Home / Meranti | ||||||
Bupati Meranti Apresiasi Usulan Larangan Datang ke Selatpanjang saat Tradisi Cheng Beng Kamis, 05/03/2020 | 17:24 | ||||||
Bupati Meranti Irwan Nasir SELATPANJANG - Bupati Kepulauan Meranti, H Irwan mengapresiasi usulan Camat Tebingtinggi yang mengatakan warga yang berada di luar negeri untuk tidak datang ke Kota Selatpanjang melaksanakan tradisi Cheng Beng. Dimana hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Camat Tebingtinggi yang menaungi kota Selatpanjang terkait adanya penyebaran virus Corona. Seperti yang diketahui, tradisi ziarah kubur yang dikenal dengan istilah Cheng Beng di Kota Selatpanjang, Kepulauan Meranti menjadi momen bagi warga Tionghoa yang merantau keluar untuk pulang ke Kepulauan Meranti. Saat momen ini, warga Tionghoa dari berbagai tempat maupun negara datang dan meramaikan kota Selatpanjang. "Usulan tersebut cukup baik, namun tentu harus mendapatkan validasi dari pejabat yang berwenang, dalam hal ini saya kira pihak Imigrasi dan kesehatan pelabuhan yang lebih tepat untuk memberikan rekomendasi terhadap usulan pak camat tersebut," kata Bupati Irwan, Kamis (5/3/2020). Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepulauan Meranti dr Misri Hasanto mengatakan bahwa hal tersebut masih sebatas usulan dan merupakan hal yang wajar. "Semua usulan sebenarnya bisa kita tampung, namun yang memutuskan bukan kita, namun sebagai camat sebenarnya juga punya wewenang bila itu menjadi wilayah dia. Dan wilayah Tebingtinggi menjadi tempat yang paling banyak didatangi saat momen tersebut," ujar Misri saat ditemui di kantornya Kamis (5/3/2020). Walaupun demikian Misri mengatakan hal yang terpenting adalah validasi terhadap orang-orang yang masuk dari luar negeri. "Harus dianalisa terlebih dahulu dan perlu validasi data. Orang China mana yang harus kita stop jangan asal orang China kota stop bisa bahaya. Dari WHO itu orang China yang dilarang masuk adalah dari Wuhan karena penularannya dari sana," ungkapnya. Dirinya menilai bahwa usulan camat tersebut merupakan hal yang wajar mengingat virus Corona menjadi momok di tengah-tengah masyarakat. Namun perlu validasi data yang akurat agar kebijakan tersebut tidak salah langkah. Dirinya juga mengatakan bila merujuk secara umum pelarangan, merupakan kewenangan pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Luar Negeri. Selain itu untuk data orang yang masuk dari daerah terjangkit juga menjadi wewenang pihak Imigrasi. "Sehingga perlu juga berkoordinasi dengan pihak Imigrasi apakah ada kebijakan untuk membatasi orang asing dari tempat lain untuk masuk di Kepulauan Meranti," ungkapnya. Misri juga menambahkan saat ini seluruh stake holder Kepulauan Meranti telah menyiapkan segala sesuatunya untuk menangkal penyebaran virus Corona di wilayah Kepulauan Meranti. "Kita sudah berkoordinasi termasuk dengan KKP bahwa seluruh penumpang masuk yang di Kepulauan Meranti kita Screening dan data, apakah ada indikasi menjadi suspect virus Corona," ujarnya. Dirinya juga mengimbau agar seluruh masyarakat tidak resah berlebihan terkait hal tersebut. "Tidak perlu khawatir yang berlebihan, tapi tetap waspada dengan menjaga kebersihan diri, menjaga pola hidup sehat," ujar Misri. Sebelumnya Camat Tebingtinggi, Rayan Pribadi SH menilai bahwa dengan datangnya masyarakat dari berbagai negara khususnya dari China akan berpotensi membawa virus Corona yang menjadi momok di tengah masyarakat saat ini. Oleh karenanya Rayan mengusulkan kepada Tim Pencegahan dan Penanggulangan Virus Corona Pemkab Kepulauan Meranti untuk membuat kebijakan melarang kepada warga Kepulauan Meranti yang sedang berada di luar negeri pulang ke Kepulauan Meranti saat kegiatan Sembahyang Kubur yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Menurut Camat Rayan, bahwa saat ini Selatpanjang sebagai gerbang utama masuk dari dan luar negeri adalah daerah yang rawan atas sebaran virus mematikan itu. Untuk itu, dirinya berharap harus dibuat kebijakan yang tidak populer guna menyelamatkan warga Kepulauan Meranti khususnya Selatpanjang dari virus Corona tersebut. "Kita menghargai tradisi keagamaan rekan-rekan dari umat Tionghoa. Namun bukan sesuatu yang berlebihan kebijakan tersebut harus diambil. Seperti Kerajaan Arab Saudi yang melarang sementara waktu kunjungan ke Mekah dan Madinah. Kita bukan melarang ibadahnya, tapi melarang kunjungan dari luar negeri yang tersuspect virus corona ke Kepulauan Meranti," ungkap Rayan Pribadi. Penulis : Ali Imron Editor : Fauzia |
||||||
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |