Home / Meranti | |||||||||
Turap Pelabuhan Camat Ambruk Lagi, Dua Buruh Jadi Korban dan Dilarikan ke RSUD Kamis, 20/08/2020 | 19:25 | |||||||||
Turap Pelabuhan Camat roboh yang menyebabkan dua buruh luka dan dilarikan ke RSUD. SELATPANJANG - Belum genap sebulan roboh, Turap Pelabuhan Camat Selatpanjang ambruk lagi, Senin (17/8/2020) sekira pukul 15.00 WIB. Robohnya turap kali ini menyebabkan adanya korban, dimana dua orang buruh yang sedang memuat sepeda motor kedalam kapal terjatuh dan tertimpa reruntuhan jembatan turap yang patah. Dalam keadaan pingsan, buruh tersebut dilarikan ke RSUD untuk mendapatkan perawatan. Kedua buruh itu mengalami luka di bagian wajahnya, dimana luka yang menganga itu harus dijahit. Salah seorang korban, Tengku Maulana mengatakan dia bersama teman buruh lainnya sedang mengangkut sepeda motor kedalam motor, dan seketika jatuh dia tidak ingat apa-apa lagi. "Waktu itu memang sedang mengangkut motor, setelah itu jatuh dan saya tak ingat apa-apa lagi, karena saya sudah berada di tempat tidur rumah sakit," kata Maulana, Kamis (20/8/2020). Robohnya jembatan panjang yang dibangun pada zaman Bengkalis itu, disinyalir karena tidak sesuai dengan peruntukannya. Karena turap itu dialihfungsikan penggunaannya menjadi tempat sandaran kapal dan aktivitas bongkar muat barang. Sementara itu sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan Kepulauan Meranti, Dr H Aready mengatakan sejak roboh yang ketiga kalinya pada Juli 2019 pihaknya sudah menutup akses dan operasional di pelabuhan tersebut namun seiring waktu, pelabuhan itu kembali digunakan lagi untuk bongkar muat barang. "Kita sudah melakukan rapat bersama KSOP, pihak kepolisian, operator kapal dan pihak terkait lainnya semua sepakat untuk menutup akses dan operasional di Turap Pelabuhan Camat itu. Kita sudah beberapa kali mengimbau dan melarang aktivitas di sana," kata Arready. Dikatakan, berdasarkan pengamatan pihaknya bahwa kontruksi turap tersebut sudah tidak layak dan tidak aman untuk dijadikan sebagai tempat bongkar muat, sehingga tempat bongkar muat barang dialihkan ke tempat lain. "Berdasarkan hasil evaluasi visual kita kontruksinya memang sudah tidak layak lagi dan dikhawatirkan roboh dan bisa menyebabkan korban jiwa. Waktu itu memang kita arahkan bongkar muat ke pelabuhan lain seperti Pelindo, Polairud, Posal dan pelabuhan Perikanan.Tetapi didalam prakteknya tidak bisa tertampung juga, sementara kebutuhan pokok kita kan sangat banyak, suplai logistik kita dari situ jadi mau tak mau kita pakai juga," ungkap Aready. Untuk alternatif lainnya, Pemkab Kepulauan Meranti melalui Dinas Perhubungan juga telah menggesa KSOP untuk menyegerakan pembangunan pelabuhan di Dorak. Sementara itu Camat Tebingtinggi, Rayan Pribadi SH mengatakan Pelabuhan Camat itu adalah pintu urat nadi perekonomian di Selatpanjang. Jika memang harus dipindahkan, maka harus diberikan solusi terbaik. "Pelabuhan itu memang menjadi salah satu titik tempat pembongkaran barang dan menjadi pintu urat nadi. Kita memang tidak ada opsi lain untuk bongkar muat barang. Namun jika dibangun baru harus segera dan mudah diakses pelaku usaha secara luas. Intinya larangan menggunakan pelabuhan itu harus dengan solusi oleh dinas terkait," kata Rayan, Kamis, (20/8/2020). Dikatakan untuk memindahkan aktivitas bongkar muat ke pelabuhan lain harus didiskusikan terlebih dahulu bersama asosiasi para buruh, mengingat hal ini sangat sensitif sehingga tidak menimbulkan gejolak. "Memindahkan harus didudukkan dulu kelompoknya, karena masing-masing pelabuhan sudah mempunyai buruhnya dan mereka dari asosiasi buruh yang berbeda. Ini penting sekali, agar kedepannya tidak ada polemik," pungkas Rayan. Penulis : Ali Imron Editor : Fauzia |
|||||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |