Home / Otonomi | |||||||||
Kemenkes Minta Manfaatkan Produk Alkes dalam Negeri agar Tak Bergantung Impor Rabu, 11/03/2020 | 13:53 | |||||||||
Foto bersama. PEKANBARU - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) mengenai penguatan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2020 guna mendukung upaya preventif dan promotif kesehatan untuk mewujudkan SDM unggul, Rabu (11/3/2020) siang di Hotel Pangeran, Pekanbaru. Dalam amanatnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dra Engko Sosialine menyampaikan capaian program kefarmasian dan alat kesehatan tahun 2019, sebagai hasil kerja keras bersama antara pusat dan daerah dalam mendukung pembangunan kesehatan di Indonesia. Di antaranya, sambung Dirjen, ketersedian obat dan vaksin eksensial pada tahun 2019 mencapai 96,34 persen di setiap Puskesmas. Hal ini merupakan resultan dari berbagai penguatan yang telah dilakukan. "Walaupun demikian, masih ada 8 provinsi yang masih belum mencapai target nasional. Sebab itu, diperlukan usaha dan kerjasama lebih baik lagi supaya meningkatkan ketersediaan obat pada Puskesmas secara merata," ucapnya. Selain itu, sebut Dirjen lagi, penyediaan obat dan vaksin eksensial di Puskesmas juga harus didukung oleh menajemen pengelolaan obat dan vaksin, sesuai dengan standart instalasi dan formasi di kabupaten/kota. "Untuk diketahui, selama tahun 2019, instalasi dan formasi kabupaten/kota yang telah melakukan menajemen pengelolaan obat sesuai standart baru mencapai 92 persen," sebutnya lagi. Disebutkannya, untuk penerapan obat tradisional pihaknya juga telah menggerakkan sampai pada tingkat Puskesmas. Hingga 2019 baru 47 persen Puskesmas yang menerapkannya. Dijelaskannya, meningkatnya investasi dalam bidang farmasi dan alat kesehatan juga diikuti oleh perkembangan industri farmasi, Alat Kesehatan (Alkes) dan industri bahan baku obat. Hingga tahun 2019 telah terjadi peningkatan jumlah industri farmasi mencapai 230 industri dan Alkes mencapai 276 industri. "Tetapi untuk tahun 2020 ini, bahan baku obat sudah ada beberapa yang dapat diproduksi sendiri dari dalam negeri. Dan untuk Alkes pun sudah ada beberapa yang diproduksi dari dalam negeri. Hal ini patut kita apresiasi dan secara khusus Kemenkes juga meminta untuk meningkatkan pemanfaatan industri Alkes dalam negeri," ujarnya. "Karena hal ini secara tidak langsung juga dapat meningkatkan kemandirian kita terhadap obat dan juga Alkes, dan tidak terus bergantung pada barang impor," pungkasnya. Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir berterimakasih atas kehadiran Kementerian Kesehatan di Bumi Lancang Kuning ini. "Semoga dengan kedatangan Bapak dan Ibu Kemenkes, dapat meingkatkan motivasi kami untuk terus berkarya dalam bidang kefarmasian dan obat - obatan di Provinsi Riau," pungkasnya. Penulis : Rivo Wijaya Editor : Fauzia |
|||||||||
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |