Home / Meranti | ||||||
PPL Pertanian Tebingtinggi Barat Gotong Royong Garap Lahan Petani Miskin di Desa Insit Kamis, 12/03/2020 | 22:13 | ||||||
Foto bersama SELATPANJANG - Merasa iba dengan kondisi kehidupan sehari-hari yang dialami oleh Suparno Darmin (60) bersama istrinya Masinem (55) warga Desa Insit, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti, seluruh PPL Pertanian Tebingtinggi Barat turun tangan dan menggarap lahannya. Aksi sosial 'sehari bersama petani' oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Peternakan (DKPTPP) Kabupaten Kepulauan Meranti ini juga disambut baik oleh pihak desa dan kecamatan maupun kabupaten. Raut bahagia terpancar di wajah pasangan suami istri asal Dumai ini. Betapa tidak, selain membantu menggarap lahan dengan 2 unit Cultivator, sebanyak 13 orang PPL Tebingtinggi Barat dan satu dokter hewan itu juga langsung menanam berbagai macam tanaman di atas lahan seluas 20x20 meter itu seperti bibit Cabe, Kacang Panjang, Terong dan Labu serta berbagai macam bibit lainnya. Sebagaimana disampaikan koordinator lapangan PPL Tebingtinggi Barat, Jony Isnawan, Kamis (12/3/2020) siang, bahwa aksi sosial sehari bersama petani ini baru pertama kali dilaksanakan. "Ya baru pertamakali kita lakukan dan ini merupakan inisiatif atas kesepakatan bersama kawan-kawan, namun kedepan rencananya akan kita laksanakan setiap tiga bulan sekali dengan sasaran terhadap petani yang betul-betul membutuhkan, seperti pak Suparno ini. Kalau sebulan sekali juga agak berat, karena kami cuma tenaga honorer yang gajinya hanya Rp1,5 juta perbulan," ujarnya. Jony juga berharap dukungan dari Pemda Kepulauan Meranti agar petani yang betul-betul membutuhkan tersebut bisa terbantu, kemudian pihaknya juga berharap ada donatur tetap sehingga program ini bisa berjalan dengan maksimal. Hasil dari perkebunan itu nantinya diharapkan bisa membantu perekonomian keluarga kecil ini untuk bertahan hidup sehari-hari. Kedua pasangan ini juga diketahui hanya tinggal di gubuk yang kecil di atas lahan yang menumpang dari kepala desa setempat. Dalam kesempatan itu, Masinem mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu meringankan beban keluarganya. "Alhamdulillah dibantu, tentunya kami sangat berterimakasih. Saya sama bapak (suaminya, red) memang sudah tidak kuat lagi, namun tetap kami lakukan karena itulah mata pencaharian kami," ujar Masinem saat duduk di pintu 'istananya' yang beratapkan daun rumbia yang mulai bocor itu. Dibeberkan ibu dari empat anak ini, untuk kebutuhan sehari-hari hanya dengan mengandalkan jualan sayur. "Hasil jualan sayur kadang Rp25 ribu dan ada juga sampai Rp30 ribu. Kalau ikan jarang beli soalnya kalau turun ke laut (laut insit) orangnya baik-baik dan sering dikasih," bebernya. Selain pekerjaannya sebagai petani yang penghasilannya pas-pasan, pasutri ini juga melakoni pekerjaan sambilan yakni mencari belongan (siput) di pantai. "Kalau belum ada hasil taninya ya cari belongan bikin sate untuk makan, kadang anak juga bantu antarkan makanan buat kita," aku wanita yang telah menetap di Desa Insit sejak 2017 lalu itu. Penulis:Ali Imroen Editor: Yusni Fatimah |
||||||
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |