Home / Bengkalis | ||||||
Festival Pangan Lokal B2SA, Bupati Bengkalis: Sarana Kreatifitas Ibu-ibu Selasa, 15/08/2023 | 19:37 | ||||||
Bupati Bengkalis, Kasmarni bersama Wabup Bengkalis, Bagus Santoso saat menyerahkan piala kepada pemenang lomba cipta menu B2SA.(foto: zulkarnaen/halloriau.com) BENGKALIS - Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Bengkalis menggelar festival pangan lokal pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) tingkat Kabupaten Bengkalis. Salah satunya adalah lomba cipta menu Selasa (15/8/2023). Lomba yang diikuti 11 Kecamatan se-Kabupaten Bengkalis itu dihadiri Bupati Bengkalis, Kasmarni didampingi Wabup Bengkalis, Bagus Santoso di Balai Kerapatan Sri Mahkota Bengkalis. Dalam perlombaan itu, Kecamatan Siak Kecil menjuarai lomba cipta menu B2SA, disusul Kecamatan Bengkalis juara 2 dan Kecamatan Mandau juara 3. Kemudian harapan 1 Kecamatan Bukit Batu, harapan 2 Kecamatan Pinggir dan harapan 3 Kecamatan Bathin Solapan. Dalam kesempatan itu, Plt Kepala DKP Bengkalis, Susy Hartati menyebutkan, pada festival pangan itu turut dimeriahkan dengan bazar pangan lokal dan menghadirkan produk pangan lokal UMKM Bengkalis. "Adapun juri dalam perlombaan itu dari dinas tanaman pangan dan hortikultura riau, praktisi ahli boga dan TP PKK provinsi riau," sebutnya. Sementara itu, Bupati Bengkalis menyambut baik dilaksanakannya lomba cipta menu B2SA ini. Selain sebagai ajang kompetisi, juga menjadi sarana kreatifitas masyarakat terutama bagi ibu-ibu rumah tangga dalam memilih, menentukan, menyusun serta menyajikan menu B2SA berbasis sumber daya lokal. Kasmarni berharap melalui kegiatan ini dapat mengkampanyekan kepada masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman dengan memanfaatkan potensi pangan yang ada di sekitar rumah dan lingkungan, dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kasmarni menuturkan, saat ini Pemerintah sedang gencar mengatasi stunting yaitu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Terjadinya kekurangan gizi kronis atau gizi buruk pada balita tersebut, salah satu penyebab utamanya, selain faktor ekonomi, juga karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran orangtua, pada makanan yang beragam, bergizi dan berimbang serta aman, ditambah pula terjadinya pola makan yang buruk dalam keluarga dan masyarakat. "Oleh karenanya, upaya penanganan stunting ini, tentunya harus kita barengi dengan upaya menjaga kualitas gizi masyarakat terutama bagi ibu hamil dan balita melalui program B2SA ini," kata Kasmarni. Dalam kesempatan itu turut diserahkan sertifikasi Prima 3 dari Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) Riau kepada Kelompok Tani Tunas Jaya Desa Tengganau Pinggir, Kelompok Tani Cahaya Mandiri Bantan Timur, Kelompok Tani Subur Kelurahan Air Jamban Mandau, Kelompok Tani Berkah Desa Bantan Tua, dan usaha perorangan atas nama Sugito dari Mandau. Penulis: Zulkarnaen |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |