Home / Meranti | ||||||
Ada Voucher Booking Prostitusi Online, Ini Tanggapan Manager Hotel Red 9 Senin, 03/02/2020 | 16:39 | ||||||
Foto voucher booking online yang mengatasnamakan Hotel Red 9 Selatpanjang yang dibantah pihak hotel. SELATPANJANG - Sejumlah penginapan di Kota Selatpanjang, Kepulauan Meranti disinyalir kerap dijadikan oknum Pekerja Seks Komersial (PSK) dan lelaki hidung belang sebagai tempat prostitusi berbasis online. Dari hasil penelusuran, para wanita penjaja cinta ini banyak menggunakan aplikasi yang ada di smartphone, salah satunya adalah MiChat. Akun-akun yang menawarkan jasa untuk para lelaki hidung belang ini rerata wanita berusia 19 hingga 35 tahun. Sementara untuk jasa di atas ranjang, short time juga di kisaran Rp500 Ribu, sedangkan long time bisa mencapai Rp 1 Juta. Open order terpasang di bio akunnya. Mereka standby di beberapa hotel. Siap sedia menerima orderan dari orang-orang yang “menemukannya” di MiChat. Cukup dengan mengetik pesan, pria hidung belang sudah dapat BO wanita yang menjajakan dirinya di aplikasi online. Wartawan media ini mencoba menelusuri prostitusi BO dengan cara menyamar sebagai konsumen yang transaksi melalui Michat. Sebelum melakukan pertemanan dengan pelaku BO, terlebih dahulu penulis mengecek pengguna di sekitar tempat penulis berada. Penulis berusaha mencari sesama pengguna Michat, yang menuliskan status BO (pekerja seks komersial) yang berada di lokasi yang sama, sembari melihat aktivitas pembaharuan status para pengguna aplikasi yang berkapasitas 15 MB ini. Tak lama online, penulis menemukan status BO di akun seorang perempuan. Tanpa basa-basi lagi, penulis langsung mengirimkan pertemanan ke perempuan yang diduga melakukan pejajakan prostitusi online tersebut. Namanya Santi, tak sampai dua menit penulis sudah bisa langsung terhubung dengan si pemilik akun tersebut. Namun sebelum melakukan chating dengan Santi, penulis memantau data profilnya yang bertuliskan nama samaran. Santi pun mencantumkan status “stay di Selatpanjang”. Saat penulis mengirim pesan singkat berbentuk pertanyaan (Booking Order), Santi pun langsung menyebut jumlah bayaran sesuai durasi untuk menikmati tubuhnya, berkisar hampir Rp 800 ribu untuk full service dengan lama waktu selama 3 jam. Untuk memastikan Santi adalah akun yang asli, penulis meminta mengirimkan foto asli serta lokasi tempat mangkalnya. Respon cepat, Santi mengirim foto fullbody lengkap dengan hotel tempatnya menunggu orderan. Dia menyebutkan jika setiap harinya dia mangkal di Hotel Red 9 Selatpanjang yang berada di Jalan Siak Sri Indrapura, Kota Selatpanjang. Jika dianggap serius, Santi meminta untuk mentransfer uang sejumlah Rp175 ribu sebagai DP dan sisanya dibayarkan setelah berkencan di hotel. "Bagaimana jadi nggak, kalau serius saya tunggu di lobi hotel," kata Santi. Tidak hanya itu, bahkan wanita penjaja cinta ini pun mengirimkan foto voucher booking online dengan mencantumkan nama hotel lengkap dengan tarif dan nomor rekening untuk transfer jika ingin menggunakan voucher. Dengan adanya voucher yang mencantumkan nama hotel kuat dugaan adanya kerjasama yang dilakukan dengan pihak hotel. Sementara itu Manager Hotel Red 9, Christina yang ditemui membantah isu yang menyebut ada dugaan praktik prostitusi di hotelnya. Dia menegaskan isu tersebut tidak benar. "Kami tidak mengetahui hal itu dan informasi ini baru pertamakali kami dengar. Yang jelas kami menolak hal yang seperti itu di sini. Ini hotel konsepnya keluarga, di sini juga tidak ada KTV, SPA dan hiburan lainnya, dulu memang pernah ada ramai-ramai di kamar tapi kami usir," kata Christina, Senin (3/2/2020). "Kalau pun memang benar, seharusnya vouchernya menggunakan nomor rekening hotel, sedangkan ini rekening pribadi," kata Christina lagi. Menurut Christina, pihaknya merasa dirugikan atas isu yang tersebar bahwa ada prostitusi di Hotel Red 9. Menurut dia, manajemen tidak diperkenankan berbuat asusila. Apalagi tamu yang tidak jelas kepentingannya di hotel. "Karyawan di sini muslim semua dan mereka semua rajin salat. Termasuk wanita malam, kami tidak mengizinkan untuk berbuat macam- macam, kami hanya ingin cari uang yang halal, kecuali wanita itu bawaan dari tamu yang datang. Dengan adanya isu ini kami merasa dirugikan dan akan melaporkan balik oknum wanita itu atas dugaan pencemaran nama baik," ujar Christina. Penulis : Ali Imron Editor : Fauzia |
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |