebah madu,” ujar Hadi Utomo. Penulis: Zulkarnaen |
|||||||||
|
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |