Home / DPRD Riau | ||||||
Plt Kadisdik Riau Sering Mangkir RDP di DPRD Pengamat: Eksekutif dan Legislatif Biasa Tak Cocok Kamis, 23/03/2023 | 16:56 | ||||||
Plt Kadisdik Riau, M job Kurnaiawan.(foto: int) PEKANBARU - Anggota Komisi V DPRD Riau, Ade Hartati Rahmat mengungkapkan, Plt Kadisdik Riau, M Job Kurniawan tidak pernah hadir saat rapat membahas kisruh pengangkatan guru PPPK. Padahal, permasalahan itu sudah menyerempet ke ranah hukum menyusul pemberian somasi kepada Disdik Riau oleh Forum Guru PPPK Riau melalui kuasa hukum mereka, Parlindungan. Hal itu disampaikan Ade langsung kepada Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution dalam rapat paripurna, Senin (20/3/2023) lalu. "Beberapa kali RDP di komisi V, pak job tidak pernah hadir. Ini harus segera diselesaikan terkait transparansi dan akuntabilitas Pemprov riau," kata dia. Senada dengan Ade, Wakil Ketua DPRD Riau, Hardianto terang-terangan meminta agar Plt Kadisdik Riau ditegur secara keras dan disanggupi Wagubri. Menanggapi hal tersebut pengamat kebijakan publik, M Rawa El Amady, menyebutnya sebagai hal yang biasa terjadi antara badan eksekutif atau pemerintah dengan lembaga legislatif atau DPRD. "Memang kadang-kadang kalau hubungan antara eksekutif (pemerintah) dan legislatif (DPRD) itu tidak selalu berjalan mulus. 'Kan bukan hanya di riau, secara nasional juga sering terjadi begitu. Menteri saja dipanggil DPR RI tidak mau datang. Jadi itu memang hal yang biasa ketika eksekutif menolak panggilan legislatif," tuturnya saat dihubungi Halloriau.com, Kamis (23/3/2023). Rawa mengatakan, panggilan atau undangan dari DPRD kepada pemerintahan tidak bersifat perorangan melainkan lembaga sehingga pada hakikatnya bisa saja diwakili. Hal itu termasuk di Disdik Riau, walau Plt Kadisdik tak pernah datang namun bisa selalu diwakili oleh yang lain. "Asumsinya dia tidak bicara secara personal tapi kelembagaan. Kalau secara kelembagaan tidak juga dipenuhi, nah itu baru, tentu ada masalah yang perlu diselesaikan," ujarnya. Bicara secara normatif, lanjut Rawa, memang hubungan legislatif dan eksekutif itu sering terjadi ketidakcocokan bahkan secara nasional, apalagi dalam skala daerah. "Kalau dibilang apakah ini mengurangi kewibawaan DPRD, survey terbaru dari republika 'kan memang menunjukkan 83 persen masyarakat tidak percaya DPR. Itu secara nasional (DPR RI), apalagi di daerah? DPR RI saja tidak dipercaya padahal sudah berusaha terbuka, rapat terbuka, bisa diakses, apalagi DPRD yang kadang rapatnya masih tertutup. Dengan demikian jangankan eksekutif, masyarakat saja memandang legislatif itu sulit dipercaya," tutupnya. Penulis: Rinai |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |