Home / Otonomi | |||||||||
Direktorat Polair Polda Riau Rangkul Petani Budidaya Maggot untuk Pakan Ternak Kamis, 06/02/2020 | 17:38 | |||||||||
Budidaya maggot untuk pakan ternak. PEKANBARU - Tidak hanya mampu mengungkap kasus di perairan perbatasan wilayah Provinsi Riau, Direktorat Polisi Air Polda Riau juga mampu memberikan ilmu pada petani ternak hewan tanpa merogoh kocek terlalu dalam. Ilmu itu, dengan cara membudidayakan black soldier fly (BSF) atau lalat tentara hitam, yang hasilnya nanti dapat melahirkan larva dari BSF atau Maggot. Budidaya ini, yang akan dijadikan sebagai pakan ikan, ayam dan bebek, karena biayanya murah. "Dalam tiga hari akan menetes, bagi yang jeli matanya akan terlihat larva berukuran sangat kecil. Ini harus dipindahkan ke wadah lain berisi serbuk kemudian ditutup pakai kulit buah nangka atau lainnya sebagai makanan larva," kata Direktur Polair Polda Riau, Kombes Pol Badaruddin, Kamis (6/2/2020) sore. Menurut Badaruddin, bagi kelompok tani atau nelayan bisa datang ke kantor polisi dimaksud di bawah Jembatan Siak III, Jalan Yos Sudarso. Karena katanya, budidaya ini merupakan binaan Direktorat Polisi Air Polda Riau. Tampak sejumlah perwakilan kelompok datang dan mendengarkan penjelasannya. Dalam praktiknya, dia menerangkan bagaimana membuat wadah berisi dedak, irisan kelapa kering dan campuran bahan lainnya untuk telur BSF menetas hingga dewasa. Bahannya sangat terjangkau karena bermodalkan barang bekas dan sampah organik. "Dalam kandang, disusun kayu-kayu kecil bercelah untuk lalat bertelur. Telur ini lalu diambil dan dimasukkan ke toples berisi serbuk serta buahan busuk yang sudah digiling untuk penetesan," sebutnya. Sementara itu, kata Badaruddin, larva atau Maggot BSF tadi sudah bisa dijadikan pakanan ikan, ayam ataupun bebek. Kandungan protein hingga 60 persen pada maggot membuat ikan dan ternak tumbuh sehat. "Nah, maggot yang berusia 45 hari dimasukkan ke kandang supaya bisa jadi lalat. Untuk lalat sendiri umurnya tidak panjang, jantan usai kawin mati, betina usai bertelur mati. Telurnya diambil begitu seterusnya," terang Badaruddin. Selain itu, tujuan utama dari budidaya Maggot BSF ini dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan ramah lingkungan. Dia mengajak beberapa nelayan di pinggiran Sungai Siak sebagai percontohan bagi kelompok lainnya. Dia menjelaskan, BSF tak sulit mendapatkannya dari alam. Begitu dapat, lalat tinggal diletakkan dalam kandang ditutup jaring dan dikasih air di dasar kandang agar semut tidak masuk. Untuk kesehatan, Badaruddin menyatakan masyarakat tidak perlu takut karena Maggot BSF sudah terbukti. Beda halnya dengan pakan yang dijual di pasaran yang tidak diketahui ada campuran kimianya. "Misalnya begini, kalau satu ekor ayam memakai pakan dari toko seharga Rp 45, maka dengan Maggot BSF ini berkisar Rp 20 ribu saja," kata Badaruddin. Penulis : Helmi Editor : Fauzia |
|||||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |