Home / Hukrim | ||||||
Jadi Korban Pengeroyokan saat Musda BEM se-Riau, Mahasiswa UMRI Lapor Polisi Jumat, 27/12/2019 | 14:42 | ||||||
Ilustrasi PEKANBARU - Korban pengeroyokan mahasiswa yang merupakan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) melapor kepada pihak penegak hukum. Pengeroyokan dialami utusan mahasiswa dari BEM UMRI saat Musda BEM se-Riau (BEM Sri)VII di Universitas Lancang Kuning (UNILAK). Korban mengalami memar dan luka. Presiden Mahasiswa UMRI, Novrio, dalam rilisnya kepada halloriau.com, Jumat (26/12/2019) menuturkan pihaknya telah melaporkan pengeroyokan tersebut ke Polresta Pekanbaru. Pelaku diduga adalah oknum mahasiswa UNILAK. "Mahasiswa lainnya yang menjadi korban pemukulan dan pengejaran oleh sejumlah mahasiswa yang diduga mahasiswa UNILAK melakukan peraduan ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) Polresta Pekanbaru pada Kamis 26 Desember 2019, sekira pukul 17.45 WIB," ungkapnya Bertepatan dengan itu juga korban dari pemukulan Abrar hadir sebagai korban dan melakukan pelaporan terkait kejadian saat itu. Menurut korban, Abrar, ia tiba - tiba didatangi orang yang diduga adalah mahasiswa UNILAK, lalu diseret dan dibawa ke gerombolan lainnya lalu dipukuli beramai-ramai. "Saya dipukuli oleh beberapa orang yang tiba - tiba mendatangi saya. Saya diseret dengan lengan dikepit di leher saya, kemudian dipukul secara beramai - ramai oleh orang yang saya liat mereka menggunakan PDH BEM UNILAK berwarna kuning," sebutnya. Novrio, Presma UMRI mengecam keras tindakan represif dari panitia Musda BEM Sri yang tepatnya BEM UNILAK pada saat itu menjadi panitia. "Saya tidak terima dengan hal ini, ini sesuatu yang memalukan. Forum mahasiswa tercoreng dengan tindakan premanisme dan lebih parahnya itu dilakukan oleh tuan rumah tempat Forum dilaksanakan," tegasnya Novrio juga menyayangkan kenapa tindakan kekerasan dan premanisme seperti itu terjadi di lingkungan kaum terdidik. Ia juga menerangkan dan bertanya apakah cuma karena keputusan anggota forum yang Walk out (WO) dari BEM Sri, harus menghadapi penganiayaan oleh panitia. "Soalnya saya tak habis pikir, kalau memang kami, pada saat itu BEM UMRI dan beberapa BEM kampus lainnya yang Walk Out (WO) dan keluar dari Forum BEM Sri yang sedang berlangsung, kenapa kami harus dikejar secara membabi buta dan beberapa membawa kayu," tuturnya. Menurut laporan yang didapat dari pihak UMRI, terdapat beberapa korban yang akhirnya tersudut dan dianiaya oleh sejumlah orang (diduga mahasiswa), yakni Abrar dari bagian kementrian BEM UMRI, Candra sebagai Menko BEM UMRI. Mereka dipukuli dan dianiaya. Yang menjadi korban dan pelapor dalam kejadian tersebut mengatakan kecurigaannya tentang provokator saat insiden tersebut. "Saya menganggap ini adalah sebuah kesalahan, dan keburukan yang dibuat oleh mereka. Saya yakin bukan hanya pelaku pemukulan, ada pelaku provokator yang membuat mereka melakukan tindakan kekerasan tersebut," terangnya. Perlu diketahui, ada sekitar 10 perwakilan kampus yang WO dari Musda BEM se-Riau tersebut. Setelahnya para mahasiswa UMRI bersama beberapa kampus lainnya WO, mereka lantas menjadi target kekerasan dan dikejar. Hingga ada yang berlari ke Jalan Sekolah, rumbai. "Kami bersama kawan - kawan yang lain akan menindaklanjuti hal ini. Dan kami menganggap Musda BEM se-Riau tidak selesai alias gagal, karena telah dicemari dengan kekerasan dan penganiayaan yang tidak mencerminkan sejatinya mahasiswa," tutup Novrio. (rilis) |
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |