Home / Ekonomi | |||||||||
Realisasi Pembiayaan Utang Pemerintah Semester I-2020 Capai Rp 421 Triliun Utang Jumat, 24/07/2020 | 12:09 | |||||||||
Ilustrasi JAKARTA - Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman mencatat realisasi pembiayaan utang hingga semester I-2020 sudah mencapai 34,5 persen atau Rp 421,5 triliun terhadap target. Pembiayaan utang tersebut bersumber dari penerbitan surat berharga negara (SBN) di pasar domestik melalui lelang dan non-lelang. "Pembiayaan utang, realisasi semester I sudah mencapai Rp 421,5 triliun, di mana SBN nettonya sudah mencapai Rp 430,4 triliun. Jadi SBN valas kita ada berapa? semester I sudah USD 9,9 miliar, atau Rp 145 triliun. Ada 3 penerbitan global bond, di Januari, April, dan global sukuk di Bulan Juni. Kita terbitkan SBN ritel 2 kali dan cash wakaf link sukuk," kata Luky di Jakarta, Jumat (24/7/2020). Adapun nilai dari ketiga global bond tersebut penerbitan SBN ritel sebesar Rp 14,4 triliun. Ini termasuk penerbitan sukuk wakaf. Pengertian pinjaman program USD 1,8 miliar, dan penarikan pinjaman proyek Rp 5,3 triliun. "Ini salah satu contoh yang kita lakukan dalam pengelolaan risiko. Misalnya ada outstanding utang, kitake ADB karena saat ini Euro dan Yen sedang murah. Kemudian kita konversikan, kita negosiasikan dengan lembaga mitra kita, ADB (Asian Development Bank), akhirnya kita bisa mengconvert sampai USD 8,3 miliar," imbuhnya. "Memang kita bayar dalam bentuk Euro, tapi suku bunganya itu sudah hampir 0 persen. Jadi sangat kecil. Nah itu salah satu contoh bagaimana kita mengelola portofolio risiko kita," jelasnya di merdeka.com. Luky menjelaskan, penerbitan pinjaman semester I ini berasal dari 5 mitra, yakni World Bank (WB), Asian Development Bank (ADB), Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW), Agence Francaise de Developpement (AFD), dan dari Japan International Cooperation Agency (JICA). "Di semester I, ditarik dari WB, ADB, KFW, AFD, dan dari JICA. Tapi WB seperti biasa, dan ADB ada beberapa paket. Jadi bukan berarti WB sudah habis, dan nggak ada lagi semester II. Bukan berarti semester 1 ADB, tidak akan nada lagi di semester II. Itu totalnya USD 1,8 billion dari 5 mitra kita," ujar Luky. Adapun besaran dari masing-masing mitra, yakni World Bank USD 300 juta, ADB 462 juta euro (ekv. USD 500 juta), KfW 500 juta euro, AFD 100 juta euro, dan JICA 31.800 juta yen. "Kita mengelola resiko. Biasanya kita mulai dalam USD, sekarang kita dalam Euro. Dan euro pun sekarang juga lagi bagus. Ini kita lagi diuntungkan. Tapi kita nggak berani semua. Karena tadi kita sampaikan, kita mengelola risiko disini," tukas Luky. (*) |
|||||||||
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |