• HOME
  • OTONOMI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • OTOMOTIF
  • HUKRIM
  • OLAHRAGA
  • HALLO INDONESIA
  • HALLO SAWIT
  • INDEKS BERITA
  • REDAKSI
  • FULL SITE
  •  






  Home / LifeStyle

Martabak Legendaris Pak Nai, Berjualan Hampir Setengah Abad
Selasa, 12/01/2021 | 18:42

PakNai saat berjualan
PakNai saat berjualan

PAYAKUMBUH - Setiap hari mulai dari pukul 08.00 WIB, pria bernama Muhammad Annas atau biasa dipanggil Pak Nai sudah memajang gerobak biru khasnya di LBPP LIA di Jalan Sudirman, Kecamatan Payakumbuh Utara, Sumatera Barat untuk berjualan martabak kering.  

Pak Nai yang akrab disapa Ayah oleh para pelanggannya ini sudah berjualan selama empat puluh tujuh tahun, Pak Nai selalu pulang dengan adonan martabak yang sudah kandas karena selalu laris manis. Sebelumnya Pak Nai berjualan di sekolah-sekolah, baru delapan belas tahun terakhir Pak Nai mangkal di tempat jualannya sekarang.

Pelanggan Martabak Pak Nai seringkali kecewa. Eits tunggu dulu, ini bukan karena rasa martabaknya yang tidak enak, melainkan sering tidak kebagian karena martabaknya keburu habis. Martabak tipis dengan toping mentega, gula, meses atau coklat dan parutan kelapa khas Pak Nai ini dijual seharga Rp3.000. Adonan martabak dimasak langsung di hadapan pembeli, martabak hangat dengan aroma mentega membuat martabak legend ini tidak kehilangan peminat meskipun hanya sekedar jajanan jadul.

Martabak tipis kakek usia 76 tahun ini sangatlah digemari dan memiliki pelanggan tetap bahkan saat pandemi Covid-19, tidak menghalangi pelanggannya untuk membeli martabak ini setiap harinya. Alhasil Pak Nai pun menghabiskan enam kilogram tepung terigu untuk adonan martabak.

"Biasanyo anam kilo tapuang terigu untuk adonannyo martabak satiok hari bisa labiah, Insyaallah lai indak (biasanya sebanyak enam kilogram tepung terigu untuk adonan martabaknya setiap hari kadang lebih, Insha Allah tidak)," ungkap Pak Nai saat ditanya apakah ada penurunan penghasilan saat pandemi Covid-19.

Martabak legendaris ini selalu kandas sebelum adzan Salat Zuhur karena Pak Nai memang membatasi jumlah adonan yang dibuatnya.

"Paliang lambek sebelum urang azan zuhur (paling lambat sebelum azan salat zuhur),” jawab Pak Nai saat ditanya jam berapa lama martabaknya habis.

Penulis Delfina Mei Liza
Mahasiswi Persada Bunda






Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)



  Berita Terkait :
 
   






  Berita Lainnya :
19/01/2021 | 09:17 Wib
Biden Cabut Larangan Masuk bagi Negara Muslim di Hari Pertama Menjabat
Internasional19/01/2021 | 08:57 Wib
Aman Tidak Vaksin Covid-19 untuk Lansia?
LifeStyle19/01/2021 | 08:40 Wib
270 Ribu Pekerja Belum Terima Subsidi Gaji
Hallo Indonesia19/01/2021 | 06:53 Wib
Mobil Terlaris 2020, Ini Karakteristik Konsumen Honda Brio
Honda19/01/2021 | 06:49 Wib
Klub Desak PSSI Pastikan Kelanjutan Liga Indonesia 2021
Olahraga18/01/2021 | 20:43 Wib
XL Axiata Salurkan Bantuan dan Buka Layanan Gratis
Hallo Indonesia18/01/2021 | 20:36 Wib
Sembilan Santri di Bengkalis Positif Covid-19
Bengkalis18/01/2021 | 20:26 Wib
Polres Meranti Ringkus 4 Terduga Pengedar Narkoba, Dua Diantaranya Bawah Umur
Hukrim18/01/2021 | 19:13 Wib
Cerita Dara Kepulauan Meranti 2019, dr Atika Usai Disuntik Vaksin Sinovac
Meranti18/01/2021 | 18:48 Wib
Pertumbuhan Ekonomi Riau di Triwulan IV 2020 Dekati Arah Positif
Ekonomi18/01/2021 | 18:10 Wib
Covid-19 Dumai: Tambah 22 Kasus Baru, 13 Sembuh
Dumai
Komentar Anda :