Home / Pemprov Riau | ||||||
Penyebab Kematian Tertinggi, Wagubri Minta Masyarakat lebih Dini Cegah Kanker Payudara Sabtu, 29/10/2022 | 17:32 | ||||||
Wagubri Edy Natar.(foto: int) PEKANBARU - Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution menyatakan kanker payudara menempati urutan pertama jumlah kanker terbanyak di Indonesia, serta penyebab kematian terbesar. Edy Nasution menerangkan, data global cancer pada tahun 2020 menunjukkan jumlah kasus baru untuk kanker payudara itu mencapai 68.858 kasus, atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus baru kanker yang ada di Indonesia. Sementara itu jelasnya, untuk jumlah kematian mencapai lebih dari 22.000 jiwa. Artinya kalau melihat data tersebut, kondisi kanker payudara yang ada di Indonesia ini ini cukup memprihatinkan. "Oleh karena itulah memang sepantasnya untuk mendapatkan perhatian yang lebih. Jadi kalau hari ini dilaksanakan acara seminar dalam rangka untuk membicarakan itu, tentu ini juga sesuatu yang memang harus menjadi perhatian kita bersama," ujar Edy Natar di Aula Serba Guna RSUD Arifin Achmad, Sabtu (29/10/2022). Wagubri menerangkan, kalau dilihat dari jumlah penduduk saat ini, sebagian besar juga berada pada posisi ibu-ibu yang paling rentan untuk terkena kanker payudara. Dengan demikian sebutnya, perlu menekankan pada upaya pencegahan, mengingat tingginya kasus kanker payudara di Indonesia. Diharapkan dengan pendekatan promosi kesehatan dan pencegahan dini melalui pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dan pemeriksaan payudara klinis (Sadanis) sebagai pencegahan primer menjadi penting untuk dilakukan dan diperhatikan. "Kegiatan edukasi awam yang kita laksanakan hari ini sebagai upaya pencegahan primer peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kanker payudara serta menjalin komunikasi antara dokter dan para surveiver kanker payudara," sebut Edy dilansir mcr. Edy Nasution berharap kegiatan seminar awam yang diselenggarakan Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Riau memberikan sebuah kontribusi bagaimana kedepannya kesadaran dalam deteksi dini kanker payudara dapat dilaksanakan masyarakat Riau, terutama kaum wanita. "Sehingga ibu-ibu kita, kaum wanita kita, itu bisa memiliki tingkat kesadaran dan apa yang harus dilakukan dalam waktu segera setelah dia memahami tentang ini," tukasnya.(*) |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |