Home / Hukrim | ||||||
Konflik Sengketa Lahan Dua Korporasi Besar di Pelalawan, Lumpuhkan Mata Pencaharian Petani Jumat, 31/01/2020 | 09:48 | ||||||
Sengketa lahan yang lumpuhkan mata pencaharian petani. PEKANBARU - Dalam waktu dekat, sejumlah masyarakat di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan, akan kehilangan mata pencariannya sebagai petani sawit. Lahan yang dimiliki join (bermitra) dengan PT Peputra Supra Jaya (PSJ), terpaksa dipulihkan dan diganti tanaman akasia. Konflik saat ini terjadi, terkait sengketa lahan antara PT PSJ dengan PT Nusa Wana Raya (NWR) yang berimbas terhadap ekonomi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya dari perkebunan sawit. "Hampir 700 petani akan kehilangan mata pencaharian. Sebab, masing-masing kepala keluarga yang memiliki kebun sawit 2 hektare berpola plasma akan ditebangi dan diganti dengan akasia," ujar Kuasa Hukum para petani, Asep Ruhiat SH MH kepada sejumlah wartawan, di Pekanbaru kemarin. Menurut Asep, para petani itu masih harus menunggu belas kasih dari pemerintah setempat, setelah eksekusi lahan perkebunan mereka terus berlanjut hingga mengancam masa depan anak cucu mereka. "Sudah saatnya negara hadir untuk kepentingan dan demi masa depan rakyat. Mereka menunggu kehadiran negara dalam konflik lahan di Desa Gondai," sebut Asep. Asep mengaku sangat menghormati keputan Mahkamah Agung RI No 1087 K/Pid.Sus.LH/2018 tertanggal 17 Desember 2018 terhadap PT. Peputra Supra Jaya, untuk dieksekusi oleh Negara bersama PT NWR. Selain itu, pemerintah juga pertimbangkan pasal 33 UUD 1945 sebagai berikut ayat (1), Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Ayat (2), cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. "Dalam ayat (3) menyebutkan bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Di sini ditegaskan demi kemakmuran rakyat, bukan kemakmuran perusahaan raksasa," tegasnya. Asep yakin Presiden Joko Wododo (Jokowi) akan mendengarkan jeritan petani perkebunan kelapa sawit di Desa Gondai Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan itu. Ada ribuan anak manusia, kata Asep, yang terancam kelaparan dan anak-anak berpotensi putus sekolah. "Bapak Presiden Jokowi sangat mendukung industri perkebunan sawit sebagai sektor paling produktif untuk meningkatkan perekonomian negara dan masyarakat. Terlebih beliau adalah pemimpin yang lahir dari masyarakat sehingga diyakini kebijakannya akan berpihak ke rakyat," ucap Asep. Asep menjelaskan, bahwa Koperasi Gondai Bersatu bersama masyarakat Batin Palabi mengharapkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk segera menghentikan eksekusi lahan seluas lebih 3.000 hektare di Gondai. "Jika terus dilanjutkan (eksekusi), maka yang ada hanyalah mudarat, petani akan mengalami derita panjang karena mata pencarian mereka hilang," tungkas Asep. Penulis : Helmi Editor : Fauzia |
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |