Home / Bengkalis | ||||||
Gara-gara Covid, Heri Harus Berlebaran Tanpa Istri dan 4 Anaknya Senin, 08/06/2020 | 18:32 | ||||||
Ilustrasi BENGKALIS - Heri Candra (50) warga Bengkalis harus melewati cobaan yang berat di Lebaran Idul Fitri tahun ini. Dimana dirinya harus melewati Lebaran berpisah dengan anak dan istrinya sekaligus. Ayah sembilan anak ini terpaksa berlebaran di rumah dengan lima orang anaknya yang masih kecil. Sementara istri dan empat anak lainya yang usia lebih tua menjalani perawatan isolasi Covid 19 di gedung UPT Puskesmas Meskom Bengkalis. Empat anaknya baru pulang dari pesantren daerah terjangkit tiga di antaranya dari Magetan. Mereka pulang setelah pesantren memberikan pilihan kepada santrinya untuk memilih tetap di pesantren atau pulang ke rumah di masa pandemi. "Anak anak saya memilih pulang saat itu karena memang kami Lebaran tahun kemarin tidak berkumpul. Dengan kesempatan ini awalnya kami berharap bisa Lebaran bersama," ungkapnya membuka cerita. Empat anaknya ini yang paling tua berinisial MA, dimana MA sudah selesai pendidikan pesantren tinggal menjalani pengabdian selama setahun di kota Malang. Sementara tiga lagi, satu di antaranya orang laki laki berinisial MFH dan dua perempuan RUH dan UHH masih menjalani pendidikan di Pesantren Magetan. "Mereka pulang pertengahan April lalu, kami jemput di Pekanbaru tiga anak kami yang perempuan. Sementara anak laki laki kami pulang menggunakan travel dari Pekanbaru sehari setelah kami menjemput tiga kakaknya ini," terang Heri. Saat awal sampai Bengkalis Heri yang juga pegawai di salah satu instansi Pemerintahan Bengkalis ini mengikuti prosedur ODP yang berlaku. Dia sempat mengantarkan anaknya ke Puskesmas untuk diperiksa kesehatannya. "Tiga orang anak kami yang perempuan ini kami antarkan saat pertama kali sampai Bengkalis ke Puskesmas namun karena tidak ada gejala mereka diperbolehkan pulang. Sementara laki laki satu lagi yang belum dibawa ke Puskesmas, pihak Puskesmas sempat menyarankan jika tidak ada gejala tidak perlu untuk dibawa pemeriksaan," ungkapnya. Ketika klaster Magetan mulai mencuat di Provinsi Riau, tim gugus tugas sempat melakukan rapid tes terhadap santri dari Magetan. "Kami juga antarkan anak kami untuk di-rapid. Namun karena kondisi empat anak kami tanpa gejela sama sekali hanya satu anak kami yang di-rapid dan hasilnya negatif," ungkap Heri. Menjelang pertengahan Mei kemarin, kasus Magetan kembali melonjak di Riau. Tim gugus tugas penanganan Covid 19 Bengkalis saat itu meminta seluruh santri asal Magetan untuk dilakukan swab. "Anak kami ada empat yang berasal dari daerah terjangkit, namun saat itu hanya tiga yang dilakukan swab karena tiga orang ini berasal dari Magetan. Sementara kakak mereka yang paling tua dari Malang," ungkap Heri. Dua hari setelah swab terhadap tiga anaknya, Heri mendapatkan kabar hasilnya positif. Sehingga tiga anaknya harus menjalani isolasi meskipun kondisi mereka dalam keadaan baik. "Kami sekeluarga juga sempat dikarantina terpadu, menyusul hasil swab tiga anak kami ini. Karantina kami dilakukan di Balai Diklat BKPP Bengkalis, seluruhnya keluarga kami dilakukan swab tes," terangnya. Hasil swab tes yang dilakukan ternyata istri saya dan anak paling tua juga dinyatakan positif. Mereka harus diisolasi juga saat itu menjelang Lebaran Idul Fitri. "Kalau saya diposisi ini cukup kuatlah, tidak tahu kalau orang lain bisa atau tidak menghadapi cobaan seperti ini," ungkap Heri. kalau di pesantren kata Heri sudah biasa dikarantina. Makan pun mungkin lebih enak saat dirawat di sana, hanya saja setiap berkomunikasi dengan mereka ia sampaikan mungkin ini cobaan, sebagai penambah pahala dan penghapus dosa pasti ada hikmahnya. "inilah motivasi saya kepada mereka selama diisolasi," terangnya. Dengan apa yang dialaminya saat ini, Heri berpendapat masyarakat tidak perlu terlalu takut berlebihan dengan Covid 19 ini. Yang jelas harus menjalani protokol kesehatan yang telah disampaikan pemerintah. "Saya mengalaminya sendiri, kontak erat dengan keluarga saya yang positif saat belum di-swab. Yang penting imun kita yang diperkuat dengan sering berolahraga, kalau keluar rumah selalu gunakan masker," tambahnya. Pihaknya juga meminta masyarakat memberikan dukungan kepada keluarga yang anggota keluarganya terdapat positif Covid 19. Karena Heri merasakan sendiri, dirinya sedikit terlalu ditakutkan oleh masyarakat secara sosial. Penulis : Zulkarnaen Editor : Fauzia |
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |