Home / Meranti | ||||||
LSM Payung Serantau Gandeng Pihak Terkait Sosialisasi Pencegahan Karhutla Kamis, 27/02/2020 | 09:14 | ||||||
Peserta sosialiasi berpoto bersama usai kegiatan di Kantor Desa Sei Gayung Kiri. RANGSANG - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Payung Serantau yang konsen pada lingkungan dan sosial masyarakat menggagas kegiatan Sosialisasi Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kecamatan Rangsang tepatnya di Desa Sei Gayung Kiri dan Desa Tanjung Medang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Kegiatan Sosialiasi tersebut di helat di Balai Desa Sei Gayung Kiri dan Tanjung Medang pada Selasa, 26 Februari 2020. Dalam sosialisasi tersebut LSM Payung Serantau menggandeng BPBD, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perkebunan dan PT Sumatera Riang Lestari mewakili perusahaan yang ada di Pulau Rangsang sebagai nara sumber. Sedianya LSM Payung Serantau juga mengundang Polsek dan Danramil sebagai perwakilan penegak hukum, namun berhalangan hadir karena ada kegiatan lain yang tidak dapat ditinggalkan. Hadir sebagai peserta ketua RT, RW, tokoh masyarakat, warga petani kelapa dan perwakilan pelajar di masing-masing desa untuk mendengarkan materi dari nara sumber. Ajir Dahlan, ketua LSM Payung Serantau menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat akan bahaya dari Karhutla, serta pencegahan sejak dini terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Apalagi menurut prediksi BMKG, Provinsi Riau akan dilanda kemarau panjang sejak awal Maret hingga Oktober 2020. Kepala Desa Gayung Kiri, Ace M Saleh dalam sambutannya saat membuka acara di Desa Sei Gayung Kiri menjelaskan bahwa berkaca pada tahun 2019, desa sudah disibukkan dengan pemadaman sejak awal tahun. "Sejak Februari hingga April 2019 warga dibantu SRL, TNI/ Polri dan bapak-bapak BPBD sudah berjibaku memadamkan api. Alhamdulillah tahun ini belum ada kasus kebakaran di Desa Gayung Kiri," kata Ace. Hal ini tentunya tidak terlepas oleh motivasi dari PT SRL yang memberikan penghargaan 100 juta rupiah jika areal desa tidak terbakar sehingga warga dan perangkat desa yang menjadi garda terdepan dalam menjaga areal dari ancaman karhutla. Menurut Ace selain menguras tenaga waktu dan fikiran, pemadaman juga menguras biaya yang tidak sedikit. Warga dan perangkat desa telah sepakat, jika ketahuan ada lahan warga yang terbakar apalagi dengan sengaja, maka seluruh operasional pemadaman harus ditanggung pemilik lahan, belum lagi ancamam pidana dari kepolisian. Selain itu desa yang harusnya mendapat reward Rp100 juta dari SRL jika dapat menjaga lahan desa tidak terbakar, kini hanya mendapat 50 juta saja karena adanya kelalaian pihak yang tak bertanggung jawab. Untuk itu ia menghimbau kepada seluruh masyarakat desa agar bisa saling menjaga dan mengingatkan agar tidak terjadi lagi kebakaran hutan dan lahan. Lain hal dengan Suripto, Kepala Desa Tanjung Medang. Mengingat ancaman Karhutla yang tiap tahun melanda, ia menggagas program 1001 embung dan 101 baliho himbauan. Namun tetap saja Karhutla terjadi di Tanjung Medang. Suripto mengisahkan, dibantu oleh PT SRL, ia bersama warga telah bahu membahu membuat ratusan embung air dan baliho imbauan di titik-titik rawan kebakaran Desa Tanjung Medang. Sialnya masih ada saja areal yang terbakar dan setelah ditelusuri kebun milik warga dari desa tetangga 2019 lalu. Akhirnya reward dari SRL yang sedianya dapat R 100 juta, hanya bisa terealisasi Rp50 juta karena adanya arealnya yang terbakar tersebut. Namun jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya angka kebakaran sangat jauh berkurang Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kab Meranti melalui Sekretaris yang diwakilkan Kasi Kesiap-siagaan Mukhtarom menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti berada pada kategori rawan kebakaran. Apalagi wilayah Kepulauan Meranti termasuk wilayah gambut, sehingga jika terjadi kebakaran akan sangat sulit dipadamkan. Untuk itu, Ia mengajak agar potensi kebakaran dapat diminimalisir sedini mungkin salah satunya dengan cara sosialisasi seperti yang dilakukan saat ini. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakkan Lingkungan Hidup yang diwakili oleh Pj. Kepala Seksi Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup dan Pj Kepala Seksi Pencemaran, Cameron Bernart menerangkan betapa bahayanya jika terjadi kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, ekosistem, mengganggu kesehatan dan bahkan kerugian ekonomi. Jika sudah terbakar hutan dan lahan juga membutuhkan waktu yang lama untuk dipulihkan. Sementara itu Armizar, Kabid Perkebunan Dinas Perkebunan Kab Meranti menjelaskan bahwa tidak saatnya lagi bagi warga untuk membuka lahan dengan cara membakar. Dari segi waktu dan ekonomi mungkin dinilai paling murah dan cepat. Cukup menyediakan bensin secukupnya satu orang saja bisa membersihkan areal 1 hektar. Namun membuka lahan dengan membakar malah akan merusak mikro organisme yang berfungsi untuk menyuburkan tanah, memadatkan tanah dan yang pasti akan menyebabkan asap yang mengganggu kesehatan. Ia pun menawarkan solusi kepada petani untuk membuat cuka kayu. "Dari pada semak atau belukar yang ada di kebun dibakar, lebih baik dimanfaatkan menjadi pupuk yang disebut dengan cuka kayu, jelas Armizar. Selain bisa bermanfaat untuk menjadi pupuk, cuka kayu juga dapat dimanfaatkan untuk fungisida, bahkan yang grade A bisa dimanfaatkan menjadi obat kulit. Pastinya nilai ekonomisnya semakin tinggi. "Untuk bimbingan atau teknis lebih lengkap, kami siap menerima bapak-bapak dan adik-adik pelajar yang datang ke kantor untuk belajar membuatnya," katanya lagi. Sementara itu diakhir sosialisasi Ajir Dahlan mengapresiasi PT SRL yang telah membuat program Free Fire Village di Sei Gayung Kiri dan Tanjung Medang. Ia menilai bahwa rangkaian program SRL yang melibatkan warga dan LSM sebagai mitra efektif dalam menekan jumlah kebakaran di dua desa tersebut. "Setelah ini dalam waktu dekat kami dari LSM Payung Serantau juga akan melanjutkan rangkaian sosialisasi bahaya Karhutla ini melalui program sosialiasi ke sekolah dan pemutaran film di desa," pungkas Ajir Dahlan. (rilis/ali) |
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |