Home / Kuantan Singingi | |||||||||
Pura-pura Pingsan, Nyawa Petani Karet di Kuansing Selamat dari Amukan Beruang Rabu, 29/06/2022 | 10:34 | |||||||||
Petani karet di Kuantan Singingi selamat dari terkaman beruang setelah pura-pura pingsan (foto/ilustrasi) KUANSING- Abdul Mutolib tak akan pernah melupakan kejadian yang menimpanya seumur hidup. Bagaimana tidak, warga Desa Teratak Baru, Kecamatan Kuantan Hilir, Kuantan Singingi itu selamat dari terkaman seekor beruang madu (Helarctos malayanus). Dilansir dari Antarariau.com, kejadian itu berlangsung Jumat (24/6/2022). Nyawa Abdul selamat, setelah ia berpura-pura pingsan. Beruang madu itu akhirnya berhenti menyerang dan pergi, mungkin menduga Abdul sudah meninggal. Hal itu dibenarkan Plt Kepala BBKSDA Riau Fifin Arfiana Jogasara, Selasa (28/6/2022). Dirinya menjelaskan kejadian terjadi sekira pukul 10.00 WIB. Abdul sedang menyadap karet di kebun yang jaraknya tak jauh dari rumah. Sekitar 3 kilometer saja. Saat akan mengumpulkan karet, tanpa diketahui seekor beruang madu sudah didekatnya dan menyerang dari belakang. Abdul melihat satwa tersebut mempunyai tanda berwarna putih di bagian dada. Abdul tersungkur. Sementara beruang menggigit lengan kirinya. Bersusah payah Abdul berusaha melepaskan gigitan beruang, tapi gagal. "Setelah yang bersangkutan berpura-pura pingsan dan tidak bergerak barulah si beruang melepaskan gigitan dan cakarannya," kata Fifin. Setelah beruang itu berlalu, Abdul langsung ambil langkah seribu. Berlari minta tolong pada warga yang ada di sekitar kebun karet. Abdul kemudian segera dibawa ke rumah sakit. "Kondisi tangan korban mengalami patah tulang dan luka di lengan bagian kiri," katanya. Lokasi konflik antara manusia dan satwa itu diketahui masih habitat satwa liar sekitar Taman Nasional Tesso Nilo. Pihak BBKSDA Riau tidak menemukan bekas darah maupun cakaran beruang di batang pohon karet di lokasi itu. Namun tim mendapatkan informasi dari Kepala Desa bahwa di areal tersebut masih banyak satwa beruang madu. "Kepala Desa meminta kepada tim kami untuk mengambil upaya lebih lanjut. Sebab sudah banyak masyarakat yang menjadi korban. Dalam waktu dua tahun tercatat sudah lima orang diserang beruang," terang Fifin. Dari kejadian itu, diharapkan masyarakat waspada dan tidak sendirian saat beraktivitas di kebun. Untuk beruang sendiri pihak BBKSDA peringatkan jangan dibunuh, sebab satwa itu dilindungi UU. (*) |
|||||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |