Home / Meranti | ||||||
Diresmikan, Destinasi Wisata Jembatan Saka Raja Desa Sesap Terbuka Untuk Umum Kamis, 27/08/2020 | 15:50 | ||||||
Peresmian Jembatan Saka Raja. SELATPANJANG - Jembatan panjang untuk destinasi wisata yang berada di hutan Mangrove Desa Sesap, Kecamatan Tebingtinggi baru saja diresmikan. Jembatan yang diberi nama Saka Raja itu sudah dibuka untuk umum, Kamis (27/8/2020) pagi. Peresmian dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti, Rizki Hidayat SSTP MSi didampingi Camat Tebing Tinggi, Rayan Pribadi SH, turut juga dihadiri Kepala Seksi Pariwisata, staf kecamatan dan seluruh Lurah dan kepala desa di Kecamatan Tebing Tinggi. Kepala Desa Sesap, Jumhari mengaku sangat bersyukur sekali bahwa di desanya sudah ada destinasi wisata yang bisa memanjakan para pengunjung. Dikatakan hal itu tidak terlepas dari kerjasama pihak desa dan masyarakat setempat serta dibantu para pendamping desa. "Ini tidak terlepas dari kerjasama kita bersama, sehingga apa yang kita inginkan menjadi terwujud seperti saat ini. Sementara itu jika ada kekurangan di sana-sini, kami minta masukan dalam rangka penyempurnaan, sehingga dengan hadirnya jembatan Saka Raja ini makin menambah tempat wisata di Kepulauan Meranti," kata Jumhari. Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Sesap, Tauhid Isro menceritakan asal usul terkait penanaman Jembatan Saka Raja. Dia mengatakan nama itu diambil dari nama sebuah jalan di Desa Sesap. Selain itu nama tersebut juga merupakan sebuah nama anak sungai di Sungai Suir yang merupakan urat nadi bagi masyarakat Desa Sesap. "Saka Raja diambil dari nama salah satu jalan di Desa Sesap. Selain itu nama Saka Raja juga merupakan nama anak sungai di Sungai Suir yang berada diantara Sungai Datu dan Sungai Temaran," kata Tauhid Isro. Tauhid juga mengatakan​ di jembatan itu juga dimunculkan ornamen yang identik dengan Suku Akit sebagai salah satu suku mayoritas mendiami desa tersebut. Kedepannya, pihak pengelola akan membukukan sejarah Suku Akit serta apa saja yang berkaitan dengan apa saja mengenai suku tersebut. Camat Tebing Tinggi, Rayan Pribadi SH dalam sambutannya menginginkan destinasi wisata tersebut menampilkan sesuatu yang identik dengan budaya suku Akit sebagai salah satu suku yang dominan di desa tersebut. "Karena disini identik dengan Suku Akit, harapan kami kepada Pokdarwis untuk mengelola potensi Suku Akit yang ada disini sebagai sesuatu yang berbeda dengan objek wisata yang ada di tempat lain. Kita harus bisa memanfaatkan potensi Suku Akit disini sebagai sesuatu yang membanggakan seperti tariannya dan tradisi lainnya. Lebih tepat dikatakan yang ditampilkan itu budayanya bukan mangrove nya," kata Rayan. Kedepannya Rayan juga berharap akses jalan menuju destinasi wisata Jembatan Saka Raja ini diperbaiki, karena kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, dimana masih berupa jalan tanah. Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti, Rizki Hidayat SSTP MSi mengatakan dari sisi penamaan, jembatan tersebut sudah memiliki nilai jual, dimana nama tersebut dinilai unik sehingga membuat orang menjadi tertarik untuk berkunjung. "Nama yang diberikan ini sangatlah menarik dan mempunyai nilai jual, sehingga membuat orang penasaran dan tertarik untuk berkunjung kesini," kata Rizki. Dikatakannya, masyarakat serta pihak yang terlibat di hutan manggrove ini, agar memberikan kenyamanan kepada setiap pengunjung destinasi wisata tersebut. "Pihak yang ada di destinasi wisata manggrove ini adalah seperti marketing pariwisata. Jadi, jasa pariwisata yang dijual, dan orang akan mau membeli apabila kualitasnya baik serta mereka merasa puas. Namun sebaliknya, apabila pengunjung tidak merasakan kepuasan saat berada di hutan manggrove itu, maka mereka tidak akan mau datang lagi ke destinasi mangrove ini," ujarnya. Dikatakan Rizki, pembangunan destinasi pariwisata sejalan dengan program pemerintah pusat. Dimana untuk menambahkan pendapatan negara tidak lagi mengandalkan sektor Migas, melainkan sektor pariwisata. Rizki juga menjelaskan konsep pariwisata yang sesungguhnya, dimana masyarakat tempatan harus bisa menerima kedatangan wisatawan dari luar daerah. Untuk diketahui, Jembatan Saka Raja Desa Sesap ini panjangnya mencapai 200 meter dibangun pada tahun ini menggunakan dana desa dengan anggaran Rp290.927.000. Penulis: Ali Imroen Editor: Yusni Fatimah |
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |