Home / Otonomi | ||||||
BKKBN-PWI Riau Kolaborasi Turunkan Angka Stunting Selasa, 31/01/2023 | 21:37 | ||||||
Ketua PWi Riau, Zulmansyah Sekedang bersama Kepala BKKBN Perwakilan Riau, Mardalena Wati Yulia.(foto: istimewa) PEKANBARU - Untuk mempercepat penurunan angka stunting, BKKBN Riau menggandeng PWI Riau untuk berkolaborasi menyebarkan informasi terkait upaya pencegahan stunting di Bumi Melayu. Komitmen kolaborasi itu disepakati saat pertemuan BKKBN dan PWI di Rumah Makan Pagi Sore Pekanbaru, Selasa (31/1/2023). Dalam pertemuan itu, hadir langsung Ketua PWI Riau, H Zulmansyah Sekedang didampingi Sekretaris PWI Riau Anthony Harry, Bendahara PWI Riau Oberlin Marbun, Wakil Bendahara Herlina dan Wakil Ketua PWI Bidang Kerjasama Fithriady Syam, Ketua PWI Kota Pekanbaru N Doni Dwi Putra. Sementara itu, dari BKKBN dihadiri Kepala BKKBN Perwakilan Riau, Mardalena Wati Yulia didampingi Dra Sri Wahyuni MSi, Said Masri SH MSi dan Supriyadi SPDI MSi. Ketua PWI Riau, Zulmansyah Sekedang mengatakan, PWI Riau sangat mengapresiasi pertemuan dengan BKKBN Riau, yang dikemas dalam kolaborasi menuntaskan angka stunting di Riau. Dimana, target penurunan angka stunting saat ini di Riau dari angka 17 persen menjadi 14 persen. "Ini program yang baik dan PWI riau pasti siap mendukung. Kita siap membantu melalui kolaborasi. Harapan kita bisa bersama-sama menurunkan angka stunting ini di riau," ujarnya. "Dukungan atau sokongan yang paling penting dari PWI riau adalah pemberitaan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya stunting di riau," sambungnya. Sementara itu Kepala BKKBN Riau, Mardalena Wati Yulia menyampaikan, untuk menurunkan angka stunting di Riau, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri. Karena itu, BKKBN mengajak kerjasama berbagai pihak, termasuk bekerjasama dan berkolaborasi dengan PWI Riau. "Alhamdulillah kita didukung PWI riau. Khususnya dalam rangka meningkatkan akses informasi kepada masyarakat. Khususnya terkait apa itu stunting dan apa penyebab dan dampaknya. Diharapkan dengan kolaborasi ini, percepatan penurunan stunting menuju 14 persen bisa diwujudkan di riau," ujarnya. Dijelaskan Mardalena, salah satu yang dibahas dalam pertemuan ini merupakan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil). Menurut, upaya percepatan penurunan stunting tentu harus pencegahan dari hulu. Dimana, dilakukan pemeriksaan pada calon pengantin minimal 3 bulan atau 90 hari sebelum menikah. BKKBN tambahnya, bekerjasama dengan Kemenag atau KUA di kecamatan. Dengan screening ini, bisa dideteksi si calon siap menikah dan hamil. Hal yang diperiksa lewat aplikasi ini adalah tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan Hb. "Kalau nanti setelah pemeriksaan yang keluar kartu merah, mereka tidak dilarang menikah," jelas Maradalena. "Tapi mereka akan didampingi tim pendamping keluarga agar ke depan pasangan itu siap menikah dan siap hamil. Sementara, jika kartu biru, artinya sudah tidak ada masalah," pungkasnya.(rilis) |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |