Home / Otonomi | ||||||
Opini Konsep Sukses Memimpin dengan Hati Minggu, 19/01/2020 | 14:41 | ||||||
H Mardiamal,S.Pd. Mengawali tulisan opini di halloriau.com ini, Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bp.Dr.Machasin,M.Si yang telah banyak memberi inspirasi, baik melalui tulisan beliau yang sering saya cermati di kolom opini Riau Pos, maupun sebagai dosen Leadership Program S2 MM Universitas Riau. Banyak orang yang menginginkan jadi pemimpin, tapi yang jadi masalah tidak semua orang siap jadi pemimpin dan tidak semua orang bisa sukses memimpin dengan baik serta menjadi inspirasi bagi semua orang. Untuk menjadi pemimpin yang sukses harus diawali dengan kegigihan dalam memimpin dirinya sendiri, mengendalikan hati, pandangan, pendengaran, tutur kata, keinginan, hawa nafsu, amarah dan syahwatnya. Karena bagaimana mungkin seseorang dapat memimpin orang lain dengan baik jika memimpin diri sendiri saja tidak mampu ? Bagaimana seseorang menyuruh bawahannya untuk disiplin dengan waktu, kalau pemimpin itu sendiri tidak disiplin ? Banyak kita lihat di masyarakat, kejatuhan seorang pemimpin justru dari prilakunya sendiri yang tidak terkendali, baik melakukan pelanggaran hukum ataupun rusaknya moral dan etika pemimpin tersebut. Setelah seorang pemimpin sukses memimpin diri sendiri dengan mengendalikan hawa nafsu, maka memimpin keluarga merupakan prioritas pula agar menjadi teladan bagi masyarakat yang dipimpinnya. Saat ini kita memang sangat membutuhkan pemimpin yang dapat memberikan keteladanan di tengah-tengah masyarakat, sebab dengan keteladanan akan dapat memberikan kekuatan yang dahsyat untuk mengubah perilaku seseorang, tentunya masyarakat yang mereka pimpin. Selain faktor keteladanan, kunci suksesnya menjadi seorang pemimpin tidak kalah pentingnya adalah seorang pemimpin diharapkan mampu bekerja sama, mampu memotivasi, mengarahkan dan berkomunikasi, berkoordinasi, bersinergi dengan bawahannya dengan baik pula. Selain itu, seorang pemimpin harus bersifat fleksibel, dalam arti mampu beradaptasi dengan bawahan dan lingkungan kerja serta masyarakat yang dia pimpin. Dalam kehidupan sehari-hari setiap perayaan HUT RI hampir di setiap daerah kita melihat panitia HUT RI setempat mengadakan perlombaan panjat pinang, dari atraksi panjat pinang ini sebenarnya banyak hal yang dapat kita ambil hikmahnya. Bagaimana sekelompok orang atau pemuda yang berusaha untuk meraih puncak dan mendapatkan hadiah dengan saling bekerja sama satu sama lain. Mereka tidak akan bisa sampai ke puncak dengan hanya sendiri tanpa bantuan teman-temannya, begitu pula pemimpin, tidak akan bisa hebat sendiri tanpa ada kerja sama sebuah tim yang solid, take and give, saling membutuhkan dalam hal kebaikan, demi kemajuan sebuah organisasi atau kelompok masyarakat. Panjat pinang menggambarkan fenomena kehidupan manusia yang turun naik, tidak stabil dan seimbang, ada kalanya seseorang berada dalam puncak karir sebagai pemimpin birokrasi, organisasi atau pemimpin masyarakat, namun ada kalanya berada pada titik terendah dalam hidup ini, seperti digambarkan pemanjat batang pinang, mereka rela diinjak oleh temannya sendiri, agar temannya sampai ke puncak untuk mendapatkan hadiah. Begitulah seyogianya seorang pemimpin, saling merendahkan diri dan menganggap orang lain lebih penting dari dirinya sendiri. Kunci keteladanan dan kerendahan hati inilah membuat seorang pemimpin itu sukses ketika berada di puncak dan ikhlas ketika berada di bawah, bukan malah menjelek-jelekkan pemimpinnya sendiri, apalagi menggunjing dan memfitnah mereka. Dari beberapa uraian penulis sampaikan, Untuk dapat memimpin ditengah masyarakat dengan sukses, seorang memimpin dengan hati harus memiliki tiga kecerdasan utama yaitu : 1. Kecerdasan Intelektual atau Intelegent Quotient (IQ). 2. Kecerdasan Emosional atau Emotional Quotien (EQ) 3. Kecerdasan Spritual atau Spiritual Quotien (SQ). Kecerdasan Intelektual atau Intelegent Quotient (IQ) IQ adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang. Hal ini berkaitan dengan keterampilan berbicara (Public Speaking), kesadaran akan ruang, kesadaran akan sesuatu yang tampak, dan kemampuan berhitung dan lain-lain. Kecerdasan IQ bisa diperoleh dari bangku pendidikan baik formal maupun non formal, termasuk pelatihan (workshop). Estes dan Sternberg dalam Paul eggen mengemukakan, Intelegences as the capacity to aquaire knowledge, the ability to think and reason in the abstract, and the capability for solving problem. Dengan kata lain Intelegen (IQ) adalah adalah kejituan seseorang untuk menyelesaikan tugas yang sukar dan komplek dengan cepat dan tepat dan menyelesaikan masalah secara optimal, menunjukkan fikiran jernih. 2. Kecerdasan Emosional atau Emotional Quotient (EQ) Kecerdasan Emosional (EQ) menurut Ary Ginanjar Agustian dalam bukunya ESQ power yaitu kemampuan untuk mendengarkan bisikan emosi dan menjadikannya sebagai informasi penting untuk memahami, mengenali dan mengelola perasaan dan emosi diri sendiri maupun orang lain untuk mencapai sebuah tujuan. Kecerdasan Emosional sangat berhubungan dengan pikiran bawah sadar. Termasuk pula di dalamnya keberanian mengakui kelemahan dan kesalahan diri sendiri, kemampuan membuat komitmen, berani bertanggung jawab atau peka terhadap masalah di lingkungannya, untuk segera mengambil langkah pemecahannya. EQ adalah kemampuan mengambil keputusan berdasarkan keseimbangan aspek emosional dan rasional, membuat keputusan yang manusiawi, namun tetap tegas dan sesuai aturan. Banyak fakta kita jumpai di lapangan, bahwa seseorang yang mempunyai IQ yang tinggi belum tentu mempunyai EQ yang baik pula, kita jumpai banyak Sarjana yang mempunyai nilai baik secara Akademik dan lulus dengan prediket terbaik tapi kurang mempunyai EQ yang baik pula. Hal demikian karena secara personal orang tersebut hanya bisa mengelola dirinya sendiri tapi kurang bisa berinteraksi secara baik dengan orang lain (Hablum minannas), jadi inti dari EQ ini, bagaimana kita membangun rasa empati terhadap perasaan orang lain dan dapat melakukan suatu networking dalam masyarakat dengan baik tampa membedakan suku, bangsa dan agama. Pada seorang pemimpin, EQ menjadi dominan lantaran ia bekerja berada dalam satu kelompok, yang dituntut menunjukkan kerjasama team yang solid serta hasil kerja yang efektif, Hanya pemimpin yang terampil dan mampu mengendalikan emosinya secara positif akan bisa menjadi pemimpin yang “sukses memimpin dengan hati”. Kecerdasan Spritual atau Spiritual Quotient (SQ) Menurut Zohar dan Marshall, Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan Kecerdasan Intelektual dan emosional secara efektif. Kecerdasan intelektual adalah kemampuan jiwa manusia untuk menjalankan fungsi logika dengan baik, atau secara rasional, sedangkan kecerdasan emosional adalah kemampuan jiwa manusia untuk menjalankan fungsi perasaan dengan baik, sehingga dapat mengendalikan perasaan dalam setiap situasi dan kondisi. Kecerdasan Spritual akan hadir ketika seseorang mampu mengintegrasikan Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional dengan baik. Dengan kata lain, Kecerdasan Spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara effektif, bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi dalam hidup kita dan merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Ketiga kecerdasan (IQ, EQ dan SQ) merupakan suatu sistem yang bekerja dalam satu kesatuan dan saling terkait didalam diri kita, dan tidak mungkin untuk dipisahkan fungsinya. Ketiganya harus berjalan secara seimbang agar dapat menjadi pemimpin yang sesungguhnya yaitu pemimpin dengan hati yang suci, ikhlas dan tentunya dicintai oleh rakyat ataupun bawahannya. Dalam menjalani kehidupan, kita membutuhkan IQ untuk mempertimbangkan setiap rencana keputusan yang hendak kita ambil dengan menemukan fakta yang akurat dan objektif, serta memprediksi risiko dan konsekuensi yang akan ditimbulkan. Lalu EQ dibutuhkan karena dalam menjalani kehidupan tersebut kita tidak hanya mengandalkan kemampuan logika yang kita miliki, akan tetapi dibutuhkan suatu interaksi sosial, memahami perasaan orang lain menjadi faktor penting dalam menimbang dan memutuskan,Selanjutnya SQ dibutuhkan untuk manajemen jiwa kita agar kita mampu memberikan makna positif pada setiap permasalahan yang datang. Sehingga kita mampu mengarahkan diri kita untuk melakukan hal-hal yang positif,bermanfaat bagi pribadi,keluarga dan masyarakat sesuai tuntunan Agama kita. Kunci memimpin orang lain adalah selain mempunyai tiga kecerdasan di atas, tentunya ikhlas dan kita harus memposisikan diri kita sebagai teladan sebelum menyuruh orang lain, serta menjadi pelayan bagi masyarakat. Posisi kita lebih banyak berbuat, berkorban waktu,tenaga,materi dan pikiran dengan ikhlas, maka inilah”konsep kepemimpinan dengan hati” yang sebenarnya, bukan minta diladeni atau diposisikan sebagai seorang raja atau penguasa. Jadi, intinya kepemimpinan dengan hati tidak hanya ditopang dengan kecerdasan Intelektual ( IQ ) semata,tetapi harus ditopang dengan kecerdasan Emosional (EQ ) dan kecerdasan Spiritual (SQ) dan tentunya pemimpin yang ikhlas dan mampu memimpin dirinya sendiri dan keluarga serta memimpin sebuah organisasi atau masyarakat luas . Mengakhiri tulisan ini kepada pembaca yang budiman, mari kita intropeksi diri kita, apakah kita sepenuhnya mampu memimpin diri kita sendiri dan orang lain. Kepada tuan dan puan yang akan bertarung dalam perhelatan Pilkada Tingkat Kabupaten / Kota walaupun masih lama lagi dalam tahun ini, mari kita membaca situasi dan kondisi dengan berbuat baik dan berbuat di tengah-tengah masyarakat dengan ikhlas. Kalau memang Allah SWT mengizinkan kita untuk menjadi pemimpin di negeri kita, insya Allah kita akan dipilih oleh masyarakat, saya yakin dan percaya memang agak sulit bagi kita untuk menjadi pemimpin yang sepenuhnya berhati suci, apalagi kalau kita bandingkan dengan kepemimpinan Sahabat-sahabat Nabi junjungan kita Nabi Muhammad SAW, namun demikian, kalau kita mulai dengan niat hati yang tulus dan ikhlas untuk memperbaiki negeri ini, insya Allah Tuhan pasti akan meridoi perjuangan kita. Penulis: H Mardiamal,S.Pd, ASN Pemko Pekanbaru dan Kandidat MM UNRI |
||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |