Home / Pemprov Riau | ||||||
Gubri Jelaskan 5 Permasalahan Pembangunan Riau Tahun 2021 Kamis, 23/04/2020 | 14:15 | ||||||
Gubernur Riau Syamsuar. PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar jelaskan 5 rumusan permasalahan pembangunan daerah Provinsi Riau tahun 2021. Dikatakan Gubernur Riau Syamsuar, Kamis (23/4/2020) bahwa untuk tahun 2021, ada lima rumusan permasalahan pembangunan di daerah Provinsi Riau. "Adapun lima permasalahan tersebut di antaranya Industri, Pertanian, Pariwisata, Infrastruktur dan terakhir Sumber Daya Manusia (SDM)," ucapnya. Dijelaskan Gubri, untuk Industri, belum berkembangnya Industri Hilir dan stagnansi pengembangan kawasan industri. Investasi PMA dan PMDN belum berfluktuasi dan indeks kepuasan masyarakatpun menurun sebesar 83,56 persen. "Dan berdasarkan informasi baru - baru ini dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Alhamdulillah Riau progres dari investasi PMA dan PMDN nya mencapai sebesar Rp 12 trilliun lebih, dan saat ini sesuai dengan target nasional BKPM kepada Riau telah dibebankan sebesar Rp 24 trilliun. Sebab itu di regional Sumatera Riau merupakan tingkat tertinggi," ungkap Gubri. Kemudian, untuk Pertanian, masih rendahnya produktivitas di sektor pertanian. Belum optimalnya pengembangan potensi pangan lokal. Rendahnya pengawasan terhadap mutu dan keamanan pangan segar. Dan belum optimalnya pengelolaan cadangan pangan daerah. "Untuk Pariwisata, pelestarian budaya Melayu belum optimal. Karya seni budaya yang direvitalisasi dan inventarisasi masih rendah. Belum terinternalisasinya nilai - nilai tradisi dan hasil dari karya budaya Melayu. Pengembangan ekonomi kreatif belum optimal," sambung Gubri. Seterusnya untuk Infrastruktur, kerusakan jalan dan transportasi belum berkembang, serta pelayanan pelabuhan belum optimal. Terbatasnya akses air bersih dan air minum, serta pengelolaan sampah dan air limbah belum baik. Lanjutnya, belum optimalnya penanganan kawasan kumuh dan ketersediaan infrastruktur dasar belum maksimal. Kebutuhan energo listrik meningkat, tetapi cakupan pelayanan energi belum optimal. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas jaringan irigasi. Terjadinya degradasi dan daforestrasi hutan dan lahan. "Dan untuk SDM, akses pelayanan pendidikan masih rendah dan rasio ketersediaan sekolah belum memenuhi standart, guru belum berkualifikasi S1/D-IV dan penyandang disabilitas masih banyak yang tidak bersekolah. Masih rendahnya aksebilitas layanan kesehatan, pravalensi balita gizi buruk masih tinggi serta meningkatnya kasus penyakit menular," urainya. Sambung Gubri, ketersediaan SDM belum memenuhi standar. Dan terdapat ketimpangan Indeks Pembangunan Gender (IPG), masih rendahnya keterlibatan perempuan dalam pembangunan, diskriminasi dalam pemberian upah/gaji antara laki - laki dan perempuan masih ada, serta masih tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Penulis : Rivo Wijaya Editor : Fauzia |
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |