Home / Bengkalis | |||||||||
Data Call Center Covid-19 Bengkalis Tidak Akurat, Tercatat Total PDP Masih Tetap 9 Orang Sabtu, 28/03/2020 | 13:32 | |||||||||
Ilustrasi BENGKALIS – Pemerintah Kabupaten Bengkalis membuka saluran komunikasi melalui Call Center 082284849464 bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi seputar Covid-19. Sayangya, informasi yang diberikan tidak akurat sehingga bisa menimbulkan kesalahfahaman. Media ini beberapa kali mendapatkan informasi, khususnya data-data terbaru seputar ODP maupun PDP yang selalu berseberangan dengan apa yang disampaikan juru bicara Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bengkalis, Alwizar. Padahal Call Center ini berada Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis. Informasi terbaru yang membuktikan kalau data dari Call Center ini tidak akurat adalah terkait jumlah pasien dalam pengawasan (PDP). Pada Jumat (27/3/2020), Call Center memberikan data jumlah PDP yang masih dirawat di RSUD Bengkalis sebanyak 6 orang dan RSUD Mandau kosong. Sementara yang sudah keluar sehat sebanyak 3 orang sehingga kalau ditotalkan ada 9 PDP. Saat ditanya, dua PDP lagi yang dirujuk ke RSUD Mandau, operator Call Center mengatakan yang dirujuk ke RSUD Mandau bukan PDP, tapi ODP dan mereka tidak dirawat. Begitu juga hingga Sabtu (28/3/2020) siang, jumlah PDP tetap 9 orang seperti informasi sehari sebelumnya. Padahal sebagaimana disampaikan oleh Kadis Kesehatan Kabupaten Bengkalis, dr Ersan Saputra, ada 2 PDP yang dirujuk ke RSUD Mandau. Sehingga total PDP berjumlah 11 orang dan ini sesuai dengan informasi yang disampaikan Gubri H Syamsuar beberapa waktu lalu. Penasaran dengan data tersebut, lalu wartawan mencoba mengkonfirmasi drg Sri Sadono Mulyanto selaku Direktur RSUD Mandau. Melalui pesat Whatsapp, pria yang akrab disapa Ibeng ini menjawab ada 2 PDP rujukan dari Bengkalis. “2 bang, yang dirujuk dari Bengkalis,” ujarnya singkat karena sedang rapat. Terkait hal itu, Direktur Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Bengkalis, Fadli Syarifuddin mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Bengkalis agar melakukan evaluasi terhadap keberadaan Call Center. “Niatnya bagus, tapi kalau informasi yang disampaikan tidak akurat justru akan menimbulkan kesimpangsiuran dan keresahan di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya. Padahal sambung Fadli, masyarakat butuh informasi yang cepat, tepat dan akurat terkait dengan virus Corona. “Kalau data dari Call Center tidak akurat, nanti media yang memberitakan perkembangan Covid-19 dengan data dari Call Center juga tidak akurat. Ini sangat mengkhuatirkan,” kata Fadli lagi. Hand Sanitizer Masih menurut Fadli, dari hasil pantauan di lapangan terhadap swalayan di Bengkalis seperti Indomaret dan Alfamart, masih ada yang tidak menyediakan hand sanitizer untuk konsumen yang berbelanja. Dirinya berharap kepada Tim Covid-19 untuk menindak tegas. “Kalau perlu Pemkab saja cabut izinnya, itupun kalau ada izin,” ujar Fadli seraya menambahkan seharusnya swalayan memiliki IUTM yaitu Izin Usaha Toko Modern. Penulis : Zulkarnaen Editor : Fauzia
|
|||||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |