Home / Pemprov Riau | ||||||
Gubri Inginkan Produk UMKM Riau Gunakan Branding Pakai Bahasa Lokal Rabu, 19/08/2020 | 14:30 | ||||||
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mencicipi produk olahan UMKM. PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menginginkan produk olahan UMKM menggunakan branding (nama produk) bahasa lokal. Karena, ia menilai cara tersebut cukup menjual sehingga mampu mengangkat penjualan produk UMKM daerah. Hal tersebut disampaikan Gubri saat kampanye Diversifikasi Pangan Lokal, di Gedung Daerah, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Rabu (19/8/2020). Dalam acara tersebut juga menghadirkan para pakar Ahli Gizi, serta beberapa UMKM lokal. Gubri juga mendatangi langsung stand - stand pangan sambil mencicipi dan menanyakan langsung tentang produk - produknya. "Ini semua produk bisa kita kembangkan dan diolah menjadi bermacam olahan sehingga menjadi produk lokal khas Riau. Kita harus membuat nama produk sesuai daerah Riau yang khas dengan Melayu, contohnya 'Keripik Bedeghup' atau Keripik Krispi," sebutnya. Ia meyakini, dengan memberi nama yang unik bersifat lokal akan mengundang rasa penasaran coustomer sehingga tertarik untuk mencicipi. "Selain itu, Gubri juga menyampaikan di Riau masih sangat banyak produk olahan UMKM lokal yang menggunakan brand dari luar daerah. Hal semacam ini, dianggapnya perlu diberikan pemahaman kepada masyarakat," sebutnya. "Perlu diketahui, bahwa mem-branding sebuah produk itu tidak sembarangan. Branding atau pemerekan sebuah produk, saat ini, memang diakui sebagai salah satu instrumen dalam strategi pemasaran," tambahnya. Nah, yang dimaksud oleh Syamsuar itu, adalah place branding. Menurut June Cahyaningtyas dan Sri Issundari, dalam bukunya Place Branding dalam Hubungan Internasional, cara ini bukanlah hal baru, namun tidak pula sudah diterapkan sejak lama. Kalau branding hanya penamaan. Sementara place branding adalah salah satu strategi komunikasi yang digunakan dalam membentuk citra sebuah tempat atau lokasi, berdasarkan identitasnya yang khas, unik, dan berbeda. Konsep ini kali pertama dicetuskan oleh Simon Anholt pada tahun 1996, ketika dia diminta untuk membantu negara-negara di dunia, membentuk strategi, kebijakan, inovasi, dan investasi. Penulis : Rivo Wijaya Editor : Yusni Fatimah |
||||||
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |