Home / Otonomi | |||||||||
Walau Februari Diprediksi Musim Kemarau, Warga Harap Riau Bebas Asap Senin, 06/01/2020 | 06:22 | |||||||||
Ilustrasi PEKANBARU - Memasuki awal tahun 2020, dua kabupaten di Riau mulai ditemukan kasus Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Sementara itu masyarakat berharap Riau Bebas Karhutla dan tak ada lagi kabut asap pada 2020 ini. Dua kabupaten yang sempat muncul titik api di lokasi lahan terbakar tersebut adalah Kabupaten Siak, tepatnya di Kecamatan Dayun dan di Kabupaten Bengkalis tepatnya di Jalan Kepala, Desa Pendekik, Kecamatan Bengkalis. Munculnya Kathutla di awal tahun ini membuat masyarakat Riau kembali khawatir. Sebab masyarakat tidak ingin musibah Karhutla yang menyebabkan kabut asap di Riau kembali terjadi seperti tahun lalu. "Jangan sampailah kabut asap lagi, mampus kita. Kasian anak-anak, tidak mungkin setiap tahun kita mengungsi terus," kata Lisdawati salah seorang warga Pekanbaru. Ia mengaku tahun lalu sempat mengungsi ke Sumbar karena khawatir anaknya terserang penyakit akibat kabut asap yang saat itu sedang melanda Riau. "Harapan kami, pemerintah daerah harus bekerjasama lah dengan semua kalangan supaya bisa melakukan pencegahan dari sekarang. Jangan nanti pas sudah terbakar baru sibuk semua," ujar Lisda berharap tahun ini tidak lagi ada kabut asap di Riau. Menanggapi munculnya Karhutla diawal tahun yang membuat resah masyarakat, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bekerjasama dengan Polri, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api (MPA), berkomitmen tahun 2020 Riau Tanpa Asap. Komitmen ini dituangkan Gubernur Riau, Syamsuar melalui surat imbauan Nomor 01/PENG/2020 tentang Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau 2020. Gubri Syamsuar mengimbau seluruh masyarakat yang tinggal di Provinsi Riau, agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. "Kita minta masyarakat aktif melaporkan kepada perangkat desa setempat, BPBD kabupaten/kota, dan aparat keamanan terdekat, apabila menemukan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," kata Syamsuar akhir pekan lalu. Selain itu, Gubri Syamsuar mengingatkan, agar perusahaan di Riau yang bergerak di sektor perkebunan dan kehutanan untuk dapat menjaga kawasannya masing-masing dan sekitarnya dari karhutla. "Perusahaan jangan diam saja kalau ada karhutla disekitar konsesinya. Kerahkan segala upaya dalam membantu pemerintah melakukan penanggulangan karhutla," ujar Syamsuar, dikutip tribun. Diperkirakan Februari atau Maret 2020 Riau sudah masuk musim kemarau. Dengan adanya prediksi cuaca tersebut, Pemerintah Provinsi Riau mengeluarkan kebijakan strategis dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan 2020. Di antaranya adalah melakukan pemetaan kembali daerah rawan bencana. Kemudian melakukan inventarisasi kembali terhadap izin perusahaan perkebunan dan pengusahaan hutan yang beroperasi di wilayah provinsi Riau. (*) |
|||||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |