Home / Hukrim | |||||||||
Saling Ejek Berujung Petaka, Siswa SMP Meninggal setelah Koma Seminggu, Ini Kronologinya... Minggu, 16/08/2020 | 09:01 | |||||||||
Korban tewas setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit (RS) Budi Kemuliaan Kota Batam, Jumat (14/8/2020). BATAM - Sempat mengalami koma dirawat di rumah sakit, SR (15) seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Batam akhirnya meninggal dunia. SR dilarikan ke rumah sakit setelah mendapat pukulan dari temannya sesama siswa SMP. SR mengalami cedera parah di bagian kepala, luka inilah yang menjadi penyebab korban menghembuskan napas terakhirnya. Korban tewas setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit (RS) Budi Kemuliaan Kota Batam, Jumat (14/8/2020). Sebelum dilarikan ke RS Budi Kemuliaan, SR diketahui sempat mengalami mual dan muntah-muntah akibat pukulan yang melayang di kepalanya. "Awalnya saling ejek. Korban sudah meminta maaf dan langsung ditinju di kepala belakang sebelah kiri. Teman-teman mereka yang melihat," ujar guru SR di SMP, Ali kepada tribunbatam.id, Sabtu (15/8/2020). "Kemarin sore meninggal di RSBK. Sempat koma," tambah Ali. Kemarin malam jenazah SR masih berada di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Kepri untuk dilakukan pengambilan swab test. Saat meninggal di RSBK, pihak kepolisian mengatakan agar terhadap jenazah dilakukan autopsi. Ali mengakui usai dipukul oleh rekannya, keluarga SR membuat laporan kepolisian ke Polsek Batuampar, Batam. "Pihak Polsek Batuampar datang ke RSBK kemarin. Karena katanya sudah masuk ranah hukum, maka diautopsi. Kami pikir langsung autopsi, rupanya dites swab dulu. Kalau begitu kami swab di RSBK saja," ujar Ali mengeluhkan lamanya hasil swab dikeluarkan. Keluhan Ali itu beralasan. Keluarga telah menunggu hasil swab terhadap jenazah SR selama 10 jam lebih. Kepada keluarga, pihak rumah sakit mengatakan jika hasil swab hanya membutuhkan waktu selama 10 jam. Oleh sebab itu, pihak keluarga berharap agar pihak BTKL-PP Batam segera mengeluarkan hasil pemeriksaan swab terhadap jenazah SR. "Kasihan jenazahnya," kata dia. Sementara itu, menurut salah satu petugas RSBK Batam, saat dilarikan ke ruang Intensive Care Unit (ICU) SR telah mendapat bantuan alat pernapasan (ventilator). "Pasien masuk sudah tak sadarkan diri dan pernapasannya dibantu ventilator," ujar petugas yang tak ingin disebutkannya namanya, Sabtu (15/8/2020). Menurut petugas, selama seminggu itu, kondisi SR memang tak sadarkan diri dan akhirnya meninggal dunia di ruang ICU. "Masuk sudah GCS (Glasgow Coma Scale) 3 spontan RR (-)," ungkapnya. GCS sendiri adalah skala yang dipakai untuk mengetahui tingkat kesadaran seseorang. Dengan angka 3, kondisi SR berada di tingkat kesadaran terendah. Sementara itu, pihak keluarga juga mengakui jika SR mendapat perawatan di RSBK Batam dalam keadaan koma. "Iya. Saat di rumah sakit sudah tak sadarkan diri," ujar ayah SR melalui gurunya di sekolah, Ali. Sementara itu, setelah dinyatakan bebas dari Covid-19, jenazah SR akan menjalani autopsi di RS Bhayangkara Polda Kepri. Setelah dimusyawarahkan bersama pihak keluarga, autopsi terhadap SR akan dilakukan Minggu (16/8/2020). Negatif Covid-19 Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan, hasil swab terhadap jenazah SR (15) telah diketahui. "Negatif Covid-19," ujar Didi, Sabtu (15/8/2020). Hasil itu didapat oleh Didi usai dirinya menghubungi Kepala BTKL-PP Batam, Ismail Damhuji. Untuk proses autopsi, kata Didi lagi, sepenuhnya menjadi kewenangan pihak Polda Kepri. "Tadi saya sudah koordinasi dengan pihak Polda juga mengenai hasil ini," kata Didi.(*) |
|||||||||
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |