Home / Rokan Hilir | ||||||
Agar Tak Punah Lomba Bejike Meriahkan HUT ke-20 Rohil Rabu, 25/09/2019 | 15:13 | ||||||
Wakil Bupati Rohil Drs H Jamiludin BAGANSIAPIAPI - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-20 Rokan Hilir yang jatuh pada 4 Oktober 2019 mendatang berbagai kegiatan dilaksanakan. Salah satunya lomba budaya lokal bejike (Berzikir) atau pujian bagi Nabi Muhammad SAW. Diketahui lomba bejike tersebut baru pertama kali dilaksanakan dan dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Rohil Drs H Jamiludin, Selasa (24/9/2019) malam kemarin. Acara bejike dilaksanakan di depan gedung daerah Batu Hampar yang diikuti belasan peserta dari masing-masing kelompok. Tampak hadir dalam kegiatan itu, Kajari Rohil Gaos Wicaksoso SH MH, Dandim 0321/Rohil yang diwakili Kasdem, Mayor Inf Sumarno dan sejumlah pimpinan OPD dan tokoh masyarakat Rohil. "Bejikee adalah budaya lokal yang biasa dilakukan di daerah perkampungan seperti Kecamatan Kubu dan Bagansiapiapi. Bejikee merupakan kebiasaan orang tua dulu ketika saat melakukan upacara pernikahan dan sunat rasul anaknya. Upacara tradisional ini sepantasnya dilestarikan agar jangan sampai punah. Oleh sebab itu adat dan budaya bejikee ini dilombakan supaya diketahui oleh generasi muda," kata Koordinator Bejikee, H Dahrin SSos. "Bejikee ini dilombakan untuk memotivasi generasi penerus agar bejikee tidak hilang dimakan zaman di negeri seribu kubah," tuturnya lagi. Dia menegaskan, bejikee ini melantunkan dan menyanjung rasul dan dilakukan oleh setiap peserta. Ada tiga kelompok yang ikut lomba kali ini. Dimana setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Dalam lomba ini para peserta harus melantunkan kategori wajib dan pilihan yang ditetapkan oleh panitia. "Suara, irama dan lantunannya akan dinilai oleh para juri," ujar Dahrin. Sementara itu, Wakil Bupati Drs HJamiludin menyambut baik digelarnya lomba bejikee ini, karena bejikee merupakan adat budaya yang perlu dilestarikan agar jangan punah. Disebutnya, bejikee ini mengingatkan dirinya ketika masih kecil yang selalu menghadiri acara bejikee ini pada acara perkawinan dan sunat rasul. "Bejikee ini adalah satu adat istiadat. Ketika saya masih kecil, masih sekolah SD saya mengikutinya sampe subuh untuk mengambil dulang dulang. Kadang kita mendapatkan sapu tangan dan handuk," katanya. Adat budaya bejikee ini sangat perlu dikembangkan. Memang diakuinya, zaman kepemimpinan Annas Maamun pernah digalakkan kegiatan bejikee, bekoba dan besanji. Namun sebut Jamiludin, kegiatan ini masih digemari oleh para orang berusia telah lanjut saja. Oleh sebab itu dirinya ingin kegiatan adat budaya yang telah ada sejak tempo dulu harus digalakkan agar jangan sampai tergerus oleh zaman. Sehingga anak muda harus mengetahuinya. Bahkan dimotivasi untuk melestarikan supaya tidak punah. "Jangan hanya orang yang telah berusia tua saja yang mengetahui bejikee ini. Namun Generasi muda harus juga mengetahuinya bahkan melaksanakan bejikee ini. Oleh sebab itu bejikee ini dilombakan agar di tahun mendatang pesertanya lebih meningkat lagi. Bahkan pesertanya para anak-anak muda," pungkas Wabup. Penulis : Afrizal Editor : Fauzia |
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |