Home / Hallo Indonesia | ||||||
Menangis Histeris di Pusara, Ibunda Akbar: Anak Saya Begitu Dia Disiksa Jumat, 11/10/2019 | 13:25 | ||||||
Ilustrasi demo pelajar. JAKARTA - Ibunda dari Akbar Alamsyah, Rosminah tak henti menangis dan histeris hingga terjatuh di pusara ketika meratapi kepergian anaknya untuk selamanya. Diketahui, Akbar meninggal setelah sebelumnya sempat dirawat di RSPAD Gatot Subroto selama beberapa hari. Akbar, 19 tahun, merupakan pelajar yang meninggal dunia usai aksi pelajar di DPR, beberapa waktu lalu. Tangisnya semakin pecah ketika Ia mencoba meninggalkan makam Akbar Alamsyah usai menjalani prosesi pemakaman di TPU belakang Seskoal, wilayah Cipulir, Jakarta, Jumat (11/10). Sembari menangis, Rosminah tersungkur lemas dan tidak berdaya di antara makam-makam yang ada. Beberapa sanak saudara di sekitarnya pun secara refleks membopong Rosminah yang terjatuh. Sambil menangis dengan histeris, Rosminah mengatakan jika anak bungsunya itu disiksa. "Anak saya dibegitukan, dia disiksa," kata dia dengan artikulasi yang kurang jelas. Namun kerabat yang berada di dekat berusaha menguatkan Rosminah. "Sudah, yang kuat. Jangan ditangisi lagi," kata salah satu kerabatnya sembari membopong Rosminah keluar TPU. Sebelumnya, Akbar Alamsyah, korban dalam demo pelajar di sekitar Gedung DPR/MPR dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (10/10) sore. "Anak saya meninggal, Mas," kata Rosminah kepada CNNIndonesia.com pada Kamis (10/10). CNNIndonesia.com sempat berkunjung ke ruangan rawat inap Akbar di kamar 208 RSPAD Gatot Soebroto. Kala itu pun Fitri, kakak kandung Akbar menangis melihat kondisi adiknya. Akbar Alamsyah sempat hilang usai kerusuhan di Gedung MPR/DPR RI pada 25 September 2019 meninggal dunia di RSPAD, Jakarta. Keluarga menemukan Akbar sudah dalam keadaan kritis beberapa waktu setelahnya. Ia pun akhirnya dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto untuk perawatan intensif karena koma. Kepolisian mengklaim Akbar terluka akibat terjatuh saat melompati pagar untuk menghindari kerusuhan. Namun, Kabid Advokasi YLBHI, Muhammad Isnur, sebelumnya mencurigai ada yang disembunyikan kepolisian lantaran proses investigasi tampak tertutup. Isnur menduga Akbar mendapat kekerasan yang brutal hingga tidak sadarkan diri. (*) |
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |