Home / Otonomi | ||||||
Warga Riau Marah Wiranto Sebut Asap Tak Parah, Diajak Tinggal Lebih Lama Jumat, 20/09/2019 | 08:27 | ||||||
MENTERI Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukkam), Wiranto. PEKANBARU - Warga Riau geram kepada Menkopolhukam Wiranto karena mengatakan kualitas udara di lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) "tidak separah yang diberitakan". Wiranto juga bilang: "jarak pandang masih bisa, pesawat mendarat masih bisa, masyarakat juga belum banyak yang pakai masker. Kami juga tidak pakai masker. Saat siang, sangat jelas awan-awan terlihat." Dia mengatakan itu semua Rabu (18/9/2019) lalu setelah mengunjungi Riau, salah satu lokasi terdampak. Warga menilai pernyataannya ini menunjukkan ketidakpekaan sebagai pejabat negara dan wajar membuat warga Riau yang dirundung masalah asap marah. Lira, warga Pekanbaru, Kamis (19/9/2019), mengatakan pernyataan Wiranto tak peka dan tak valid. Kunjungan Wiranto selama dua hari di Riau dan sebatas datang ke Kota Pekanbaru serta hanya kunjungi lokasi lahan bekas terbakar. Ia menantang mantan Panglima ABRI itu jajal asap di Riau lebih lama lagi. "Menteri masak ngomong begitu. Sakit hati kami yang jadi korban di sini. Coba ke Riau lebih lama pak. Hirup udara ini lama-lama. Jangan datang cuma di ruangan ber-AC terus sebut Riau tidak parah. Luka kami," kata Lira kesal. Hal serupa juga disampaikan Vita, ibu rumah tangga ini bahkan makin khawatir karena miliki dua orang anak yang masih balita. "Asap Riau dibilang tak parah. Wiranto harus lama di sini. Sini tinggal dekat batas kota lebih lama. Di Pekanbaru boleh, di Kampar juga boleh. Ini anak saya 2 sudah demam karena asap, mata berair, anak kecil. Banyak anak-anak Riau lainnya yang alami sakit karena asap," ketus ibu muda ini. Ilyas, warga lainnya juga senada menyuarakan kekecewaan atas pernyataan Wiranto. "Ngomong itu seharusnya pakai data Pak. Uda liat kan data BMKG. Airvisual. Data ISPA di Diskes. Kesal kami dianggap biasa saja di tengah asap begini," kata karyawa swasta ini. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Barat Anton P. Widjaya mengatakan pada dasarnya asap dari karhutla itu fluktuatif. Angin kencang, misalnya, bisa sesaat menghilangkan atau meminimalisir asap. Karena itulah penting bagi seorang pejabat seperti Wiranto untuk tinggal lebih lama, semata demi memahami apa yang sebenarnya terjadi di wilayah tersebut sebelum menilai. "Kita tidak bisa menilai satu kondisi kebencanaan dari satu kali datang yang hanya beberapa jam, enggak sampai sehari," katanya. Koordinator Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) Made Ali mengatakan ucapan Wiranto tidak sejalan dengan pernyataan Jokowi yang bilang kalau kebakaran di Riau merupakan "kesengajaan terorganisir." Demikian dikutip tirtoid. Jokowi bahkan salat minta hujan, yang, menurut Made, "tanda kondisi sudah parah dan pemerintah bingung mau ngapain lagi." Ketimbang membuat pernyataan kontroversial, Made menyarankan Wiranto istirahat saja. Sebab Wiranto ia anggap "enggak cocok jadi menteri."(*) |
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |