Home / Hallo Indonesia | |||||||||
Macet di Lokasi Perbaikan Jalan Tanjung Balik Sumbar Jadi Ajang Pungli Pemuda Setempat Minggu, 21/05/2023 | 20:45 | |||||||||
![]() | |||||||||
Ribuan kendaraa terjebak macet di Jalan Tanjung Balik, Pangkalan, Sumbar yang menjadi sasaran empuk pungli pemuda setempat.(foto: istimewa) PANGKALAN - Perbaikan Jalan Raya Nagari Tanjung Balik penghubung Payakumbuh-Pangkalan, Sumatera Barat (Sumbar), menjadi lahan bagi masyarakat setempat melakukan pungli. Caranya, dengan sengaja mempertemukan dua arus mobil yang saling berlawanan arah di jalur buka-tutup, sehingga terjadi 'deadlock' berjam-jam lamanya. "Jadi, arus mobil yang mestinya jalan bergantian di jalur jalan buka-tutup, menjelma menjadi pertemuan dua arus ratusan kendaraan yang berakhir 'deadlock' alias tak bisa bergerak," ujar beberpa sopir bus pariwisata yang kesal dengan ulah oknum-oknum pemuda setempat yang mengeruk uang dari kemacetan total ini. Hasil pantauan, Minggu (21/5.2023) malam, di sekitar lokasi sedang dilakukan perbaikan jalan. Separuh jalan ditingkatkan dari aspal ke beton, sehingga hanya separuh jalan yang bisa dilalui dengan sistem buka-tutup. Tapi, oleh oknum-oknum pemuda setempat, pada ruas buka-tutup dipertemukan dua arus kendaraan dari arah yang berlawanan, sehingga terjadi deadlock. Akibatnya terjadi macet total ratusan bahkan ribuan mobil. Korbannya penumpang bus dan anak-anak di mobil-mobil pribadi. Menurut beberapa sopir bus yang sering melintasi rute ini, saat terjadi macet, para oknum berlagak menjadi pahlawan yang membantu mengurai arus mobil. "Mereka mengutip uang dari setiap mobil yang terjebak. Jumlahnya Rp3-5 ribu per mobil, tapi jumlah mobil yang terjebak macet sampai ratusan bahkan ribuan mobil perhari," tuturnya. Pada pukul 17.00-20.00 WIB, ruas jalan masih macet. Para penjual makanan kecil dari warga setempat berlomba-lomba menjajakan dagangannya kepada para penumpang yang pada kelaparan, teritama anak-anak. "Kok nggak ada polisi yang ngatur ya?" ujar para mahasiswa Unri yang ikut terjebak dalam tiga bus pariwisata 'Fajar Riau Wisata' di daerah yang tidak memiliki akses internet ini. "Bisa-bisa kami akan tiba di pekanbaru setelah jam 12 malam. Dan jika ini terjadi, kami didenda beberpa juta rupiah oleh pihak bus," ujar Baska, salah satu mahasiswa. Dapat dipastikan ini merupakan permainan oknum-oknum masyarakat setempat untuk mencari uang. "Ini permainan, mereka mencari uang dengan minta ke bus. Para penumpang yang semestinya tak makan di jalan, harus makan ke rumah-rumah makan yang ada. Masyarakat juga membuat WC umum berbayar. Ini sudah terjadi bertahun-tahun," kata Bandi, seorang sopir bus yang kesal. Sebab mobil-mobil travel kecil dianak emaskan lewat karena membayar sejumlah uang. Celakanya, sudah berkali-kali dirazia polisi, tapi begitu polisinya pergi, penyakit ini muncul lagi. Penumpang tak bisa berbuat apa-apa, sebab sinyal internet tidak ada.(rilis) |
|||||||||
![]() ![]() |
![]() |

HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2011-2021. All Rights Reserved |