Home / Otonomi | ||||||
Gubri Imbau Nanam Komoditi untuk Penuhi Kebutuhan Pangan, Produksi Beras Riau 2019 Malah Turun Senin, 27/04/2020 | 16:36 | ||||||
Gubernur Riau Syamsuar PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar akhir pekan lalu telah mengunjungi beberapa sentra tanaman pangan yang dianggap mampu untuk mengatasi masalah pangan daerah di tengah pandemi COVID-19 (Virus Corona) di Riau. Bahkan dalam situasi serba mepet, ada beberapa usulan yang dikeluarkan Gubri, di antaranya meminta Pemkab/Kota di Riau untuk memanfaatkan lahan kosong agar ditanami komoditi penopang ketahanan pangan, serta menyarankan warga untuk menanam padi, jagung dan ubi. Selain itu, Gubri juga mengusulkan supaya dapat memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam, termasuk mempersiapkan sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti dan Inhil sebagai bahan pangan cadangan. "Di tegah situasi COVID-19, juga menghadapi bulan suci Ramadan dan lebaran, saya khawatir kebutuhan pangan dan sayur akan langka. Sebab itu, perlu dilakukan antisipasi," kata Gubri, Senin (27/4/2020). Memang beberapa tempat yang didatangi Gubri Syamsuar sejak Sabtu dan Minggu akhir pekan lalu, adalah lahan-lahan sentra tanaman sayur dan buah-buahan. Namun ada yang lebih vital tapi seolah terlupakan, seperti beras, yang menjadi kebutuhan pokok pangan warga. Dan kekhawatiran Gubri soal ketersediaan pangan di tengah pandemi COVID-19 memang beralasan. Sebab produksi beras di Riau pada tahun 2019 lalu sudah mengalami penurunan yang signifikan. Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Misfaruddin mengatakan kemampuan Provinsi Riau secara swadaya untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya dari komoditas beras, tercatat mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat sepanjang tahun 2019, total jumlah produksi beras secara swadaya 131.820 ton. Dan jumlah itu mengalami penurunan sebanyak 20.270 ton atau 13,33% jika dibandingkan tahun 2018. Disebutkannya, metode penghitungan dilakukan BPS menggunakan sampel dengan memanfaatkan citra satelit dari Badan Informasi dan Geospasial (BIG) serta peta lahan baku sawah yang tercatat dalam data ATR/BPN, sehingga didapatlah angka estimasi luas panen padi dari sawah-sawah masyarakat. BPS mencatat, sambungnya, bahwa produksi beras itu merupakan hasil konversi produksi padi menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk. Dijelaskannya, produksi padi di Riau pada 2019 diperkirakan sebesar 230.870 ribu ton. Dan jumlah ini diketahui juga mengalami penurunan sebanyak 35.500 ton dibandingkan 2018. "Sementara untuk luas panen padi di Riau pada 2019 diperkirakan sebesar 63.140 hektare, dan juga mengalami penurunan sebanyak 8.310 hektar atau 11,63% dibandingkan tahun 2018," ujarnya. Dan Pemprov Riau selama satu tahun dipimpin oleh Gubri Syamsuar, baru ancang-ancang untuk melakukan rehabilitasi sawah terlantar, optimalisasi lahan rawa, perluasan areal tanam baru, perbaikan infrastruktur dan peningkatan produktivitas. "Namun itu semua belum optimal, dikarenakan keburu corona virus mewabah dengan sangat cepat," sebutnya. Capaian pada 2019, diklaim oleh Pemprov Riau bahwa rehab sawah terlantar sebanyak 73 hektar, perluasan areal tanam baru 2.508,8 hektare, perbaikan infrastruktur capaiannya 1.100 meter irigasi tersier, serta perbaikan dua unit pintu air dan dua unit bangunan bagi 546 hektare. Itu yang diklaim telah tercapai. "Dengan gambaran tersebut, belum terlihat ada prioritas untuk mengangkat angka produksi padi. Sementara kebutuhan besar lokal baru mampu menutupi 30% kebutuhan Riau secara menyeluruh," tuturnya. Penulis : Rivo Wijaya Editor : Fauzia |
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |